Ram di Rum (Ramadan di Rumah)
Ram di Rum (Ramadan di Rumah)
Bulan suci Ramadan adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para umat muslim. Bahkan seluruh umat muslim pun selalu berdoa agar umurnya akan sampai ke Ramadan berikutnya. Sama seperti Ramadan-Ramadan lainnya, Ramadan kali ini pun tak kalah patut untuk ditunggu. Karena pada bulan ini, ampunan dan rahmat akan diberikan sebesar-besarnya bagi siapapun yang memaksimalkan doa-doanya pada bulan ini.
Sebenarnya, ingin rasanya memeriahkan Ramadan dengan suara kentungan di dini hari, kejar-kejaran dengan teman di sore hari, serta berkumpul di masjid pada malam hari untuk shalat tarawih diselilingi dengan sedikit permainan dengan teman setelahnya. Namun, tetap saja, itu hanyalah keinginan yang tidak bisa untuk direalisasikan saat ini.
Ramadan 2 tahun lalu menurutku adalah Ramadan terakhir yang bisa meriah seperti itu, karena 2019 awal tidak ada kasus Covid-19 di Indonesia. Sedangkan Ramadan tahun kemarin sudah dirumah saja. Ingin rasanya berteriak kepada dunia bahwa aku ingin Ramadanku yang hilang untuk Kembali.
Baiklah, kalau begitu kita sudahi dulu kisah sedihnya, sekarang mari dengarkan aku membagi pengalaman Ramadanku. Jadi, sekarang mulai dari mana ya? Ehm, ya! Mari aku mulai dari cerita “Umar bin Khattab” saja. Bukan! Aku tidak mau bercerita tentang riwayat hidup beliau, aku hanya ingin menceritakan pengalamanku menonton film “Umar bin Khattab” setiap sahur.
Aku dan keluargaku bangun sahur sekitar jam 3 atau kadang jam setengah 4. Ibuku dan aku menyiapkan sahur. Sementara itu, adik, kakak, dan ayahku menyiapkan perlengkapan untuk sahur. Setelah makanan siap, maka kami akan langsung menyantapnya dengan perlahan tapi pasti. Pasti habis tentunya.
Agenda makan telah terlaksana maka saatnya untuk menonton televisi. Sebenarnya televisi itu sudah dihidupkan dari saat sebelum kami mulai makan, namun kami tidak fokus ke sana karena kami hanya fokus pada makanan. Kami mulai mencari-cari siaran yang sekiranya bagus untuk ditonton. Maka kami memilih menonton film “Umar bin Khattab”. Aku yakin kalian tahu film ini, karena menurutku film ini akan tayang setiap Ramadan. Kalian pasti akan bisa menontonnya saat Ramadan kecuali kalian bangun sahur jam 7 pagi, alias kesiangan!
Seharusnya menonton film yang sama selama beberapa tahun akan membuat kita bosan. Tapi menurutku film “Umar bin Khattab” adalah salah satu pengecualian dari pernyataan di atas. Ah iya! Aku beritahu kalian ya, aku cukup kagum dengan keberanian Umar bin Khattab, aku ingin memiliki keberaniannya jika aku bisa.
Bahas-bahas tentang siaran, aku jadi mengingat salah satu iklan minuman sirup penyegar. Kalian tau kan sirup yang berawalan m berakhiran n? Yap! Marjan. Aku tidak tahu apakah di cerita ini boleh promosi atau tidak, tapi percayalah, aku bukan pegawai perusahaan itu, jadi aku pun tak ada tujuan untuk promosi, lebih tepatnya berbagi saja.
Aku benar-benar menyukai bagaimana cara mereka mempromosikan sirup dengan iklan yang berupa film pendek. Apakah kalian tau? Iklan marjan akan berganti tema dan judul setiap 1 Ramadan sekali, dan itu membuatku tambah tak sabar menunggu Ramadan selanjutnya. Meskipun melihat minuman penyegar di siang bolong saat puasa itu menyebalkan, tapi iklan itu bukan melulu soal minum, tapi film pendek yang menyenangkan. Walaupun durasinya tak sampai 5 menit, tapi itu sudah cukup untuk membuat iklan yang keren untuk ditonton saat Ramadan.
Baiklah aku sudahi bahas iklan ya. Sekarang aku harus bercerita tentang apa? Hm, ku pikir hanya sampai sini saja. Buat kamu yang membaca ini, aku ucapkan, “Selamat bulan Ramadan! Semoga Ramadan kita kali ini diberi rahmat dan ridho Allah Swt. Jangan lupa banyak-banyak ibadah dan mengaji, sampai jumpa di Ramadan berikutnya sobat!”.
…
Penulis bernama Farhanah Nurul Lathifah, ya, maksudnya aku. Sedang duduk di bangku kelas 2 SMP tepatnya kelas 2 di SMPN Sekuting Terpadu. Oh ya! mari terhubung dengan mengirimiku beberapa pesan.
Email : [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus kak, sukses terus ya kak
Hi! Terima Kasih...
sama sama