Rindu Berjumpa
Rindu Berjumpa
Aku menatap sendu kalender yang tertempel di dinding rumahku. Hari ini tanggal 01 Maret 2021. Itu berarti sudah 13 bulan aku di rumah aja. Setahun lebih tidak berjumpa dengan teman-teman dan guru-guru. Sebab pandemi covid-19 yang semakin merajalela.
Awalnya aku merasa senang belajar di rumah. Akhirnya keinginanku libur di rumah selama setahun terwujud. Sejak dulu semua siswa sekolah pasti menginginkan hal itu. Biasanya ketika hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu libur semester, semua pasti akan bercerita pengalaman liburan, tak lupa juga dengan andai-andai liburan dapat diperpanjang.
Minggu pertama dan kedua terasa amat menyenangkan. Pagi-pagi aku menghabiskan waktu dengan bermain, membaca buku, menulis, dan lain-lain. Siangnya aku mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan sore dan malam free seperti pagi hari. Bulan pertama, kulalui dengan bahagia.
Bulan-bulan selanjutnya, rasa malas mulai menyerang. Terkadang, tugas-tugas suka telat dikirimkan. Mengerjakan tugas suka diisi sekenanya. Bahkan karena gagal fokus, aku pernah salah mengirimkan tugas ke guru. Semangat belajar seakan lenyap dari diriku. Padahal setiap harinya tugas yang diberikan lebih sedikit dari tugas biasanya ketika pembelajaran tatap muka.
Hari ini aku membersihkan lemari buku kamarku. Lemarinya sudah berjamur dan berdebu. Tiba-tiba aku menemukan sebuah buku tulis kuning bergambar muslimah. Aku membukanya. Itu adalah buku surat-suratanku dengan sahabatku.
Apa kamu tahu surat-suratan? Anak sekolahan pasti tahu. Sudah menjadi kebiasaan di kalangan siswa sekolah berbicara ketika pelajaran menggunakan kertas yang dibentuk seperti surat. Meski yang kugunakan dengan sahabatku itu buku, kegiatan itu tetap dinamakan surat-suratan. Fungsi dan cara kerjanya sama seperti surat pos.
Kamu tinggal memberikan surat yang sudah dituliskan sebuah pesan kepada teman yang akan akan kamu ajak surat-suratan. Nanti teman tersebut akan menjawab pesan kamu di surat itu. Kemudian teman tersebut akan memberikannya lagi kepada kamu. Bisa dengan berjalan atau menyalurkannya lewat teman-teman lainnya (jika mejamu antara teman tersebut jauh).
Aku membaca buku surat-suratanku itu. Sesekali air mataku terjatuh, mengingat betapa senangnya aku bersama sahabatku dan mengingat betapa rinduku kepada sahabatku.
Setelah itu aku menemukan tiga buku diaryku. Lama sekali aku tak menyentuh tiga buku diary itu. Aku kembali nostalgia masa lalu.
Buku diary itu menyimpan tulisan-tulisan episode kehidupan yang kutulis ketika dulu. Ketika pertama kali aku masuk sekolah, senangnya aku rekreasi dengan teman-teman, bertemu guru baru, bertemu dengan teman baru, belajar bersama teman-teman dan guru-guru.
Tentang betapa kesalnya aku setelah dijaili oleh anak laki-laki di kelasku. Tentang betapa sedihnya aku, ketika aku dan sahabatku duduk terpisah jauh sekali di kelas. Tentang betapa senangnya aku menjadi ketua kelas 4 di sekolah. Dan masih banyak lagi.
Aku terenyuh membaca semua itu. Mataku sayu mengenang semua itu. Aku terdiam menatap langit-langit kamarku. Yang berwarna biru, dan sedikit berdebu.
Kapankah pandemi Covid-19 ini segera berlalu?
Aku rindu dengan teman-temanku...
Aku rindu dengan guru-guruku...
Sungguh aku rindu belajar bersama mereka...
Belajar yang selalu diselingi gelak tawa...
Selalu ramai macam pasar kota (begitu kata guruku jika sedang kesal karena murid-muridnya enggak mau diam ketika pelajaran berlangsung).
Sekarang, tidak sama sekali. Jangankan ramai macam pasar kota. Sedenting suara pun tak ada. Paling juga cuma suara video pembelajaran yang kuputar. Atau suara ribut adikku bermain di luar kamar.
Tetapi bukan hal buruk melulu yang terjadi ketika di rumah aja. Masih banyak sisi baiknya. Misalnya ketika pandemi Covid-19, kita belajar bahwa kita harus selalu mencuci tangan setelah memegang benda-benda yang kotor, lingkungan harus bersih, rajin olahraga, dan sebagainya.
Karena pandemi Covid-19 hafalan al-qur’anku bertambah beberapa surat (semoga bisa bertambah lagi), aku dapat berlatih menulis, menerbitkan beberapa buku, lebih dekat dengan keluarga, dan lain-lain.
Semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Sehingga kita dapat berjumpa dengan teman-teman dan guru-guru di sekolah. Dan memulai kembali episode baru belajar di sekolah dengan gembira.
Profil penulis
Hai! Perkenalkan, namaku Faiza Karimatuz Zahida. Aku lahir di Bondowoso, 09 Februari 2010. Kini aku menduduki bangku kelas 5 SD, di SD Integral Luqman Al-Hakim Bondowoso. Bagi kamu yang ingin berkenalan lebih lanjut, kamu dapat menghubungiku di email [email protected] atau ke nomor WA ini, 085231212586.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar