5. Pusaran air bercahaya
5. Pusaran air bercahaya
"Ada yang mau apel?"tawar Hendrick. Aku dan Chelsy mengangguk. "Aku tidak mau"tolak putri Evelynne. Kami pun tak menghiraukan putri Evelynne.
"Aku merasa sangat lapar tadi. Makanya aku mengajak kalian makan"ucap Hendrick sambil menyantap apel.
Putri Evelynne seperti memicingkan mata. Aku heran. "Ada apa?"tanyaku sambil melahap apel terakhir.
Putri Evelynne terdiam. "Coba kupinjam teropongmu, Hendrick"ucap putri Evelynne dengan fokus melihat seberang kapal kami. Hendrick menyodorkan teropongnya.
Putri Evelynne melihat ke seberang kapal dengan teropong milik Hendrick. "Apa yang kakak lihat?"tanya Chelsy. "Situasi buruk. Balik arah!"perintah putri Evelynne. Dengan cepat, Hendrick membalikkan arah kapal. Tapi angin terlalu kencang sehingga kapal berbalik lagi ke arah badai yang dimaksud putri Evelynne.
"Oh...tidak!adakah alternatif lain?"tanyaku. "Maaf, tapi aku masih menjadi pelajar dalam hal ini"jawab Hendrick.
"Oke, ada yang tak bisa berenang?"tanya putri Evelynne. Aku, Hendrick dan Chelsy menggeleng. "Bersiap untuk..."belum sempat putri Evelynne melanjutkan perkataannya, badai sudah ada di atas kami. Gelombang laut terlihat lebih besar dan ganas.
Sedikit demi sedikit air laut memenuhi kapal kami. Dan...
"BYURRR!!!"gelombang laut menenggelamkan kapal kami. Untungnya aku tidak tenggelam. Tapi aku tak menemukan teman - temanku.
"Hendrick!"panggilku. "Aaaa!!"gelombang laut membawaku ke permukaan laut. Terlihat Chelsy yang sedang berenang di permukaan laut. Aku mengajaknya ke atas laut.
"Apa kau tidak bisa berenang?"tanyaku sambil berusaha menghindari ombak laut.
"Aku bisa. Tapi aku punya cara agar tidak terkena ombak laut yang besar ini"jawab Chelsy. "Tapi apa kau lihat Evelynne dan Hendrick? aku tadi sudah mencari mereka tapi tidak menemukannya"tanyaku. "Tidak, aku tak melihat mereka satupun"jawab Chelsy.
Tiba - tiba ombak yang sangat besar ingin menenggelamkan aku dan Chelsy. Kami tak sempat menghindar, dan aku tenggelam. Sedangkan keberadaan teman - temanku belum kuketahui.
-----------------------
Aku terbangun. Aku...aku masih hidup!tapi, aku dimana? sebuah pulau asing!?aku terdampar!
"Hendrick! Evelynne!Chelsy!"panggilku. Tak ada jawaban. Aku mencoba bangkit. "Aduh!"aku meringis kesakitan. Kakiku lecet. Tidak parah, tapi lumayan menyakitkan karena lukanya sedikit besar.
"Victoria!"panggil seseorang. Itu suara putri Evelynne. "Evelynne!"sahutku. Dia menghampiriku dari belakang. Tubuhnya penuh dengan pasir - pasir.
"Aku tak suka pasir - pasir ini melekat di tubuhku. Kuharap ini hanya mimpi"ucap putri Evelynne dengan sedikit jijik.
"Apa kau lihat Hendrick dan Chelsy?"tanyaku. Putri Evelynne menggeleng. "Aku baru sadar dan aku tak melihat sekeliling"jawab putri Evelynne.
"Sudahlah, kita perbaiki kapal kita. Mau ikut?"ajakku. "Tidak. Aku harus membersihkan tubuhku dari pasir - pasir menyebalkan ini"tolak putri Evelynne.
Aku pun memperbaiki kapal. Sedangkan putri Evelynne membersihkan tubuhnya.
"Kak Evelynne!"panggil seseorang. "Hei, kau dengar itu?"tanya putri Evelynne kepadaku. "Iya. Sepertinya suara Chelsy"jawabku. Dari kejauhan tampak bayang - bayang Chelsy. "Chelsy!kau tak apa?"tanyaku sedikit khawatir.
"Aku tak apa. Kak Evelynne baik sajakah?mana kak Hendrick?"tanya Chelsy. "Kak Evelynne baik saja, tetapi kak Hendrick masih belum ditemukan"jawabku sedikit sedih. Chelsy juga terlihat sedih. "Bisa kubantu memperbaiki kapal?"tanya Chelsy. Aku mengangguk.
----------------------------
Kapal sudah selesai diperbaiki denganku dan Chelsy, sedangkan putri Evelynne mencari Hendrick.
"Kau sudah menemukan Hendrick?"tanyaku dengan berharap akan Hendrick. Putri Evelynne terlihat murung. "Aku tak bisa menemukannya"jawab putri Evelynne. Harapanku pupus. Sepertinya Hendrick benar - benar hilang.
Chelsy menepuk pundakku. "Kita bisa mencarinya besok. Kita sebagai teman hanya bisa berharap dan berusaha. Kak Hendrick pasti masih hidup"ucap Chelsy meyakinkanku. Aku tersenyum mendengar ucapan teman kecilku ini.
"Kalau begitu sekarang kita istirahat di pulau ini dulu. Sepertinya tidak terlalu berbahaya. Untungnya ada kasur lipat di penyimpanan barang"kata Chelsy sambil mengambil kasur lipat dari penyimpanan barang.
--------------------------------
Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 22.10. Aku tak bisa tidur. Gelisah dengan keadaan Hendrick sekarang. Aku melihat putri Evelynne yang ada di samping kananku. Ia sudah tidur. Aku melihat Chelsy yang ada di samping kiriku. Chelsy sepertinya juga sudah tidur. 'Sudahlah, lupakan Hendrick untuk saat ini. Besok kan bisa dicari lagi'pikirku.
----------------------------------
"Victoria! Victoria, tolong aku!"panggil seseorang. Aku menoleh ke arah sumber suara itu. "Siapa kau?"tanyaku kepada bayang - bayang itu. "Ini saudarimu, Astoria!"jawab sosok itu.
Aku mendekati bayangan itu. "Astoria, itu kau?"tanyaku tak percaya.
"Ya, ini aku. Tolonglah aku! aku terjebak oleh sihirku sendiri!tolong!"ucap Astoria. Aku hendak membantu, tetapi sebuah cahaya membuatku silau.
"Hah....hah..."ternyata itu hanya mimpi. Aku berharap jika itu benar - benar terjadi. Aku melihat sekeliling. Hanya ada Frank dan putri Evelynne yang tertidur. Tapi dimana Chelsy?
Aku melihat bintang itu lagi. Aku sangat penasaran. Tapi bagaimana aku mengungkapkannya?aku gelisah. Mungkin menatap langit lebih baik. Aku pun pergi ke pinggir sungai yang ada di dalam pulau itu.
Dengan membawa pelita, aku pergi ke sungai yang tak jauh dari tempat aku beristirahat. Suasana di langit malam sangat menenangkan. Aku mengencangkan jubah yang melekat di tubuhku.
Aku teringat ibu. "Aku pasti akan pulang bersama saudari kembarku, bu"ucapku sambil menatap bintang terang itu. "Kak Victoria"panggil Chelsy dari belakangku. Aku menoleh. "Kamu belum tidur?"tanyaku kepada Chelsy. Chelsy menggeleng. Aku terbangun karena cahaya bintang itu"jawab Chelsy sambil menunjuk bintang bersinar itu.
Aku terkejut. "Kau juga melihat bintang itu?"tanyaku. Chelsy mengangguk. "Sudah beberapa malam ini aku melihatnya"lanjut Chelsy. "Aku juga melihatnya"ucapku.
"Aaaaaa!!"teriak putri Evelynne dari tempat peristirahatan. Aku dan Chelsy terkejut. "Ada apa dengan Evelynne?"tanyaku pada Chelsy. Chelsy mengangkat bahu. Kami pun pergi menuju tempat peristirahatan.
Untuk kedua kalinya, putri Evelynne kembali berteriak. Kami pun mempercepat langkah dan tiba di tempat peristirahatan.
"Oh ya ampun! Hendrick!kau membuatku takut!kau tak apa?kau muncul dari mana?"tanya putri Evelynne sambil memeluk erat tubuh Hendrick, membuat Hendrick sulit bernapas.
"Kenapa kau berteriak?"tanyaku kepada putri Evelynne. Saat melihat Hendrick, aku pun ikut memeluk erat tubuh Hendrick. "Dari mana saja kau?kau membuat kami cemas"kataku.
"Saat badai itu, aku tenggelam dan terombang - ambing. Tetapi arus laut membawaku ke pulau ini. Setelah aku sadar, aku menemukan Evelynne"jawab Hendrick.
"Lalu mengapa kak Evelynne berteriak?"kali ini Chelsy bertanya kepada putri Evelynne.
"Aku berteriak ketakutan karena ada bayangan seseorang. Saat aku tahu bahwa itu Hendrick, aku berteriak senang"jawab putri Evelynne. "Kau berteriak sangat keras membuat telingaku berdenging"protes Hendrick dengan kesal.
"Sudah! ayo tidur. Besok kita kembali berlayar"perintahku. Mereka pun melaksanakan perintahku.
---------------------------------
"Ayo kita pergi!"ajak Hendrick bersemangat. Setelah kami makan dan bersiap, kami pun kembali mengarungi lautan.
"Kita akan ke mana?"tanya Chelsy sambil menarik layar kapal. "Menurut Frank, kita akan menuju pulau Fresh island, pemberhentian pertama"jawabku. Sudah lama Frank tidak cerewet, mungkin karena ada Chelsy, sehingga membuat dia gugup. Padahal, Chelsy sudah mengenal Frank.
-----------------------------------
Matahari mulai terbenam dan berganti dengan bulan. Senja berganti dengan malam. Kini giliran waktu berjaga malam. Setiap 2 jam berganti penjaga.
"Penjaga pertama Chelsy, kedua aku, ketiga Evelynne, dan terakhir Hendrick. Setiap penjaga menjaga kapal 2 jam"aku membagi waktu dan tugas. Mereka menyetujui peraturanku.
-------------------------------------
"Kak Victoria!"bisik seseorang. Aku tak menghiraukannya. "Kak Victoria!"desis suara itu lagi. "Oh, ayolah!ini masih malam. Frank, kembali tidur"ucapku asal.
Aku terbelalak. "Sejak kapan kau memanggilku dengan sebutan 'kak'?"tanyaku pada orang itu. "Ini aku, Chelsy. Tentu saja aku memanggilmu 'kak'. Sudah giliran kakak yang berjaga"jawab suara itu.
Aku terbangun. "Oke, terima kasih sudah membangunkanku"ucapku sambil terkantuk - kantuk. Aku pun pergi ke ruang atas. Lalu duduk di sebuah kursi sambil sesekali menguap.
"Tunggu!kapal ini terasa bergerak lebih cepat"kataku mulai tersadar total. Aku memicingkan mata. Sebuah pusaran air terlihat di seberang kapal.
Aku terkejut. "Aku harus memberitahu semua!"ucapku sambil berlari cepat menuju penyimpanan barang tempat peristirahatan kami.
"Bahaya!kita terseret arus menuju pusaran air!"teriakku membuat teman - temanku terbangun. "Apa!?kita harus cepat!"perintah Hendrick sambil berjalan menuju ruang atas dan membalik arah kapal.
"Itu tak berpengaruh. Kita sudah sangat dekat dengan pusaran air itu!"ucap Chelsy ketakutan. Aku bingung. "Harus bagaimana?"gumamku dengan suara kecil.
Aku melihat sebuah cahaya dari dalam pusaran air itu. Apa itu?
"Kau harus masuk ke dalam pusaran air itu, Victoria"bisik Frank di sampingku. "Kenapa?apa kau ingin aku hilang dalam pusaran itu?"tanyaku dengan marah. "Lihat di dalam pusaran air itu. Ada sesuatu yang bercahaya. Mungkin itu pintu masuk menuju pulau fresh island"jawab Frank. "Aku akan ikut denganmu"lanjut Frank.
Aku berpikir. Lalu aku mengikat jubahku di perutku, dan mengambil ancang - ancang. "Apa yang kau lakukan?"tanya putri Evelynne yang melihatku.
"Aku harus masuk ke pusaran air itu!"jawabku sambil melompat ke dalam pusaran air itu. "TIDAKK!!"teriak Chelsy. Setelah aku masuk ke pusaran air itu, pusaran itu hilang sedikit demi sedikit. Dan dalam kapal itu, hanya ada teman - temanku.
"Victoria hilang!"ucap putri Evelynne panik. "Kita harus mencarinya!"perintah Hendrick. "Tapi bagaimana? pusaran air itu sudah hilang"kata Chelsy.
"Kita cari di permukaan laut"ucap Hendrick cepat sambil melompat ke dalam laut. Putri Evelynne dan Chelsy mengikuti Hendrick.
Mereka berenang lebih dalam. Sudah teras di permukaan laut. Tetapi, pusaran air itu hilang.
Mereka kembali ke kapal. "Mungkin saja Frank tahu dimana Victoria. Tapi bagaimana berbicara dengannya?tulisan. Ya, tulisan. Harusnya dia bisa menulis"ucap putri Evelynne sambil mengambil alat tulisnya dari tasnya. "Untungnya di lapisi plastik"kata Chelsy.
"Frank benar - benar ada?"tanya Hendrick tak percaya. Putri Evelynne tak menghiraukan pertanyaan Hendrick. Ia menuliskan sebuah pertanyaan dalam kertas. 1 menit...2 menit...3 menit...
"Hei, kenapa Frank tidak menjawab? berarti Frank benar - benar tidak ada. Itu hanya halusinasi kalian saja"ucap Hendrick.
Chelsy terlihat cemas. "Pasti bisa. Aku yakin dia ada disini"ucap putri Evelynne.
Chelsy berpikir. " Atau mungkin, Frank ikut bersama Victoria ke dalam pusaran air?"tebak Chelsy. "Mungkin saja"jawab putri Evelynne.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar