Dilan Milea Mundur Dulu, Rinduku Lebih Berat
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat level 4 kini diperpanjang hingga tanggal 9 Agustus. Entah selepas itu akan diperpanjang kembali atau tidak.
PPKM diperpanjang artinya kesempatan untuk pembelajaran tatap muka kembali diundur. Pandemi Covid - 19 semakin menggila. Banyak orang terpapar virus. Terutama virus baru, varian virus Delta yang membahayakan.
Terlalu berisiko untuk mengadakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah juga belum memperbolehkan masyarakat terlalu banyak berkerumun.
Harapan untuk segera melakukan pembelajaran luar jaringan, bertemu teman disekolah dalam waktu dekat sepertinya pupus. Hanya pembelajaran daring yang terlaksana. Tak terasa sudah 2 tahun berlalu. Yang awalnya di liburkan beberapa minggu, malah jadi beberapa tahun.
Banyak hal yang menjadi kendala ketika belajar daring. Kendala jaringan, tidak adanya gadget, penjelasan materi yang kurang mudah dipahami, juga rasa malas. Berbeda dengan pembelajaran tatap muka pemahaman materi di sekolah akan lebih lengkap. Materi lebih jelas karena langsung dari gurunya.
Kecenderungan siswa menunda tugasnya, terutama bila ada pemberitahuan dari guru mapel bahwa tugas dikumpulkan pada saat tatap muka. "Ah, nanti saja. Toh, dikumpulkannya masih lama." banyak yang berpikiran seperti itu. Tugas yang tak kunjung dikerjakan, jika PTM tak terlaksana kapan akan dikerjakan?.
Berbanding terbalik dengan dulu sebelum pandemi. Siswa terbilang lebih rajin. Materi yang diberikan bapak/ibu guru juga lebih mudah dipahami secara langsung ketimbang dari power poin atau video pembelajaran di YouTube.
Siswa pastinya merasa bosan, kejenuhan akan kegiatan yang monoton. Pembelajaran dilakukan dengan melihat layar gawai secara terus menerus. Siswa merindukan belajar di sekolah bersama teman temannya. Tak hanya siswa yang merasakan kebosanan, gurupun juga bosan. Beliau mengajar tanpa ada siswa dihadapannya.
Jelas semua merindukan masa sebelum pandemi. Merindukan kegiatan secara langsung. Tak sedikit siswa yang menganggap Pembelajaran Jarak Jauh kurang efektif, sulit untuk bertanya langsung kepada guru, berbeda ketika bertatap muka.
Saat ini tatap muka dilakukan secara online melalui zoom atau meet. Tapi rasa yang ditimbulkan berbeda dengan bertatap muka secara langsung. Melalui zoom atau meet pun, hanya beberapa siswa yang mengikuti. Yang tidak memiliki berbagai alasan. Entah karena tidak memiliki gawai atau pulsa yang tidak mencukupi, bangun kesiangan dan berbagai alasan lain.
Kapan pandemi berlalu? Keinginan yang paling dinanti untuk belajar di sekolah. Merasakan kerinduan suasana kegiatan tatap muka. Bertemu kembali dengan bapak dan ibu guru serta teman semua. Berkumpul, bercanda dan bermain di waktu istirahat menjadi keinginan saat ini.
Kakak kelas tak mengenal raut muka maupun nama adik kelasnya, begitu juga sebaliknya. Kegiatan organisasi juga dibatasi, padahal niatnya ingin lebih aktif dalam kegiatan sekolah.
Kami rindu bertemu, berkumpul bersama seperti dulu. Ayo jaga kesehatan dan kebersihan mulai dari diri sendiri. Setidaknya 3M tetap diterapkan. Semoga, pandemi cepat berlalu ya.
Biodata Penulis :
Farah Nafisa Ester Septiandari anak pertama dari ibu Novi dan ayah Rustiyanto. Putri tertua dari dua bersaudara lahir di Semarang tanggal 10 September 2007. Saat ini bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas IX.
Memiliki hobi bermain biola dan sekarang mulai terjun di dunia tulis menulis. Penulis pemula dengan karya buku antologi pertama adalah Aku Cinta Lingkunganku, buku antologi kedua Rumahku, Istanaku
Penulis dapat dihubungi melalui laman media sosial instagram dengan nama @jeyrral atau email [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar