Ramadan Ceria
Tema : Ramadan Ceria
Gemilau Bintang di Langit Ramadan
Sebenarnya bahagia itu ada dalam diri setiap insan. Bahagia itu bukan dicari, melainkan diciptakan. Bukan holiday ke seluruh penjuru ibu kota, melainkan kebahagiaan itu ada di hati setiap insan. Bulan yang penuh berkah itu akan segera tiba, hanya tinggal menghitung hari. Iklan marjan muncul disela-sela film ikatan cinta. Suasananya seakan-akan hadir. Banyak cahaya, banyak keramaian, banyak yang berkumpul walau biasanya terpisah oleh jarak. Banyak yang biasanya tidak pernah menyentuh kitab yang tertata rapi itu, namun telah usang oleh debu karena tidak pernah disentuh. Namun malam yang suci penuh dengan keberkahan ini benar-benar berkah. Tambah-tambah kebaikan. Al-Qur'an terdengar di seluruh penjuru. Hingga kelopak mengatup, dendangan Al-Qur'an merdu bak nyanyian burung itu masih terdengar meski sayup-sayup.
Tahun kemarin merupakan ramadan yang berbeda dari sebelumnya. Aku tidak menyambut ramadan dengan keluarga dan teman-teman masa kecilku lagi. Namun, aku bersama keluarga baruku. Suasana pondok pesantren di bulan ramadan adalah pengalaman baruku. Paginya bukan dilanjut dengan tidur, ngantuk karena bangun sahur. Siangnya bukan nonton televisi yang dengan tidak sengaja hingga ketiduran. Sorenya bukan lagi ngabuburit ke alun-alun Langensari. Semua kebiasaan itu benar-benar berubah drastis. Pagi yang menentramkan, pagi yang menyejukkan. Jam di dinding masih menunjukkan pukul 02.00 WIB. Entah aku yang bermimpi atau ngelindur, namun keadaan telah ramai. Suara-suara mencekam telinga ku. Mataku kini tak lagi terpejam. Kesibukan mulai tercipta. Begitulah. Hidup adalah pilihan. Tak banyak yang masih terpejam, larut dalam mimpinya. Namun aku memilih option pertama.
Bulan Ramadan. Bulan penuh berkah. Banyak yang sulit meluangkan waktunya untuk ibadah, namun tidak pada bulan ini. Bulan penuh kebahagiaan. Banyak yang sering kesulitan makan sehari-hari, tapi tidak pada bulan ini. Semua orang sibuk berlomba-lomba menyodakohkan sebagian hartanya. Bulan ramadan. Bulan penuh kebaikan. Banyak diantara kita yang terpisah oleh jarak dan waktu, namun ramadan menyatukan kita. Memberikan ruang untuk saling memaafkan dan memberi. Ramadan juga yang membuat rumah direnovasi besar-besaran. Mulai dari mengecat ulang dinding rumah, membersihkan rumah dari debu, merapikan barang-barang hingga mengganti kostum tubuh. Baju baru, alhamdulillah. Sendal baru, alhamdulillah. Kerudung baru, alhamdulillah, serba baru alhamdulillah. Dipakai dihari raya. Belum baru masih ada yang lama, alhamdulillah.
Kebahagiaan yang sebenarnya belum ku ceritakan. Mari kita simak dengan seksama, cermat, dan bersahaja. Pukul dua pagi aku meraih mukena putih polos dengan renda warna hijau dan tasbih kayu cokelat cerah dalam genggaman. Menenggelamkan segala harap, angan, risau, tangis, suka duka, dan doa. Lantas teringat dengan jadwal memasak untuk sahur dan berbuka puasa. Lantas dengan cekatan kaki melangkah menuju dapur. Bersama satu rekan ahli masak, aku memotong sayuran sambil memerhatikan lihainya tangan memegang sinduk. Keringat bercucuran, namun hati sangat senang. Kantuk pergi seiring tanggung jawab yang telah diberikan harus dilaksanakan.
Makan senampan hingga tujuh orang. Gelagak tawa mulai terdengar. Makanannya sederhana namun nikmat disantap. Tak perlu menghabiskan waktu yang lama, makanan telah ludes disantap.
“Huft....senangnya. Alhamdulillah...,” imbuhku usai makan.
Waktu. Cepat berlalu dan tak akan pernah kembali. Aku baru dapat memaknai kalimat itu. Kini selepas solat lima waktu, disela-sela target menghatamkan bacaan Al-Qur'an, kitab irsyadul abidin dan tafsir jalalen menemani setiap hembusan nafas. Kini aku baru mengerti, betapa berharganya waktu. Betapa berharganya ramadan. Sayang jika disia-siakan.
Semoga bulan ramadan ini lebih baik. Aamiin.
BIODATA PENULIS
Nama: Dinar Nur Fadilah
Sekolah: SMAN 2 Banjar
Email: [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar