Dinda Fitria

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tulisan yang bercerita

Tulisan yang bercerita

assalamu'alaikum wr.wb

Hai semua disini saya akan menceritakan seperti apa yang saya hadapi saat ingin menjadi penulis.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Dinda Fitria Rahmadhani, saya kelas 9 dari MTsN2 jember.

Menurut beberapa orang yang pernah saya temui, banyak dari mereka yang menjelaskan bahwa menulis itu sangat rumit. Rumit dalam artian penempatan kata yang kadang kurang tepat.

Sejak saya kecil saya memang suka menulis, ntah sekedar menulis materi pelajaran atau menulis sesuatu yang terlintas dalam pikiran saya. Bahkan ibu saya kadang-kadang terlihat heran dan juga sinis karena melihat saya yang selalu menulis buku hanya untuk menulis tulisan berisi omong kosong.

Namun, kegiatan menulis saya sempat berhenti pada era pandemi pada sekitar tahun 2020 hingga 2022 awal. Karena materi pembelajaran banyak disampaikan lewat handphone, saya mulai meninggalkan kegiatan menulis saya. Saya sibuk bermain gadget bahkan bisa dibilang kecanduan gadget. Saya hanya sibuk dengan handphone, bahkan saya tidak mengerjakan tugas-tugas saya.

Saya mulai menulis kembali pada saat pembelajaran tatap muka. Tapi kegiatan menulis saya yang saya lakukan pada waktu itu tidak sama dengan yang sebelum sebelumnya. Saya menggunakan satu aplikasi online untuk menulis tulisan saya. Ya Wattpad, siapa yang tidak mengenal aplikasi itu? Bahkan banyak anak zaman sekarang yang membaca lewat aplikasi itu.

Saya menulis tulisan saya lewat aplikasi itu. Meskipun tidak ada yang membaca karangan saya, saya tidak mempermasalahkan nya. Menurut saya, saat saya sudah menulis sesuatu yang ada didalam pikiran saya itu membuat hati saya lega.

Pada tanggal 7 September 2022 kemarin, saya terpilih menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti Seminar Literasi bersama rekan saya, Aisyah.

Disana kami belajar bersama, dari yang saya tidak tau menjadi tau. Saya dan rekan saya memahami sedikit demi sedikit materi yang diberikan oleh panitia Seminar. Disana juga kami diajarkan cara menempatkan kata dengan benar.

Waktu demi waktu kami lewati bersama dengan senda gurau. Tiba saatnya pak Eko sebagai narasumber Seminar Literasi menyuruh kami semua untuk membuat tulisan dengan judul "jika aku menjadi..". Pada kesempatan itu semua siswa peserta Seminar Literasi membuat tulisan singkat dengan menambah cita cita mereka pada judul yang ditentukan.

Apa yang saya harapkan tidak terjadi. Tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Tulisan yang nantinya dibacakan pak Eko harus dikirim ke nomer WhatsApp pak Eko. Dan disaat bersamaan handphone saya dan rekan saya mati.

Rasa kecewa dan marah memenuhi pikiran saya. Saya ingin memarahi diri saya sendiri. Saya yang semula bersemangat untuk mengikuti Seminar Literasi menjadi lesu.

Tapi saya tidak diam saja, saya mencatat cerita saya di buku yang saya bawa. Meskipun hanya kemungkinan kecil untuk dibaca oleh pak Eko nantinya.

Mata saya menatap iri kepada anak anak yang tulisan nya dibaca oleh pak Eko. Mata saya panas, hati saya terasa terbakar. Oh tidak saya menangis. Saya tidak bisa menahan air mata saya disana. Hanya diri saya yang mampu memahami betapa kecewa nya saya.

Rekan saya Aisyah, melihat mata saya yang menangis. Ia bertanya kepada saya kenapa saya menangis. Saya hanya menanggapi pertanyaan nya dengan jawaban bahwa saya sedang mengantuk. Saya malu jika dia tau bahwa sebenarnya saya menangis karena iri.

Sepulang dari Seminar Literasi, saya seperti menemukan pengalaman pengalaman baru. Seperti terasa ada rasa baru yang harus saya coba. Tetapi saya lupa bahwa bolpoint saya habis tinta nya, ih mengesalkan. Saya meminta ibu saya untuk membelikan bolpoint baru.

Saya menulis apa yang ada dalam pikiran saya. Saya berusaha berhati hati dalam menempatkan kata. Setelah semuanya sudah tertulis, saya mengumpulkan nya. Agar nantinya bisa saya pilah dan dikoreksi ulang lagi.

Esok pagi nya saat disekolah, kami mendapat pengumuman. Bahwa yang mengikuti Seminar Literasi kemarin disuruh berkumpul kembali. Saya dan rekan saya heran, ada apa ya?.

Kami menunggu sekitar 5 menit untuk menunggu siswa siswi yang lain. Setelah semuanya berkumpul. Bu Sri Wahyuni ​​selaku pembimbing kami menjelaskan maksud mengapa kami dikumpulkan lagi. Apa kalian tau jawaban nya?. Kami semua yang mengikuti Seminar yang ditunjuk untuk menjadi Duta Literasi Madrasah. Waww sangat mengesankan bukan?. Selain itu ibu Sri Wahyuni ​​semangat kami bahwa nanti kami diikut sertakan dalam perlombaan menulis. Dengan Tema yang diberikan yaitu " Aksara berbuah karya".

Saya kaget , takut ,dan juga bingung. Kaget karena jujur ​​saja saya baru pertama kali mengikuti seminar lomba. Takut karena nanti saya mengecewakan sekolah saya. Dan bingung karena. entah mulai dari mana saya menulis. Bahkan saat itu huruf A hingga Z tidak mampu saya ingat.

Saya berusaha bersikap tenang. Saya berusaha berimajinasi agar bisa mendapat ide. Kata demi kata saya susun serapih mungkin. Saya menulis di situs milik sasisabu.id.

Perlahan demi perlahan saya menyusun kata. Menempatkan dimana kata itu seharusnya digunakan. Hal yang saya benci terulang, Tulisan saya tiba tiba hilang padahal saya sudah menyimpan nya di draft.

Saya memulai kembali tulisan itu. Dengan apa yang terlintas dalam pikiran saya dan dengan bahan yang sudah saya siapkan, saya menulis dengan mudah. Entah kenapa rasanya saya seperti sudah terbiasa. Akhirnya saya mampu menyelesaikan tulisan saya. Ya, tulisan yang saat ini kalian baca, adalah tulisan saya yang saya ceritakan.

Dan ya.. malam menjadi saksi bisu perjalanan saya selama ingin menjadi penulis. Kesabaran saya selama menulis, kekecewaan saya yang akhirnya menjadi kepuasaan bagi saya, dan rasa bangga terhadap diri saya sendiri, yang menjadi pendamping saya dikala menulis. Saya bangga terhadap diri saya, karena mampu berjuang disaat banyak sekali cobaan yang datang.

Saya tidak pernah berharap tinggi untuk menang lomba menulis. Sedikit harap saya untuk memenangkan lomba. Bagi saya, lomba bukan sekedar ajang persaingan, tetapi menjadi motivasi bagi kedepan nya. Kalah menang adalah hal yang biasa. Saya berharap bisa memenangkan lomba ini untum menyadarkan ibu saya, bahwa menulis bukan sebatas omong kosong belaka, namun menjadi saluran penyambung kreativitas yang mampu dikembangkan.

Pesan untuk semua nya, menulis itu mudah, hanya kalian yang kadang tidak menemukan ide atau kalian yang malas menulis. Saran dari saya, berlatihlah untuk menempatkan kata dengan benar didalam kalimat. Ide yang ada didalam pikiran kalian, sampaikan ke tulisan kalian. Jangan pernah mengatakan bahwa menulis tidak ada untungnya.

Sekian saja cerita singkat saya. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan. Saya harap teman semua bisa mengambil hal-hal yang berhubungan dengan tulisan saya. Selain itu saya berharap kalian tulisan saya menjadi motivasi kalian kedepannya. Sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post