TEMUKAN AKU DALAM DIRIMU
Malam yang dingin angin yang bertiup kencang membuat aku tidak ingin keluar, tapi suara diluar memaksaku untuk melihat kesana.
" Jika kau merasa sendiri maka ingatlah aku, aku selalu menemani mu dalam keadaan apapun dan sesulit apapun.." begitulah katanya.
Aku dengan hilang kesadaran menuju keluar. Tak ada satupun yang terlihat melainkan hanyalah kegelapan. Suara itu memanggilku terus menerus sampai kepalaku terasa sakit. Aku berusaha kembali kedalam tapi tidak bisa, kegelapan mulai menghantui. Suara itu semakin keras terdengar ditelinga.
" Kenali aku maka kau akan bisa melihat cahaya.." ujarnya.
Sekujur badan ku terasa membeku. Aku seolah-olah terjebak dalam ruang hampa dengan suara-suara aneh ini. Ingin sekali rasanya aku bertemu cahaya, ingin sekali rasanya aku keluar dari sini.
" Kau melupakanku begitu saja, kau tidak pernah ingin mendengar ku. Kau lupa siapa aku? Aku yang selalu kau abaikan, kau lebih memperdulikan dia. Dia yang selalu ingin menghancurkanmu yang selalu ingin melihat kau jatuh. Tapi kenapa kau bisa melihatnya sedang aku tidak!.." dengan suara lebih keras.
Kepalaku semakin sakit, aku tidak mengerti apa yang suara itu bicarakan. Sumber suara yang tidak diketahui entah darimana asalnya. Semakin aku ingin melihat sumber suara semakin keras suaranya terdengar.
" Pejamkan matamu!" ujarnya lagi.
Aku merasa ada yang tidak beres, aku tidak ingin memejamkan mata. Aku takut, aku bahkan ingin menyerah dengan semua ini. Aku berteriak dengan keras, berharap seseorang datang menolong.
" Aku katakan sekali lagi, pejamkan matamu!.." dia mengulanginya lagi.
Suasana semakin tegang, mata hanya bisa melihat kegelapan tidak ada satupun yang bisa dilihat melainkan kegelapan. Lalu aku akhirnya memejamkan mataku berharap suara itu hanyalah mimpi untukku.
" Apa yang membuatmu takut? Mengapa kau sangat ketakutan padahal aku hanyalah suara yang tak berwujud. Aku nyata aku ada tapi tak kau anggap. Kau egois, hanya mementingkan orang lain kau tidak memikirkanku." Kata suara itu dengan nada rendah.
Aku tak mengerti apa yang diucapkan oleh suara itu, dengan mata yang masih ku pejamkan.
" Wahai suara yang tak terlihat, aku tidak tau apa yang kau bicarakan. Ada apa denganmu? " Ujarku.
Lalu suara itu berkata " Kau benar-benar menanyakan ku? Sudah lama aku kau abaikan dan sekarang kau bertanya kepadaku? Kemana saja dirimu selama ini? ".
" Aku semakin hilang arah dan hampir gila dengan semua ini, katakan padaku apa maumu!" Aku menjawab dengan suara lantang.
" Jika perkataan ku tidaklah penting untukmu? Lantas perkataan siapa yang akan kau dengar? Teman-teman yang kau agung-agungkan itu? Apa dia ada disaat kau terpuruk seperti ini? Atau bahkan perkataan dari si munafik itu? Yang kau anggap itu pujian? Katakan padaku apa semua itu".
Aku terdiam, aku mulai meneteskan air mata. Jantungku berdetak kencang, keringat membasahi tubuh.
" Apa ini ujung cerita yang kau mau? Sampai kapan kau akan mendengarkan perkataan orang lain? Bukankah kau ingin melihat cahaya? Sudah lama kau abaikan aku begitu saja, apa mungkin kau telah beralih menjadi boneka semua orang? Jawab aku, mengapa kau diam? " Ujar suara itu dengan tegas.
" Entahlah aku tidak tau apa yang sedang terjadi, kalau boleh jujur aku juga tidak mendengarkan mereka. Tapi apalah daya perkataan mereka membuat ku hilang arah. Aku berusaha untuk kuat apa kau tau? " Jawabku sambil menangis.
Perdebatan semakin menggila, aku yang masih terperangkap dalam kegelapan mencoba mencari cahaya untuk keluar.
" Tenangkan pikiran mu, cari aku maka kau akan menemukan cahaya sejati".
Aku dengan perasaan marah ingin memukul pemilik suara itu. Tak lama setelah itu kegelapan berubah menjadi tayangan ulang. Dimana aku memperoleh penghargaan dibalik itu ada orang-orang yang ingin menjatuhkan diriku. Alangkah terkejutnya aku mereka adalah orang-orang yang sama dengan orang yang selalu memuji ku. Tapi keadaan berbalik itu membuat aku sadar bahwa semua yang aku lihat bukanlah yang sebenarnya terjadi.
Diperlihatkan pula dimana saat aku diluar berkumpul dengan teman-teman, aku tertawa terbahak-bahak tapi disaat yang sama diperlihatkan aku yang menangis saat kesendirian. Akupun tersadar aku tak begitu kuat menghadapi semuanya.
" Kau lihat? Kau bilang kau kuat? Tapi mengapa kau menjadi berbeda saat kau sendiri. Kau bilang kau ingin melihat cahaya tapi kau tidak bisa memutuskan sesuatu. " Ujarnya.
" Sadarlah, lihatlah aku ada aku selalu ada. Aku tidak pernah meninggalkan mu, coba kau rasakan aku cari aku maka kau akan menemukan cahaya sejati!" Suara itu selalu mengulang perkataan yang sama.
Kali ini aku benar-benar memejamkan mataku, aku mencoba memahami suara itu. Aku mencari sumber suara namun gagal. Tak berhenti disitu, aku mencoba lagi dan lagi sampai tibalah saatnya aku mulai merasakan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan. Aku merasakan ketenangan dihatiku.
" Disaat kau hilang arah, kau hanya perlu tenang. Jangan dengarkan perkataan orang yang tidak tau dengan dirimu. Kau lebih tau dirimu mereka hanya sampah yang ingin mengotori jiwamu. Sesekali kau harus berdebat panjang agar kau sadar betapa aku mencintaimu! ".
Kegelapan berubah menjadi cahaya, aku mengerti aku sadar aku telah mengabaikan diriku sendiri. Aku terlalu fokus dengan perkataan orang sampai aku lupa bahwa aku punya aku.
Mulai saat itu aku berjanji pada diriku untuk mencintai diri sendiri, hari-hari kujalani dengan bahagia. Setiap pujian dan hinaan tidak lagi menjadi hambatan untukku. Hidupku jauh lebih bermakna, sekarang aku menemukan dirinya dalam diriku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar