Where is my handphone?

Hari ini akan ada ulangan harian ipa.Bu Tika guru mata pelajaran ipa di sekolahku mengadakan ulangan harian secara online yang mengharuskan siswanya untuk membawa handphone ke sekolah.Ulangan yang di berikan harus dikerjakan secara online,kemudian mengirimkan hasil jawaban soal soal mengunakan email.Ulangan berbasis online sangat tidak aku sukai karena sedikit membuatku terpecah konsentrasi ketika harus mengscroll soal demi soal yang sudah diberikan melalui laman website.

Ulangan ipa berlangsung dari pukul delapan lewat tiga puluh menit sampai dengan pukul sembilan lewat tiga puluh menit.Waktu satu jam bukanlah waktu yang cukup apabila materi yang di ujikan adalah materi fisika.Aku tidak terlalu suka dengan materi fisika,karena menurutku fisika dan matematika hanya beda tipis.Tapi bagaimanapun juga,aku harus tetap belajar dan menguasai materi tersebut.

Setelah ulangan harian selesai,Bu Tika mengumunkan kepada siswa kelas 8B bahwa hasil ulangan bisa dilihat ketika jam istirahat.Tak sabar rasanya ingin tahu berapa hasil yang akan kuperoleh untuk ulangan yang memuat soal soal yang lumayan suli itu.Semoga saja nilai yang aku peroleh bisa memuaskan.

Setengah jam pelajaran kesenian telah berlalu.Kini tiba saatnya jam istirahat.Aku yang hendak pergi ke kantin malah berputar arah menuju lab ipa.Aku ingin melihat hasil nilai ulanganku disana.Bu Tika terbiasa menempelkan nilai hasil ulangan siswanya di mading depan lab ipa.Ketika sampai di depan lab,aku melihat beberapa teman sekelasku terkagum kagum pada urutan nama siswa yang masuk ke dalam kategori lima nilai terbaik.Aku kaget bukan kepalang ketika melihat namaku berada pada urutan pertama siswa dengan perolehan nilai terbaik.Aku bersyukur atas kemudahan yang Allah berikan kepadaku selama proses belajar sampai pengerjaan soal soal ulangan.

Setelah melihat hasil ulanganku,aku segera menuju perpustakaan sekolah karena teringat bahwa aku harus meminjam buku untuk tambahan pengetahuan ips yang akan di pelajari nanti malam. Aku sudah cukup kenal baik dengan Bu amirah petugas perpus sekolah.Setelah meminjam sebuah buku berjudul IPS Kelas 8 SMT 1,aku langsung pergi meninggalkan perpustakaan dan menuju ruang kelasku yang berjarak sekitar sepuluh meter dari perpustakaan.

Ketika aku menuju arah bangku tempat belajarku,aku terkejut saat melihat buku buku yang tadinya ada di dalam tas sudah berantakan di atas meja belajarku.Hal pertama yang aku teliti keberadaanya adalah handphone.Benar sekali,ada yang telah mengambil handphoneku tanpa izin.Aku sama sekali tak bisa tenang saat ini,aku bingung harus bertanya pada siapa saat ini karena saat aku memasuki ruang kelas tak ada satu orang pun di dalamnya.Aku hanya bisa menangis ketika memikirkan bagaimana aku mendapat handphone itu dulu.Aku merasa tidak bisa menjaga amanah yang diberikan Pak Candra untukku,Pak Candra menyuruhku untuk membeli handphone dengan uang yang beliau berikan kepadaku dan kini handphone itu telah hilang entah kemana.

Tak lama kemudian bel masuk telah berdering.Aku hapus sisa airmata yang masih menggenangi pelupuk mataku.Aku berusaha fokus pada pelajaran saat ini,namun hasilnya nihil.Aku terus memikirkan bagaimana nasibku tanpa handphone itu.Handphone bekas yang aku beli dengan uang yang diberikan sosok hebat yang sangat peduli pada pendidikan anak anak.Andai aku bisa menangis saat ini,mungkin aku sudah mengacak acak bangku didepanku saat ini.Frustasi,itulah sebuah kata yang menggambarkan kondisiku saat ini.Sebentar lagi jam pulang sekolah.Aku semakin bingung,apa yang harus aku katakan pada ayah ibu nanti mengenai hilangnya handphoneku.Aku tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya mereka karena aku yang sudah berusia empat belas tahun masih belum bisa menjaga barang milik sendiri.

Aku menjadi siswa yang keluar terakhir dari kelas.Aku bingung dan takut untuk pulang.Tapi aku tak ingin membuat ayah ibu khawatir karena aku tak kunjung pulang.Aku langkahkan kaki keluar kelas.Tak jauh dari ruang kelas,aku berpapasan dengan Nouela and the genk.Mereka berhenti tepat didepanku.

“Waah yang tadi nangis gara gara handphone bekasnya hilang ada didepan kita nih.”entah darimana mereka tau kalau aku menagis karena handphoneku hilang.”Nih,Handphonenya gua balikin.Sorry ya,itu udah gua celupkan ke air jadi udah gak nyala lagi.Makanya,gua udah pernah bilang kan,kalo gua gak akan biarin lo nurunin rank gua di kelas.”Ucap Nouela sambil melempar handphone yang sudah tak mungkin nyala lagi itu ke arahku.”Nouela,aku udah juga udah pernah bilang ke kamu,kalau kamu mau saingan tolong dengan cara yang sehat.Bukan dengan cara ngerusakin barang orang kayak gini.Please,Nouela jangan ganggu hidup aku terus.”Ucapku membentak Nouela.Aku sudah sangat kesal atas apa yang sudah dia lakukan padaku.”Cih,bisa ngebentak juga ya lo.”Sahut Nouela yang tiba tiba merubah panggilan aku kamu menjadi gua lo.Aku sudah tak mau banyak berdebat lagi dengan Nouela.Aku tinggalkan mereka bertiga di depan kelas 8E.Daripada terus meladeni mereka lebih baik aku pulang.

“Assalamualaikum.”seruku ketika masuk rumah dan mendapati ibu yang sedang menyapu.Aku cium tangan beliau dan segera bergegas menuju kamar untuk ganti baju.Hari ini sungguh hari yang melelahkan.Aku masih belum berani bilang jika handphoneku telah rusak akibat ulah Nouela.Aku pikir,sudahlah tak perlu merepotkan orang tua lagi.Aku juga salah karena tidak bisa menjaga barang milik sendiri.Semoga saja dari peristiwa ini,aku bisa belajar banyak hal.Belajar dari kesalahan terkadang juga di perlukan.