1. Perlombaan
1. Perlombaan
"Kak!mangga yang itu kak!besar sekali. Ayo petik kak!"seru salah satu teman kecilku yang bernama Grinn. Aku segera memetik buah mangga yang dimaksud Grinn.
"Victoria"panggil putri Evelynne dari belakang. Aku menoleh, lalu turun dari pohon mangga. Putri Evelynne melongo ke belakangku. "Tumben kamu ke sini"kataku. "Aku kan dari tadi nyariin kamu. Kamu sih... sukanya pergi ke mana - mana! itu pohon juga punya siapa?udah izin belum?"tanya putri Evelynne. "Sudah kok"jawabku.
"Kak Victoria!"panggil seseorang. Aku menoleh ke arah sumber suara itu. Dialah Chelsy, teman kecilku. Umurku dan Chelsy beda jauh 5 tahun. Selain itu, dia anak yang pintar memanah di kalangan anak - anak seusianya.
"Ada apa, Chelsy?"tanyaku. "Dengar - dengar kerajaan akan mengadakan lomba memanah. Mungkin saja kakak tertarik"jawab Chelsy. "Oke, aku ikut"aku pun tertarik dengan perlombaan itu.
"Chelsy!Ayo sini!"panggil teman - teman Chelsy. "Aku akan segera ke sana. Kak, aku pergi dulu"pamit Chelsy. Aku dan putri Evelynne menganggukkan kepala.
------------
"Hendrick!"panggilku. Aku berencana untuk mengajaknya naik ke atas istana. Hendrick muncul dari belakang bengkel. Ya, dia baru buka perusahaan mekanik.
"Ke atas istana yuk!"ajakku. "Aku masih harus memperbaiki arloji milik nenek Lily. Dia bisa marah kali aku tidak menyelesaikannya dengan cepat"tolak Hendrick. "Kau bisa memperbaiki arloji itu di atas istana, kan?"tanyaku. "Bisa sih...""kalau gitu ayuk!"selaku sambil menarik tangan Hendrick.
-----------------------
"Oh ya, dengar - dengar ada perlombaan yang diadakan oleh kerajaan. Kalau memang ada, kamu ingin ikut lomba apa?"tanya Hendrick sambil fokus memperbaiki arloji.
Aku pun beranjak dan mengelilingi atap istana yang berbentuk bulat. "Tentu saja.....MEMANAH!!"jawabku bersemangat. Saking semangatnya, kakiku meleset. "Aaaaaa!!!"teriakku.
Hendrick yang semula fokus memperbaiki arloji, terkejut dengan teriakanku. Aku menutup mata, tak mau melihat apa yang akan terjadi setelah aku jatuh.
1 detik...2 detik...3 detik...tunggu, mengapa aku tidak merasakan apa - apa?
Aku memberanikan diri untuk membuka mataku. Aku tidak jatuh. Tidak pula terluka sedikitpun. Dan... aku tak menapakkan kaki!
Jarakku dengan tanah hanya 20 cm. Aku terkejut. Sebenarnya apa yang terjadi?apa aku dijaili oleh Hendrick?tapi kalau itu Hendrick, darimana dia bisa tau ilmu sulap?dia kan tak bisa sulap!
Tiba - tiba tubuhku naik ke atas istana. Hendrick terkejut, lalu ketakutan. "Ka...kau... terbang??"tanya Hendrick. Aku mengedikkan bahu. Aku juga tak tahu.
Ada angin sejuk yang lewat lalu mengelilingiku. Aku heran. Kenapa dengan angin ini?
"Hei, ada apa?"tanyaku pada angin itu. Hendrick mungkin sedikit aneh dengan kelakuanku, tapi apa salahnya mencoba hal - hal yang jarang ditemui.
Angin itu berubah seperti manusia. Namun Hendrick tak bisa melihatnya. Tapi kenapa aku bisa?
"Hai, aku Frank. Boleh aku ikut bermain denganmu?"tanya jelmaan angin itu. Aku sangat ketakutan. Napasku tak beraturan. Hendrick heran denganku. "Ada apa?"tanyanya. Aku tak bisa mengatakan apapun pada Hendrick.
"Tenang, aku ini baik kok. Aku hanya ingin menjadi temanmu"ucap jelmaan itu. "Kau...kau ini ter...terbuat dari...dari apa?"tanyaku. Hendrick tambah heran. "Kamu kenapa, sih?"tanya Hendrick.
Aku mencoba untuk tenang. Lalu menjelaskan kepada Hendrick dengan baik - baik. "Hahaha!mana ada angin berubah menjadi manusia!makanya jangan kebanyakan halusinasi"ledek Hendrick tak percaya.
"Oke, tak percaya tak apa. Aku mau pulang!"ucapku dengan langkah kesal. "Kok marah sih?"tanya Hendrick.
-------------------
Aku masih kepikiran dengan angin itu. Dia berlalu saat aku memberitahu Hendrick apa yang kulihat dari angin itu. "Kuharap dia tak menggangguku nanti malam"ucapku.
-----------------
"Sudah malam. Waktunya tidur"kata putri Evelynne setelah bermain ular tangga denganku.
Aku berpamitan pada Putri Evelynne lalu pergi ke kamarku. Sangat melelahkan hari ini, karena teman - teman kecilku merengek minta buah mangga. Dan aku memetik banyak buah mangga untuk teman - teman kecilku.
Saat aku hampir terlelap, rasanya ada angin lewat. Aku mengecek. Tidak ada orang. "Kumohon jangan angin itu"ucapku. Angin itu memang tidak menyeramkan sama sekali, tapi aku tak suka diganggu saat aku sudah mengantuk.
"Hai, ini aku, Frank"ucap sebuah suara. "Oh...ayolah. Jangan menggangguku"kataku sambil menaruh bantal di atas kepalaku. "Oke, aku tidak akan mengganggumu. Tapi ada satu yang ingin kuberitahu. Besok kau berlatih memanah, biar kubantu"kata angin itu.
Aku tak merespon perkataan Frank. "Oke, terserah kamu. Dan sekarang kamu... PULANG!!"marahku Frank langsung kembali ke wujud angin lalu segera pergi dari kamarku. "Dasar angin menyebalkan!"gerutuku.
------------------
"Pemenang lomba memanah juara 1 tingkat dewasa adalah... VICTORIA!"ucap salah satu pembawa acara. Dengan penuh percaya diri, aku naik ke panggung dan menerima piala atas kemenanganku dalam lomba memanah.
Frank datang dan naik ke panggung. Tak perlu khawatir, ia akan terlihat denganku saja. "Ini pasti berkat bantuanku"kata Frank sambil membusungkan dada. "Idih, sombong"gerutuku.
Setelah menuruni panggung dengan membawa pialaku, Hendrick menghampiriku. "Selamat ya"ucapnya. "Terimakasih"balasku sambil tersenyum.
------------------
Saat sore hari...
"Victoria"panggil Frank. "Ya?"sahutku. "Kamu mau gak, jadi sahabatku?"tanya Frank. "Kalau kamu takut bersahabat denganku, gak apa - apa kok"lanjut Frank.
Kami terdiam sejenak. Hening.
"Aku mau kok, jadi sahabatmu"jawabku. "Ah, beneran?memangnya kamu gak takut sama aku?"tanya Frank. "Ngapain harus takut?kalaupun kita berbeda, kita kan bisa saling melengkapi. Itulah gunanya sahabat"jawabku sambil tersenyum. "Oh, terima kasih banyak. Kamu sudah mengajarkanku arti sahabat"ucap Frank sambil tersenyum pula.
Hari ini hari yang menyenangkan bagiku. Kuharap akan ada momen seperti ini lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar