Apakah kalian masih mengharapkanku? Aku pun tidak tahu apakah aku masih punya harapan atau tidak.

Dua bulan sudah diri ini menetap di rumah. Rutinitas tidak lagi berjalan seperti biasanya. Hati tidak pernah menginginkannya, hanya saja ini soal waktu dan kesempatan.

Kondisi tubuh yang kala itu tak kunjung membaik, membuatku ingin merehatkannya sejenak. Maksud hati pulang ke rumah untuk satu atau dua hari, tapi takdir berkata lain. Aku tidak bisa menceritakan alasannya, hanya saja aku hanya bisa melakukan apa yang bisa ku lakukan di rumah sambil terus berdoa. Berdoa untuk segera kembali ke perantauan. Terus berjalan hingga air jernih, tak sekeruh air yang hanya diam membisu.

Kapan kamu ke sini? Pertanyaan yang berulang kali muncul di layar ponselku. Jika aku boleh menjawab, aku pun tidak tahu kapan aku ke sana.

Hari ini lagi-lagi aku hanya bisa belajar sungguh-sungguh dan terus berdoa. Belajar memahami bahwa skenario Allah itu yang terbaik. Belajar bahwa kehendak-Nya lebih baik daripada kehendaku. Namun aku tahu, ada takdir muallaq yang bisa ku ubah. Saat ini aku sedang berusaha dan berdoa untuk memecahkan teori itu. Teori yang datangnya bukan dari manusia, melainkan yang memiliki dunia dan seisinya.

Bagi kalian yang sedang atau pernah diposisi ku, dimana dua hal menawarkanku untuk dan harus memilih. Dan pilihan itu pilihan yang tidak ingin dipilih tapi ingin kedua-duanya. Silakan tinggalkan komentar kalian di bawah, agar kita saling memberikan semangat dan optimis.

Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan hari ini dengan sungguh-sungguh, diiringi dengan doa. Hanya itu. "Ora et Labora'".