Hikmah nasehat orang tua
Hikmah nasehat orang tua
Karya : Famaylanique Pawesti Eka Renousananto
Kelas : VII-C MTsN 1 SIDOARJO
Perkenalkan namaku Clarissa Kirana Yumna, panggil aja Yumna. Ini sahabatku namanya Alma Khaira Nabilaksmi panggil aja Alma. Kita sahabat dari tk, sampai sekarang. Kita bersekolah di Smp negeri 1 Sukabumi, kami sekarang kelas 9. Papaku bernama pak Farhan adi beliau bekerja di perusahaan pribadinya, mamaku yang paling cantik namanya bu Seina Evelyna, aku juga punya seorang kakak laki-laki yang paling bawel namanya kak Azhar beliau sekarang mahasiswa di universitas negeri Sukabumi .
●●●
Jam 04.00 pagi
“Yumnaaaaaaa….. bangunnn ini udah jam 4! Sana sholat shubuh dulu” teriak bu seina (mamanya yumna)
“iya iya maa ini ni udah bangun” ucap Yumna seraya mnegucek matanya
“yaudah mama tunggu di bawah awas kamu kalau nggak turun mama siram kamu pake air!” tegas mamanya lagi
“iya iyaaa” ucap yumna cuek
Tanpa pikir panjang setelah bu Seina menutup pintu kamar, Yumna kembali tidur lagi buat melanjutkan mimpi indahnya yang sempat terpotong tadi.
Jam 04.30 pagi
Bu Seina merasa ada yang aneh saat mereka melakukan sholat berjamaah di bawah, kayak ada yang kurang.
“ma, Seina udah sholat belum?” Tanya pak Farhan
“perasaan tadi udah mama bangunin kok” jawab bu Seina
“paling tu Yumna tidur lagi” sahut azhar (kakak laki-lakinya yumna)
“hussst, Azhar nggak baik menyela saat orang tua sedang berbicara” ucap pak Farhan
“coba cek ke kamarnya lagi ma?” perintah pak Farhan dengan nada lembutnya
Setelah tahu bahwa Yumna tidak turun untuk melakukan sholat shubuh berjamaah, saat melihat ke kamar Yumna
“Ya Allah, ni anak nggak bangun juga” ucap bu Seina dalam hati
bu Seina tanpa pikir panjang langsung menuju kamar mandi dan mengambil secercik air dan langsung menuju kasur Yumna
“yumna! Tadi kan udah disuruh bangun kenapa tidur lagiii?” Tanya bu Seina seraya memercikkan air ke wajah Yumna
“hujan…. Hujaaaaan” teriak Yumna
“mama kok gitu sih kan anaknya enak-enak tidur kok cara ngebanguninnya kayak gitu” ucap Yumna ketus
“sekarang lihat jam berapa?” ucap bu Seina dengan nada tinggi
“sekarang kamu bangun, trus sholat shubuh langsung mandi dan turun buat sarapan!” perintah bu Seina
“iya iya maaa ini berangkat nih” ucap Yumna dengan keadaan setengah sadar dengan mata masih mengantuk langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu sholat shubuh.
“lalalalaaaaa……… one taught me love one taught me patience and one taught me pain now so amazing I’ve love when I’ve lost but that’s not what I see……-thank you next-ariana -” Yumna kalau sudah berada di kamar mandi sudah berasa konser baginya
Setelah mandi selama 20 menit Yumna langsung bersiap-siap memakai seragamnya yang sudah wangi dan menyisir rambut panjang tergerainya.
“mamaaaaa Yumna udah wangiiii” teriak Yumna sambil berlari menuruni tangga
“hati-hati nanti kamu bisa….” Belum selesai bu Seina berbicara Yumna sudah terjatuh dan memengang lututnya yang berdarah itu
“kan udah sering mama bilang kalau turun tangga jangan sambil lari nanti jatuh kan hasilnya” ucap bu Seina sambil mengambil kotak p3k di ruang televisi.
“iya mah maaf” ucap yumna sambil menunduk
“yaudah mana lututmu sini mama obatin” perintah bu Seina
“jangan pakai betadine ma periiiih” ucap ayumna sambil ketakutan
“udah nggak papa perihnya cuman sementara kok” terang bu Seina
“arrrrghhhhhh….”teriak Yumna sambil menggiggit tangannya menahan rasa perihnya
Setelah bu Seina mengobati lutut Yumna yang berdarah, bu Seina langsung mengajak keluarganya untuk sarapan pagi Karena bu Seina tahu kalau untuk usia sekolah seperti anak-anaknya sangat baik kalau setiap pagi diisi sarapan.
“paaa…… azhar….. yumna ayok sarapan”ajak bu Seina
“iya azhar udah nungguin dari tadi maaaaaa” teriak Azhar seraya memegang perutnya yang kesakitan
Skip sudah sarapan
sbelum berangkat pak Farhan dan bu Seina selalu mengajakn keluarganya untuk berdoa dan memberikan motivasi bahwa “ridha allah terdapat pada ridha orang tua, murkanya Allah terdapat pada murkanya orang tua” terang pak Farhan
“diinget selalu ya anak-anakku” tambah bu Seina sambil memeluk kedua anaknya
“maaaa Yumna sama kak Azhar berangkat dulu yaaaaaaaa” ucap Yumna seraya mengucapkan salam ke bu Seina
“iyaaa waalaikumussalam” jawab bu Seina
●●●
Yumna merasa was-was sedari tadi melihat jam tangan yang melingkar di tangan mungilnnya.
Setelah sampai di sekolah untung dia belum terlambat, Yumna langsung berlari setelah menciuim telapak tangan kakaknya menuju kelasnya, nafasnya ngos-ngosan tak tau arah.setelah bertemu sahabatnnya sekaligus teman sebangkunya.
“eh na tumben baru datang?” Tanya Alma dengan heran
“iya tadi pagi aku keisangan bangunnya” jawab Yumna
“tapi gapapa kan yang penting aku udah disini and you see aku nggak telat kan?” sambung Yumna
“iya iya” jawab Alma cuek
“eh tadi waktu aku lari aku loh lihat …….” Belum selesai Yumna bicara langsung di sahut oleh Alma
“udah mulai nih bawelnya” iseng Alma
“tadi aku lihat kakak kelas gantengnya pake banget tau nggak?” tanpa menghiraukan ucapan Alma langsung saja ia sambung ceritanya
“emang siapa?” Tanya Alma serius
“idiiiih ni anak kalau udah berhubungan dengan yang namanya cowok udah serius aja nih” ejek Yumna
“udah ah nggak jadi” iseng Yumna
“lahh kenapa?” Tanya Alma
“tuh lihat di depan udah ada pak Fandy, guru matematika kita” ucap Yumna sambil menunjukkan jari telunjuknya kedepan
“ahhh bodo’ amat” jawab Alma ketus
●●●
“anak-anak hari ini saya akan mengadakan ulangan harian dadakan!” ucap pak Fandy santai
“haaaaaaaaaaa” ucap murid-murid serempak dengan mulut menganga
“kalian siapkan selembar kertas, bulpoin atau pensil” ucap pak Fandy
“iya pakkk” ucap murid-murid serempak
Setelah pak Fandy memberikan soal langsung berjalan perlahan mengelilingi kelas, ada yang mencontek, ada yang berbisik-bisik untuk meminta jawaban, ada yang jalan-jalan berpura-pura meminjam stipo, dll.
