Cici Fauziyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pondokku: Aku Rindu

Pondokku: Aku Rindu

Suara kumandang adzan subuh membuatku tersentak dari mimpi yang sangat nyata bagiku.aku melihat jam dinding tergantung rapi menunjukkan pukul 04.30 yang menyadarkanku kalau sekarang waktunya untuk sholat,dengan sedikit kantuk dan pikiran masih berkeliaran, aku memaksakan diri untuk mengambil air wudhu.merasakan dinginnya air yang terkena permukaan kulitku, dengan tetap melanjutkan wudhuku. Aku mengambil mukenah kemudian sholat subuh di atas sajadah yang kuletakkan di depanku.

Tak terasa fajar telah menampakkan wujudnya melewati celah jendela yang ingin aku buka,kokokan ayam terdengar saling sahut menyahut,burung-burung pun terbang untuk mencari makanan. Sembari menunggu sarapan pagi aku menyempatkan diri untuk menonton kartun kesukaanku.

Akupun mengambil makanan yang telah di sajikan mama,tiba-tiba suara benda kecil yang berbentuk kotak disampingku berbunyi, memnbuatku terpaksa harus menghentikan makanku,penasaran dengan pesan yang masuk ke hpku. Ku lihat balon percakapan muncul satu demi satu memenuhi grup chat,membahas tentang mata pelajaran apa yang akan kami pelajari untuk hari ini. Grup chat pun semakin berisik.

Tak terasa guru yang sedari tadi kami tunggu kini masuk ke grup chat yang berisik ini. Membahas tentang pelajaran yang membuatku bingung. Mengingat kami sekarang lagi melaksanakan pelajaran daring,akupun menulis semua materi yang diberikan, tetapi tak satupun yang aku mengerti.

Tak terasa pikiranku berkelana ke tiga bulan yang lalu, masa dimana kami semua berkumpul di satu naungan pondok pesantren modern Rahmatul asri.kala itu corona belum menghampiri Indonesia, kami masih berada di Rahmatul asri yang penuh akan aturan dan kedisiplinan yang mana disetiap gerak gerik kami diawasi oleh OPRA.

Di pagi hari walaupun kantuk kami tak kunjung hilang, kami tetap memaksakan diri untuk melaksanakan kewajiban kami, dengan sedikit umpatan yang keluar dari mulut kami di karena piket asrama telah menghitung agar kami tidak terlambat ke mesjid. Mengingat hukuman yang akan kami terima jika terlambat ke mesjid itu juga salah satu faktor kami berada tepat waktu di mesjid.

Masih sangat pagi kami semua sudah bersiap-siap untuk pergi sarapan pagi dikantin, tetapi kami tidak langsung mendapatkan makanan, yang awalnya kami harus mengantri, beruntung klau antrianya belum panjang klau terlanjur panjang kami harus menunggu sampai antrian kami tiba, belum lagi kaki kami yang keram dikarenakan menunggu antrian yang sangat panjang.

Kadang kalau berada dirumah sarapan kami di temani televise atau hp, tetapi beda jika kita berada di pondok, sarapan kami ditemani cerita-cerita yang kami dapat kemarin, dari ngegosip temen sekelas sampai flasaback kemasa putih merah. Tanpa kami sadar piket asrama telah menghitung. Dengan cepat kami memakan sarapan pagi kami.

Kami berlari-lari kecil menuruni tangga rusun, hitungan demi hitungan semakin lama semakin dekat membuat kami penuh semangat menyambut pagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post