Dengki - Paparazzi (3)
Sekarang aku sedang berada di dalam ruangan Erin. Aku mencari sesuatu yang mugkin bisa kujadikan petunjuk. Lama aku mencarinya membuatku penat dan bosan. Tiba-tiba.. aku menatap sebuah cincin yang sangat asing bagiku.
Ada tulisan J dan E dibelakangnya. Itu milik siapa? Apa milik Erin? Atau milik James? Aku mebawa cincin itu ke ruanganku. Benar-benar aneh. Siapa pula yang meninggalkan cincin emas berkilauan di ruangan Erin?
Tiba-tiba... aku kembali dikejutkan oleh suara salah seorang temanku.
“Pak Abdul... ada berita lagi nih!” katanya sambil menunjukkan layar hpnya kepadaku.
Disana, tertuliskan bahwa belum ada keterangan Erin dan bosku dibunuh oleh siapa dan apa sebabnya.
“Hhhmmmff... benar-benar berita tidak bermutu! Isinya sama aja seperti kemarin. Hanya berbeda kalimat, pengakuan, dan bahasa saja.” Gerutuku dalam hati.
Tiba-tiba... suara pintu ruang kerjaku diketuk.
“Masuk.”
Orang-orang yang mengetuk pintu ruang kerjaku mulai memasuki ruanganku secara bergantian. Ya, ampun... orang-orang ini banyak sekali! Siapa mereka? Sekarang ada belasan pria berpakaian hitam-hitam di dalam ruang kerjaku.
“A... ada apa kalian kesini? Eh, maksudku... ada perlu apa kalian kesini?” tayaku tergagap-gagap.
“Bapak tahu kan berita tentang kematian dua bos di perusahaan ini?”
Aku mengangguk. Tentu saja. Aku kan sahabat Erin. Jelas-jelas aku tahulah.
“Apa bapak tahu kenapa dua bos ini dibunuh? Dan siapa yang membunuhnya? Jika bapak memberitahu kami, kamia kan meberikan bapak uang tunai 1 milyar. Bapak mau?”
“Hmm... jadi mereka-mereka ini adalah paparazzi...” Batinku dalam hati.
“Em... maaf bapak-bapak sekalian. Saya tidak tahu. Seluruh karyawan di perusahaan ini juga tidak tahu. Sekarang saya minta bapak-bapak semua ini keluar dari ruangan saya. Kalau tidak... saya akan memanggil satpam.” Ancamku.
“Tidak perlu.” Pria-pria itu bangkit berdiri dari kursi.
Ada apa?
“Kalau kau tidak mau menjawab, lihat ini.” Pria itu menodongkan sebuah pistol kepadaku. Aku terhenyak di kursiku.
Dasar paparazzi! Ingin informasi saja pakai acara pistol-pistolan segala! Baiklah! Aku akan melawan mereka!
Aku langsung bangkit dari kursiku dan memukul tangan pria yang menodongkan pistol ke arahku.
Buk!
Dia jatuh tersungkur. Pistolnya melayang dan aku mengambilnya. Melihat hal itu, pria-pria lainnya mulai bergerak.
Buk! Buk! Buk!
Dor!
Dor!
Buk! Buk!
Semua paparazzi itu sudah kulumpuhkan. Hanya tersisa satu orang lagi. dia terlihat kekar dan kuat.
Buk! Aku terpental ke dinding.
Buk! Dia kembali meninjuku. Tak memberiku kesempatan duduk atau berjaga-jaga.
Buk! Tinjuku telak mengenai perutnya. Dia mengaduh kesakitan seraya memegang perutnya. Ini saatnya. Dan...
Buk! Buk! Buk! Ketiga tinjuku telak mengenai tubuhnya. Dia lalu pingsan seketika.
Bagus! Inilah saatnya untuk kabur! Aku melompat dari jendela ruang kerjaku kemudian menaiki lift dan memasuki mobilku. Setibanya di parkiran, apa! Ada paparazzi lain sedang menunggu di area parkiran!
Aku menyelinap di antara mobil-mobil, supaya tidak ketahuan. Aku lalu melajukan mobilku dengan kencang. Tapi malang nasibku, seseorang paparazzi mengetahui keberadaanku saat sedang melajukan mobil. Dan dia langsung memberitahukannya kepada paparazzi lainnya.
Mereka lalu menyusulku dengan tiga buah mobil berkecepatan sangat tinggi. Jika dilihat, kami seperti kucing dan tikus yang sedang 'kejar-kejaran' di jalan raya. Oh ya, ampun! Bagaimana ini? Apakah aku akan meninggal? Aku tidak mau meninggal karena dikejar oleh paparazzi! Aku harus bagaimana ini?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
itu orangnya(abdul) mbunuh juga nggak sih namanya :'v maaf baru komen, tapi bahasa ceritamu bagus kok, aku suka:) semangattt
Abdul memang bunuh paparazzinya. tapi Abdul nggak bunuh Erin sama bosnya.
maksih kak supportnya :D
Eng.., paparazzi itu orang yg suka motret artis saat artis itu lagi "jelek". ini sih kayaknya bukan paparazzi. maaf T..T
Iya sih... Tapi, coba lihat episode 4 besok ya... Kalau menurut kakak salah. Di komentar ya... :)
Nanti bakalan kuganti yang menurut kakak salah.
okehhh :)