Dwi Widya Rahmasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Bel Berbunyi

Rindu Bel Berbunyi

Rindu Bel Berbunyi

Kring! kring! kring!

Itu adalah satu dari sekian banyak hal yang saya rindukan satu tahun belakangan. Dimana bel berbunyi cukup nyaring sampai kesetiap penjuru bangunan sekolah, entah bel masuk, istirahat atau pulang. Hal sederhana itu sudah membuat saya rindu setengah mati dengan belajar tatap muka.

Sejak satu tahun lalu, Menteri Pendidikan memutusukan untuk meliburkan sekolah selama dua minggu, serta beberapa kegiatan lainnya yang harus dihentikan untuk sementara waktu. Dua minggu yang ditunggu, nyaris tak menemukan ujung. Setelah dua minggu, beberapa aktivitas terpaksa lumpuh sementara waktu akibat virus yang kian menyebar.

Hal tersebut disebabkan oleh Corona Virus atau lebih dikenal dengan Covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang baru ditemukan. Penyakit ini menjadi sorotan karena kemunculannya diakhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China.

Dengan penyebarannya yang mudah, maka cepat sekali virus menyebar. Bukan hanya dari negara berasal, tapi sudah seluruh dunia mengalaminya. Banyak hal yang sudah dilakukan, termasuk pembatasan bersekala besar seperti yang terjadi pada tahun lalu diberbagai negara dunia termasuk Indonesia sendiri. Akibat dari terpaparnya virus tersebut juga bisa terbilang bukan hal yang harus kita acuhkan, mulai dari demam tinggi hingga kematian adalah dampak dari terpaparnya virus.

Semenjak ditetapkan sebagai wabah, banyak sekali hal-hal atau aktivitas yang terhenti entah dalam waktu yang lama atau sebentar. Demikian juga dengan kondisi ekomomi yang memburuk. Banyak anak yang putus sekolah dengan alasan tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan yang ia tempuh. Belum lagi fasilitas penunjang seperti handphone harus dimiliki, karena disanalah tempat kita berlajar sekarang, bukan diruang kelas. Kita dirumah, bersitatap melalui layar saja.

Ketika ditetapkan belajar secara daring, saya lumayan kesulitan karena hal tersebut benar-benar baru bagi saya. Yang biasanya mendengarkan langsung penjelasan dari guru, kini hanya melalui via chat saja, pemaparan materi akan disampaikan melalui video dari YouTube yang sudah dibagikan guru.

Semenjak daring tidak ada lagi candaan bersama teman ketika kegiatan belajar mulai jenuh, tidak ada lagi suara bel yang nyaring, tidak ada lagi omelan guru yang kadang terdengar sangat membosakan dan banyak hal lain yang hilang begitu saja. Saya jelas rindu dengan suasana kelas, saya rindu teman-teman, bercanda, belajar, suka dan duka bersama mereka. Cerita guru saya yang tidak ada habisnya untuk diceritakan kepada saya dan teman-teman. Waktu jam kosong yang menghibur. Semua hal yang hanya akan didapatkan ketika sistem belajar tatap muka, saya amat sangat merindukan itu. Benar-benar rindu.

Namun, keadaan memang sangat-sangat tidak memungkinkan untuk belajar tatap muka. Demi mencegah penularan virus jahat tersebut, hendaklah kita mematuhi apa yang disampaikan pemerintah. Berat memang untuk sebagian warga, tapi bagaimanapun juga, jika sudah ada terpapar, berkemungkinan akan menyebar dengan pesat, apalagi tidak melindungi diri dengan melakukan protokol yang ada. Gunanya diberikan protokol kesehatan supaya hal-hal yang tidak kita inginkan bisa terhindar.

Bisa dibilang sekolah menjadi tempat yang bisa terbilang rentan dalam penyebaran virus. Contoh saja dari kegiatan jaga jarak, hal tersebut terkadang susah dihindarkan oleh siswa dan siswi. Belum lagi pemakaian masker dan mencuci tangan atau penggunaan hand sanitizer yang terkadang sedikit dilupakan, padahal hal tersebut sangatlah penting dilakukan dimasa seperti sekarang ini.

Kita sebagai pelajar seharusnya bisa mengajak atau menjadi contoh untuk yang lain dalam menjalankan protokol kesehatan yang sudah ada. Membantu memulihkan negeri kita ini, diperlukan kerja sama yang cukup erat. Karena tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja. Semuanya, semua harus ikut berpatisipasi dalam menjalankan protokol kesehatan yang ada, supaya semua kegiatan bisa berjalan kembali seperti sediakala.

Dwi Widya Rahmasari, yang lahir pada tanggal 13 April 2005. Sekarang sedang menjalankan kewajiban sebagai salah satu siswa sekolah menengah kejuruan. Di masa depan saya bercita-cita kerja diluar negeri dan mewujudkan keinginan untuk menjadi seorang penulis.

[email protected]

083175844260

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga tercapai cita-citamu Kak....

11 Aug
Balas



search

New Post