Nama saya diva Ayudyananda Valentina, saya sekarang sekolah di MAN 1 JEMBER, saya ingin cerita mengenai kasih sayang seorang orang tua yang tidak pernah mengeluh kepada anak anak nya.

1. Ayah

Saat SMP kelas 7 saya mengikuti les voly, yang setiap bulannya membayar 50 ribu, belum untuk bayar turnamen setiap 2 bulan sekali yang kurang lebih bayar 35 ribu, dan bayar keperluan sekolah lainya, seperti SPP sekolah, buku buku dan keperluan lainya. Ibu saya tidak kerja, ayah saya dulu masih guru di man 1, gaji nya tidak begitu besar, tetapi ayah saya lebih mengutamakan di sawahnya, karna kurang lebih mempunyai 1H sawah, dan mempunyai kebun jeruk. Dari panen itu lah ayahku bisa membanggakan dirinya dan keluarga. Sedangkan uang dari gaji guru di kumpulkan agar ayahku bisa membeli koleksi yang di inginkan beliau. Kakak ku dulu lulus man tahun 2012, lanjut di kebidanan di dr Soebandi Jember kakak ku terpaksa karna di paksakan oleh ayah yang ingin mempunyai anak kesehatan, sampai sampai kakak ku tidak kuat karna bidan bukan yang dia inginkan, akhirnya sia sia semuanya termasuk uang dll, kakak ku berhenti dari kebidanan, ayah ku marah besar sampai sampai berbulan-bulan ayah ku marah, sampai sampai ayah ku pernah bilang "nduk sok mben awmu dadi dokter Yoo, mulai sak Iki belajar seng pinter"(kata ayah dan ibu ku). Karna ingin sekali mempunyai anak dokter. Berbulan bulan sampai kakak ku bilang ke ayahku kalau dia ingin kuliah di sarjana pendidikan, ayah ku meng-iya kan tetapi dengan 1 syarat "pokok seng sak Iki tenanan sekolah ayahe gak kelem biayai lek ga tenanan maneh" (kata ayah waktu itu). Singkat cerita kakak ku memilih jurusan BK (bimbingan dan konseling). Ayah memutuskan untuk sekolah di universitas negeri Malang karna dulu ayah lulusan situ, dan banyak teman teman ayah yang menjadi dosen di situ jadi bisa membantu kakak ku masuk ke UM. Setelah lulus kakak ku ingin mengambil S2 BK. Sedangkan aku disuruh di man 1 Jember karna dari kecil sering ikut ayah kerja. Aku memilih jurusan pertama IPA karna dulu ayah ku pernah bilang kalau saya harus menjadi ahli kesehatan, tetapi saya malah masuk IPS, ayah saya marah, tetapi lama lama ayah saya terima. Dan membebaskan saya memilih jurusan kuliah kelak.

2. IBU SEGALANYA

Ibu saya dulunya kuliah tetapi tidak di lanjutan karna ibu saya maunya main main atau menjelajah kota layaknya besti besti nya dulu, jadi kuliah tidak di lanjutan, sampai sama nenek saya ibu saya di jodohkan sama ayah saya. Setelah menikah bertahun-tahun ibu mempunyai anak 2 kakak saya dan saya, yang selisih 14 tahun. Ibu adalah orang yang selalu mengalah kepada anaknya, seperti contoh nya saat lebaran ayah mengasih uang untuk beli kue raya dan baju raya, jika uangnya kurang ibu selalu mengalah dan bilang "seng penting sampean Karo kakak entok, ibuk pikir keri" tetapi saya merasa kasihan dan saya menjawab "gpp wes seng situk e ae seng regane di bawah e Iki", tetapi ibu saya tahu kalau saya mau nya baju yang agak mahal iku di bandingkan lainya. Ibu tetap saja membelikan baju itu, meskipun ibu menambahkan uang arisanya untuk membeli kue lebaran, karena ibu ku suka ikut ikut arisan dan kalau menang atau daerah rumah ku di sebut dengan "motel" pasti anak anaknya di belikan sesuatu.

Kasih sayang seorang ibu dah ayah tidak hanya itu, contohnya saat kakak atau saya ulang tahun, pasti di ajak jalan jalan dan makan di luar, selain itu bercanda, ketawa sampai sakit perut, dll.

I love you ayah ibu, saya dan kakak berjanji akan menjadi anak yang diinginkan oleh beliau meskipun belum terjadi.