My Journey

Oleh: Diana Saniya Majida Fauziyah

SDN Keling 1

Aku sering berbelanja ke toko buku sejak kelas dua sekolah dasar. Semua itu berawal sebuah buku novel anak yang diberikan kakak untukku. Sejak saat itu, aku sering mengajak ayah ke toko buku, bahkah hampir setiap minggu, sampai-sampai sang kasir memberiku hadiah karena sudah berbelanja setiap minggu di toko buku tersebut.

Buku-buku yang sudah aku beli sudah bertumpuk-tumpuk di lemari. Namun, aku merasa sedikit kecewa, mengapa aku hanya membeli, dan tidak menulis buku. Pada hal, buku-buku yang aku beli banyak juga yang penulisnya seumuranku. Akhirnya aku pun menyampaikan isi hatiku untuk menjadi seorang penulis kepada ibuku. Namun, Ibu sepertinya tak memahami apa keinginanku. Aku tetap berusaha menjelaskan kepadanya. Alhasil aku hanya menulis sebuah cerita pendek, di buku tulisku. Setiap muncul imajinasi yang terlintas di pikiranku, selalu kutulis di buku tulisku. Tulisan tanganku di buku tulis hurufnya sengaja aku besar-besarkan, agar cepat menghasilkan halaman yang jumlahnya banyak.

Namun, sejak kelas tiga sekolah dasar, saat ayahku mengikuti lomba menulis di mediaguru, lalu menang, ayahku menyuruhku untuk menulis dibuku tulisku. Aku hanya menunjukkan sebuah cerita pendek yang kukarang, setiap harinya. Walaupun ayahku tidak mengerti tulisan tanganku yang jelek, aku tetap menjelaskan apa kalimat yang tidak jelas itu, agar kalimatnya tetap efektif.

Tak terasa, tahun pun berganti, aku duduk di kelas empat Sekolah Dasar. Kira-kira bulan Mei 2019, aku mengikuti diklat Sasisabu yang bertempat di MTsN 7 Kediri. Aku diajarkan cara menulis sebuah cerita, dari awal hingga akhir. Saat itu aku menulis sebuah novel yang berjudul Sahabat Dua Dunia. Tak pernah aku duga sebelumnya, ceritaku dibuatkan sampul terlebih dahulu. Aku pun disuruh maju ke depan. Aku gugup, bagaimana aku bisa menjelaskan cerita yang kukarang. Entah mengapa sekarang aku menganggap cerita Sahabat Dua Dunia sebagai cerita yang menurutku agak amburadul. Mungkin karena cerita itu adalah ceritaku yang pertama kali diterbitkan.

Awal tahun 2020 Covid mulai menyerang dunia, diriku hanya bersantai-santai tidur-tiduran di kamar, saat bulan Mei juga, ayahku menyuruhku menulis. Aku bingung, cerita apa yang akan kutulis, otakku tidak bisa memikirkan apapun. Aku mencoba mencari berita di google, agar ide di otakku muncul.

Pas sekali, ada berita tentang benda yang di isukan akan menjadi sarana transportasi yang digunakan pada jaman yang serba canggih. Keesokannya, aku mulai menulis novel yang berjudul A Young Time Traveler. Sebuah cerita yang menurutku paling imajinatif di antara semua cerita yang kukarang, karena sebelumnya aku hanya bercerita tentang pertemanan.

Bulan Juli, aku menemukan poster tentang diklat menulis konferensi penulis cilik indonesia. Tanpa rasa sungkan aku menunjukannya pada ayah, ayahku pun menyetujuinya. Saat bulan september, diklat menulis tersebut telah dimulai. Tidak kusangka aku mempunyai banyak teman yang akrab denganku. Teman yang akrab denganku kadang menceritakan isi hatinya, itu membuatku mempunyai banyak ide, ide tersebut selalu kucatat di notes handphoneku. Banyak sekali teman yang mempunyai hobi, dan kesamaan sepertiku. Bahkan saat buku baruku terbit, ada satu teman online yang ingin membeli bukuku.

Walaupun sebentar lagi aku akan lulus sekolah dasar dan berpindah ke pesantren. Aku tetap ingin menulis, karena sekarang cita-citaku menjadi seorang penulis sudah tercapai, aku tak ingin berhenti, aku tetap ingin membagikan cerita imajinasi dan ide-ideku kepada semua orang.

Profil Penulis

Namaku Diana Saniya Majida Fauziyah, aku biasa dipanggil Diana. Aku juga mempunyai nama pena yaitu Fau. Aku lahir pada tanggal 12 Agustus 2009 di Kediri, saat ini aku berumur 11 tahun. Aku bercita-cita menjadi seorang dosen. Saat ini aku sudah mempunyai empat buku yaitu A Young Time Traveler, Sahabat Dua Dunia, Pejuang Literasi Siswa SD Gokil, dan Permainan Siswa Asyik.

Sekarang aku bersekolah di SDN Keling 1 dan duduk VI. Aku punya hobi menulis, menggambar, dan membaca. Aku juga suka jalan-jalan mencari buku jika buku persediaan telah habis.