Cinta Lingkungan di Era Pandemi

Setiap tahunnya, Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) diperingati pada tanggal 5 Juni. Hari Lingkungan Hidup Sedunia dicanangkan PBB demi menggugah kesadaran banyak orang untuk menjaga lingkungan dan menciptakan ekosistem hijau yang lestari.

Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia berawal ketika PBB menggelar konferensi pertama tentang lingkungan hidup yang kemudian menghasilkan Deklarasi Stockholm pada tanggal 5 Juni 1972. Semenjak saat itu, setiap tanggal 5 Juni seluruh komponen masyarakat dunia bergandengan tangan dengan instansi pemerintah dan komponen bisnis kecil maupun raksasa, akan bersama-sama menunjukkan partisipasinya dalam mengurai isu-isu lingkungan hidup.

Cinta lingkungan adalah sikap dan tindakan untuk mencegah kerusakan pada alam sekitarnya serta berupaya memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Rasa cinta akan lingkungan sangat penting bagi kehidupan. Jika menanamkan rasa cinta lingkungan pada anak sejak usia dini, secara tidak langsung akan turut berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan di bumi.

Kecintaan terhadap lingkungan hidup dapat ditumbuhkan dengan perilaku sederhana. Antara lain membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang barang yang tidak terpakai, merawat tanaman setiap hari, memanfaatkan alam secara bijak, berkebun dan menghemat air maupun listrik.

Kasih sayang pada lingkungan merupakan ungkapan terima kasih. Isu lingkungan menjadi salah satu isu genting, dimana kondisi bumi sudah mulai berubah dan mengakibatkan sejumlah perubahan cuaca serta kerusakan lingkungan. Satu-satu cara untuk mengurangi dampak yang lebih buruk yaitu dengan lebih mencintai lingkungan. Mungkin hal itu mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan.

Kegiatan mencintai lingkungan lahir dari keyakinan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk menyelamatkan iklim Indonesia dengan tumbuh kepedulian dan kemauan dalam bertindak di tengah kekhawatiran terhadap pandemi ini.

Pada masa sulit di era pandemi COVID – 19 ini, menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan sangat diperlukan. Selain menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan imunitas tubuh, kebersihan sekitar juga dapat menjadi salah satu upaya penanggulangan COVID – 19. Semua aktifitas dilakukan dari rumah, pembelajaran melalui daring atau dalam jaringan dan berkegiatan WFH (Work From Home).

Bekerja dari rumah atau disebut juga WFH dengan melakukan kegiatan berbagai aktivitas sebagai sampingan. Contohnya adalah mendaur ulang barang bekas, menjadikan kemasan plastik seperti bungkus kopi instan menjadi dompet anyam, tas belanja bahkan pelindung tubuh saat hujan.

Selain itu memelihara tanaman juga dapat dilakukan. Tanaman selain untuk hiasan semata dan memperindah lingkungan. Di sisi yang lain adalah membuat masker dari kain, penutup meja, kursi dll dengan bahan perca kain. Pemanfaatan ini juga dapat mengurangi limbah bekas.

Dari rasa cinta lingkungan berdampak positif, antara lain seperti lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat, terhindar dari berbagai penyakit, udara terasa lebih segar karena terhindar dari polusi udara, lebih tenang dalam menjalani aktivitas sehari hari. Selain itu juga memiliki manfaat bagi lingkungan, adanya rasa nyaman dan udara segar disekitar

Mencintai lingkungan dari diri sendiri bisa menular kepada orang lain: keluarga, komunitas, dan masyarakat luas. Hal-hal besar dimulai dari sesuatu yang kecil dan sederhana.

Kepustakaan :

https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Lingkungan_Hidup

https://brainly.co.id/tugas/287275#:~:text=manfaat%20%E2%87%92%20dengan%20cinta%20lingkungan,dengan%20begitu%20kita%20akan%20sehat.

Bio Data :

Farah Nafisa Ester Septiandari atau kerap dipanggil Farah. Lahir di Semarang pada tanggal 10 September tahun 2007. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, putra Rustianto dan ibu Novi. Farah bertempat tinggal di Ambarawa. Saat ini bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa kelas delapan. Untuk kontak yang dapat dihubungi, e-mail [email protected] atau nomer WhatsApp 085712898589