“anak-anak inget no stipo-stipo no coret-coret kalau ada saya salahkan itu!” ucap pak Fandy dengan gaya bicaraya yang khas
“iya paaaaaak” jawab murid-murid serempak
Bagi yumna ini adalah hal yang menyebalkan, semalam ia hanya belajar bab sebelumnya eh ternyata yang dibuat ulangan bab selanjutnya. Tetapi bagi Alma ini adalah hal yang sangat mudah karena apa? Karena dia lah murid kesayangan pak Fandy.
‘kriiiiiiiiiinggggggg…….. kriiiiiiiiiiiiiing” bel istirahat berbunyi
“untung udah selesai” ucap Yumna dalam hati
“ya Allah aku baru njawab 4 soalll” teriak salah satu temannya
“demi apa aku malah baru ngerjakan 2 soal dari 10 soal” ucap salah seorang teman-temannya
“ulangan tuh gini D K L” salah satu ada yang mulai ngelawak
“apaan tu?yang lainnya penasaran
“datang, kerjakan, lupakan” jawabnya seketika satu kelas tertawanya pecah semua
●●●
“duh males sekolah nih, bolos aja ya” pikir Yumna dalam hati
Setelah aksi bolos membolos pertamanya berhasil ia terus menerus ketagihan.
Saat Yumna akan melakukan aksi bolob membolosnya yang kesekian dilihatnya ketua osis disekolahnya sedang patroli setelah adu muka dari kejauhan tanpa pikir panjang Yumna langsung berlari sekencang-kencangnya dan pada akhirnya ia juga akan ke bk juga.
Semakin lama semakin kacauu parau, Yumna sekarang jarang melihat kakak senior yang ia harapkan, Yumna menyebutnya lelaki misterius. Karena semakin lama Yumna sering bolos sekolah, sering tercyduk atau tertangkap oleh osis, sampai akhirnya orang tuanya Yumna lah yang harus menatap guru bk nya.
“kamu itu jadi anak kenapa sih? Akhir-akhir ini kok nyeleweng gini perilakumu!” Tanya bu Seina
“maafin Yummna ma, yumna mau berubah” ucap Yumna dengan wajah tertunduk
“Yumna janji nggak akan mbantah perintahnya mama, Yumna janji nggak akan bawel lagi ke kak Azhar, Yumna janji akan nurut sama papa” ucapnya sambil menangis
“iya nak semoga perkataanmu ini menjadi kenyataan” ucap bu Seina
“tapi kalau Yumna Bawel gapapa yaaaaaaa” tawar Yumna
“kan kalo nggak bawel bukan Yumna namanyaaaaa” ejek Azhar
Akhirnya setelah Yumna berjanji agar lebih nurut perintah orang tuanya ia telah menjadi salah satu generasi islami.
Saat penerimaan rapor
“maaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Yumna
“hati-hati nanti kamu bisa….” Belum selesai bu Seina berbicara Yumna sudah terjatuh tapi yang sekarang dia sudah mulai berhati-hati tidak seperti dulu
6 tahun kemudian hari kelulusan Yumna sebagai kedokteran, menyandang gelar S1
“maaaaaa Yumna lulus dengan nilai yang sempurnaaaaaa” teriak Yumna sambil berlari menuju bu Seina
“Alhamdulillah nak, mama ikut senang yaaa” ucap bu Seina seraya memeluk putri kesayangannya
“ternyata kalau saja dahulu Yumna nggak nurutin mama, papa, kak Azhar Yumna nggak akan kayak gini” ucap Yumna sambil menangis terharu
“nahh, mangkanya kalau orang tua memerintah kamu itu bukan berarti mereka jahat tetapi sebaliknya mereka malah lebih sayang” ujar pak Farhan
“waktu orang tua menyuruh kita atau menasehati kita hasilnya itu bukan saat kita menerima nasehat itu tetapi saat saat seperti ini kita baru menyadari kalau apa yang orang tua nasehati itu benar apa adanya” tambah kak Azhar
Pada akhirnya setelah pelemparan topi wisuda mereka pun berpelukan di bawah topi-topi yang berterbangan tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar