Teknologi adalah hal yang sangat membantu di era ini. Teknologi dapat membantu kita ketika dalam masalah, contoh teknologi yang beredar di sekitaran kita adalah handphone. Sekarang banyak orang yang merasa terbantu oleh keberadaan benda pipih berbentuk persegi panjang tersebut. Kita pasti merasakan manfaatnya juga. Banyak hal yang bisa dilakukan di handphone mulai dari mengerjakan tugas, berbelanja, menabung, sampai bermain game. Banyak kemudahan yang ada di handphone.

Namun, karena kemudahan tersebut membuat para pelajar malah menyepelehkan tugas sekolah yang diberikan kepadanya. Mereka menganggap bahwa semua hal itu bisa dilakukan dengan search di google. Bahkan banyak orang-orang yang tak bertanggung jawab manfaatkan handphone sebagai sarana melakukan kejahatan. Kejahatan-kejahatan itu pun bisa berakibat trauma bagi korban dan hukuman di jeruji besi bagi pelakunya. Ada banyak sekali contoh kejahatan melalalui layar handphone kita, bahkan tak bosan-bosannya orang-orang memberitakan kejahatan melalui handphone, terlebih lagi di media sosial. Ada berbagai contoh kejahatan di media sosial mulai dari penipuan, cyber bullying, hingga pelecahan non verbal.

Pada suatu hari disaat rasa lelah dan gabut menerpa, aku membuka media sosialku. Ketika baru menekan sebuah aplikasi, diriku rasanya marah, ingin mencabik-cabik orang di dalam berita itu. Apa kalian tahu itu berita apa? Itu adalah berita tentang seorang lelaki yang melecehkan seorang gadis, melalui WhatsApp. Ironisnya sang pelaku adalah orang spesial dari sang korban alis pacar. Hubungan virtual mereka tentu tidak di setujui oleh sang orang tua. Tentu sang gadis sebagai korban pun takut harus apa saat pelecahan tersebut berlangsung. Ingin melaporkan ke orang tua takut dimarahi, ingin pasrah ia tak nyaman dengan lelaki yang menyandang status sebagai pacarnya itu.

Hingga akhirnya pelecehan tersebut berlanjut ke dunia nyata. Tentu kalian tahu akibatnya? Ya, pastinya hamil di luar nikah. Setelah di telusuri, alasan gadis ini mau menemui sang pelaku adalah karena sang pelaku mengancam akan membocorkan info pribadinya ke media sosial. Sehingga ia takut dan mau menemui sang pelaku.

Dari sini kita bisa tahu bahwa media sosial juga berimbas pada pergaulan kita. Namun, perlu di catat bukan berarti hanya di media sosial saja yang berbahaya, kadang anak-anak juga bisa lalai dalam tugasnya karena gim.

Ceritanya dimulai ketika sang anak sudah kecanduan gim. Sehingga sang ayah pun menyita ponselnya. Ini membuat anak laki-laki itu marah dan mengambil pisau daging untuk mengancam ayahnya. Sungguh sangat miris melihat vidio tersebut.

Namanya juga kepo, aku pun mencari tahu asal-usul masalah itu terjadi. Ternyata, ada faktor lain yang menyebabkan adanya masalah tersebut. Ayah sang anak teresebut ternyata terlalu memanjakan sang anak, sehingga sang anak pun kecanduan gim.

Dari kisah-kisah di atas, sudah sepantasnya kita jadikan contoh agar terjauh dari dampak buruk teknologi, terutama handphone. Caranya bagaimana? Caranya gampang, dan enggak susah-susah baget kok.

Pertama, kita harus merubah pola pikiran kita agar bisa mengandalkan teknologi sebagai sarana kita untuk berkarya.

Kedua, jangan pernah menggunakan teknologi sebagai sarana ajang kejahatan, atau hal-hal negatif lainnya, seperti jual beli narkoba, pembullyan, dll.

Ketiga, lingkungan harus selalu mendukung, bila teknologi tersebut membawa dampak baik, dan bila ada hal yang janggal tentang pemanfaatan teknologi jangan takut untuk menumbasnya.

Sebagai generasi penerus bangsa, hal yang harus kita lakukan adalah mengubah keburukan-keburukan kita terhadap handphone. Jangan jadikan benda pipih itu sebagai musuh kita, jadikanlah benda pipih itu sebagai alat untuk membuat kita bersinar di dunia ini.

Patrang, Jember 12 Maret 2023.