Prolog KEANA
Wiuuuu…..wiuuuuu…..wiuuuuu
Suara sirine polisi dan ambulans membuat semua orang yang berkumpul di satu rumah memberi jalan untuk mobil tersebut. Rumah yang dimana di teras serta di dalam rumahnya ramai di isi warga, polisi, bahkan perawat. Tangisan pilu mulai terdengar dari dalam rumah. Teriakan terkejut dan juga tak menyangka dari beberapa tetangga terdengar ramai saat mengangkat tandu yang ditemukan seorang pria paruh baya dengan darah di perut serta kepala.
“Pah! Pa! Papa! Papanya Ana mau kemana, Bun!?” jeritan seorang gadis yang ber urai air mata membuat hati warga berdenyut sakit.
Bundanya serta beberapa warga yang menahan gadis itu saat gadis itu ingin mengejar ambulan yang membawakan ayah. Gadis itu terus memberontak, matanya membocorkan ambulan yang semakin jauh dari pandangannya. Tiba-tiba mengirimi Anda terganti dengan kecewa kecewa saat seorang pria keluar dari rumahnya dengan tangan diborgol serta polisi di kedua sisinya. Ia berlari menghampiri pria itu. Udara mata terus mengalir saat mengingat bagaimana pria itu menikam ayah.
“Kenapa? Kenapa paman ayah melakukan ini sama papanya Ana!!” ya, gadis itu, Andhira Keana Rajendra. Gadis yang kini marah adalah gadis yang manja dan polos sebelum kejadian beberapa saat yang lalu. Kejadian ia harus melihat orang kepercayaan keluarganya dimanaikam sang ayah.
Aryo-Pria itu hanya memandang putri atasannya dengan rasa bersalah. Putri atasannya yang polos kini menatap penuh kekecewaan. Putri atasannya yang sudah ia anggap putrinya kini akan tunduknya. Ia mengungkapkan yang berbobot dari darahnya, rasa bersalah atas kinerjanya. Ingatan-ingatan keluarga majikannya begitu baik dengannya, istrinya juga anaknya. Bahkan gadis polos itu tetap memanggilnya dengan sebutan “paman ayah” saat ia melakukan dosa yang tak dapat diampuni.
Sekarang ia menghacurkan hidup banyak orang-orang penting dihidupnya? Istri atasannya yang kini mengandung, putri atasannya, istrinya, dan bahkan putrinya. Bagaimana dengan hubungan putrinya dengan Keana nantinya? Apakah Keana juga akan menyukai putrinya? Pertanyaan serta pernyataan terus bermunculan di otaknya membuat saya sangat takut akan kehidupan keluarga kecilnya untuk kedepannya. Ancaman itu…. Ancaman yang membuat ia kehilangan akalnya.
Ia menangis dan bersujud di kaki Keana. “K-keana… Maaf… P-pamaan… Paman tidak berniat melakukan ini, Keana….”
Keana jongkok dan memegang kedua bahu Aryo, “Terus maksud paman ayah apa? Paman ayah kenapa bikin papanya Keana naik mobil putih tadi? Kenapa paman ayah bikin papanya Keana pergi tapi nggak ajak Keana? Keana gak mau jauh dari papanya Keana” tanya Keana dengan sedih.
Saat Keana ingin melanjutkan jutaan pertanyaan yang ada di fikirannya, Bulan-Bunda Keana menarik dan memeluknya. Bulan tau, jika sebenarnya Keana peka terhadap kejadian hari ini. Bulan tau, kalau Keana sedang berusaha mengelak kejadian hari ini. Dan benar saja, Keana langsung menangis histeris dipelukan Bulan. Tangisan yang membuat hati Bulan seolah-akan tertusuk dari duri.
Aryo tak kuasa menahan tangisannya. Air matanya mengalir deras kala melihat Keana dan Bulan menangis. Apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus ia katakan kepada keluarganya? Apa yang harus ia katakana kepada putrinya? Hinggaannya berhenti ketika ia mengingat sesuatu. Suatu rahasia dalam kehidupan putrinya.
***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar