Faiza Karimatuz Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dengki - Dikejar! (4)

Dengki - Dikejar! (4)

Aku menatap sebuah pistol yang kurampas dari salah seorang paparazzi yang berhasil kulumpuhkan di ruanganku. Baiklah. Aku akan menembak mereka. Salah satu tanganku memegang setir mobil dan salah satu tanganku lagi memegang pistol.

Aku mengarahkan pistolku ke ban mobil mereka. Dan...

Dor! Dor! Dor! Aku melepaskan tiga peluru.

Dua pelurunya tepat menembus ban mobil. Dan satu pelurunya lagi meleset beberapa senti. Satu mobil berhasil kulumpuhkan. Tersisa dua mobil lagi!

Dor! Dor!

Itu bukan suara tembakan peluruku, tapi itu suara tembakan peluru dari paparazzi. Mereka juga bersenjata! Kedua peluru itu mengenai badan mobilku. Baiklah.

Dor! Dor! Dor! Dor! Aku melepaskan empat peluru sekaligus.

Empat peluru itu hanya mengenai salah satu ban mobil mereka. Bagus! Tinggal satu lagi! mobil itu juga melepaskan beberapa tembakan – yang ternyata meleset juga. Heh! Mereka tidak terlalu pandai menembak. Lihatlah ini bung! Aku menarik pelatuk pistol.

Apa?! Pelurunya habis! Bagaimana ini? Aku berpikir cepat. Apa yang harus kulakukan? Aku kemana? Ke mall? Eh, kok ke mall, itu bukan tempat pelarian yang efektif! Tenang Abdul, tenang. Ini bukan waktunya untuk berbelanja atau bersenang-senang...

A... itu dia! Benar! Di tengah keramaian mall aku bisa menyelinap dan bersembunyi. Atau aku juga bisa bersembunyi dibalik produk-produk yang dijual di mall. Tanpa berpikir panjang, aku bergegas menjalankan mobilku menuju mall. Kebetulan sehabis ini, aku akan melewati mall yang besar dan mewah.

Sesampainya disana, aku memarkirkan mobilku di parkiran mobil mall, dan menaiki eskalator.aku tak bisa berlama-lama di atas eskalator, jadi aku berlari dia atas eskalator. Aku sudah hafal bagian-bagian mall ini. Karena aku sering pergi ke mall ini bersama almarhum erin.

Aku memasuki area penjualan makanan. Lalu bersembunyi di balik lemari-lemari tinggi dan besar. Tiba-tiba... aku melihat salah seorang paparazzi, untung dia hanya melewati area penjualan makanan. aku bernapas lega. Dia malah berjalan menuju area pakaian lelaki. Semoga saja, dia malah melihat-lihat pakaian. Jadi, tidak mencariku lagi.

Aku celingukan. Melihat apakah tempat persembunyianku diketahui. Bagus! Sejauh ini belum ada paparazzi yang mendekatiku atau menemukanku. Sekian lama aku bersembunyi dibalik lemari makanan mall. Akhirnya, aku memutuskan untuk berpindah tempat persembunyian.

Saat sedang berjalan, aku melihat seorang paparazzi yang berjalan ke arahku. Hanya saja dia tidak melihatku di kerumunan. Waduh! Dia searah! Bagaimana kalau aku ditemukan? Kalau aku berbalik, nanti malah terjebak di kerumunan ibu-ibu yang sedang memilih sayuran dan makanan pokok lainnya.

Haduh... aku harus bagaimana ini? Berpikir... berpikir... tiba-tiba... aku menangkap sebuah makanan kesukaanku. Ha... aku akan berpura-pura sedang melihat-lihat makanan.

Aku bergegas melakukan ideku. Kulihat, dia hanya melewatiku dengan tenang. Aku kembali bernapas lega. Setelah itu, aku membawa makanan kesukaanku ke meja kasir. Saat di meja kasir, kulihat mereka sedang berunding bersama.

“Aku tidak menemukannya.”

“Iya, aku juga. Bahkan aku sudah berkeliling di dalam mall ini. Tapi tidak ketemu.”

“Sama. Sampai lelah aku mencarinya. Jadi aku beli beberapa barang, makanan dan minuman.” Semua paparazzi melongo mendengarnya.

“Kita kesini bukan untuk belanja bodoh! Gimana kita mau dapat uang 10 miliyar kalau kita nggak dapat informasi dari dia! Mikir dong kenapa kita ada disini!” seru ketua paparazzi gusar.

“Ya, udah. Kita pulang aja gimana?”

“Kok pulang? Dia kan belum ketemu! Kamu itu gimana sih!” Ketua paparazzi kembali marah.

“Bukan gitu. Dengerin ya.” Paparazzi itu berbisik kepada paparazzi lainnya.

Kulihat, raut muka mereka yang awalnya kecewa berubah menjadi terlihat senang. Lantas mereka ber-tos bersama dan berjalan keluar dari mall.

Hmm... jadi mereka itu disogok ya... Apa yang mereka rencanakan sekarang? Kenapa mereka tak jadi menangkapku? Eh, justru itu kabar baik untukku... Ya sudah, biarin aja mereka mau kemana. Kurasa mereka menyerah. Heh! Aku memang tidak mudah ditangkap bung!

Aku berjalan menuju parkiran mall sambil menatap awas sekelilingku. Lalu aku memasuki mobilku dan menjalankannya menuju rumahku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post