Pendidikan Karakter dan Prosa
Nama :chintia
NIM : 20016010
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Dr. Abdurrahman, M.Pd
Pendidikan Karakter dan Prosa
Pendahuluan
Karakter merupakan ajaran tentang baik buruknya sikap atau perilaku manusia. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, karakter ialah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Sedangkan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, berwatak, bertabiat, bersifat dan berbudi pekerti. Menurut Kertajaya (2010) karakter ialah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang itu bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu.
Pengertian pendidikan karakter menurut ahli 1. T. Ramli (2003) Menurutnya pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.
2. Suyanto (2009) Mengemukakan pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
3. Elkind (2004) Pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Pembahasan
1. Prosa dan Pendidikan Karakter
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa kadang kala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Karya sastra fiksi atau biasa disebut cerita rekaan, merupakan salah satu jenis karya sastra yang beragam prosa. Adapun pengertian prosa fiksi menurut Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006:158) adalah “kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeran, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita”.
Kontribusi sastra dalam pendidikan karakter anak bangsa adalah sebagai berikut: 1) Sastra sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dapat mengasah emosi, mental dan perasaan para peserta didik. 2) Sastra dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, sehingga pengajar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan minat, bakat dan kemauan peserta didik. 3) Melalui sastra dapat mengembangkan kompetensi keterampilan bahasa, mengembangkan kepribadian peserta didik. 4) Karya Sastra mampu mengajarkan, menghayati, dan menanamkan nilai-nilai luhur dan estetika berbahasa kepada anak bangsa. 5) Melalui sastra peserta didik banyak belajar bagaimana cara berbudi bahasa dan berperilaku yang santun.
2. Karakter dan Era Millenial
Pada era milenial ini, pembentukan karakter semakin penting untuk mencegah masuknya ideologi dan faham-faham yang dapat merusak kehidupan berbangsa. Setiap manusia kini dapat berkomunikasi, sehingga pembentukan karakter tidak hanya tercipta dari lingkungan tempat manusia hidup. Karakter setiap orang pastinya akan memiliki perbedaan antara satu sama lain. Namun pembentukan nilai dari karakter terhadap seseorang biasanya tercipta dari lingkungan yang sama.
Karakter secara garis besar dapat dilihat sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,temperamen, dan watak. Karakter dalam pengertian tersebut, menandai dan memfokuskan pengaplikasian nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah-laku. Orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan, misalnya tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang yang berkarakter jelek, tetapi orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Lyons (dalam Putra, 2016) menjelaskan tentang generasi milenial, Dia menyatakan generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter, dengan kata lain generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era internet booming.
Ciri-Ciri Generasi Milenial Karakteristik Individu Berbeda tergantung di mana Ia dibesarkan Pola Komunikasinya sangat terbuka Pemakai Media Sosial Yang Fanatik Dan Kehidupannya Sangat Terpengaruh Dengan Perkembangan Teknologi Lebih Terbuka dengan Pandangan politik dan Ekonomi sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki perhatian yang lebih terhadap kekayaan.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah hendaknya berpijak pada nilai-nilai karakter tersebut, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau tinggi (yang bersifat tidak absolute atau relative), yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar