Apresiasi Cerita Anak dan Remaja
1. Hakikat Cerita Anak dan Remaja
a). Hakikat Cerita Anak
Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, kejadian dan sebagainya yang ditujukan untuk anak yang ceritanya sederhana namun kompleks dan komunikatif serta mengandung nilai moral bagi anak dan pantas dikonsumsi oleh anak-anak. Cerita anak adalah mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada disekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tetapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak (Purwanto (2008:7)
Endaswara (2005: 207) mengemukakan sastra anak hendaknya memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Yang membedakan sastra anak dengan sastra yang lain adalah muatannya. sastra anak menghindari atau pantang terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman, prasangka buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian.
b). Hakikat Cerita Remaja
Cerita remaja adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian dan sebagainya, yang merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa sastra remaja adalah hasil karya sastra yang menampilkan permasalahan remaja dan berusaha untuk memenuhi selera remaja. Tema permasalahan yang diangkat, tokoh-tokoh, serta gaya bahasanya disesuaikan dengan selera dan dunia remaja (Sumardjo, 1982:63).
2. Jenis dan Struktur Cerita Anak dan Remaja
Sastra anak pada hakikatnya tidak berbeda dengan sastra orang dewasa. Dari strukturnya tidak berbeda, mempunyai judul, seting, dan juga unsur intrinsik yang lain. Istilah sastra anak mengacu pada dua pengertian, sastra yang dibuat oleh anak dan sastra yang ditujukan untuk anak. Jika melihat konsepnya secara mendasar, akan mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang ditujukan untuk anak. Kalau mengatakan sastra anak adalah sastra yang dibuat oleh anak, berarti sastra yang dibuat oleh orang dewasa adalah sastra orang dewasa, walaupun wujudnya tampak sederhana dan terlalu sederhana untuk orang dewasa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah sastra yang ditujukan untuk anak, baik itu dibuat oleh orang dewasa maupun yang dibuat oleh anak sendiri. Bunanta membagi sastra anak berdasarkan bentuk karya sastranya juga pembagian berdasarkan tema karya sastranya, sedangkan Lukens lebih membagi karya sastra anak berdasarkan isi atau tema yang diangkat dalam sastra anak. Kalau dikelompokkan berdasarkan bentuknya, cerita anak dapat dibedakan menjadi cerita bergambar, komik, novel, cerpen, dan puisi sedangkan berdasarkan isinya sastra anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu cerita rakyat tradisional, cerita fantasi, dan cerita realistis (Trimansyah, 1999:36). Cerita pendek tentunya memiliki ciri pokok, yaitu: (1) cerita fiksi, (2) bentuk singkat dan padat, (3) ceritanya terpusat pada suatu peristiwa/insiden/konflik pokok, (4) jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan (5) keseluruhan cerita memberikan satu efek/kesan tunggal (Sarwadi, 1994: 165).
Karena bentuknya yang pendek, hal yang diceritakan dalam cerpen hanyalah salah satu segi saja dari peristiwa yang dialami pelakunya. Peristiwa yang dikemukankan tidak dilukiskan secara rinci. Jumlah halamannya pun hanya kurang lebih 5-15 halaman saja (Rani, 1996:96). Ukuran pendeknya sebuah cerpen menurut Phyllis Duganne (dalam Diponegoro, 1985:6) dapat diukur dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan membacanya, yaitu tuntas dalam sekali duduk. Lebih lanjut, Duganne mengatakan bahwa cerita cerpen sangat kompak tiap bagiannya, tidak ada yang sia-sia. Semuanya memberi saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau melukiskan suasana.
Dalam cerita anak misalnya, jarang sekali ditemukan perasaan yang nostalgic atau romantisme karena itu tidak sesuai dengan karakteristik jiwa anak-anak. Pikiran anak-anak lebih tertuju ke masa depan, karena itu cerita futuristik lebih banyak ditemukan dalam cerita anak-anak. Cita-cita, keinginan, petualangan di dunia lain, dan cerita-cerita science fiction sangat sesuai dengan jiwa anak-anak.
3 Nilai Cerita Anak dan Remaja
Melalui sastra cerita anak dan remaja dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan bekerja sama. Penelitian ini termasuk dalam bidang kajian sastra, pada konsentrasi kajian sosial. Penelitian ini termasuk kepada jenis content analisys atau analisis isi, yakni penekanan pada sastra anak khususnya dongeng, serta nilai sosial pada anak. Melalui dongeng selain metode sederhana yang disukai anak anak, melestarikan kegiatan ini akan menambah khasanah tersendiri dalam menjaga keberadaan sastra anak kedepannya. Dalam cerita anak terdapat banyak nilai kehidupan yang dapat anak anak tangkap, semisalnya untuk memiliki cita cita yang tinggi, berbakti kepada orangtua, mencintai orang sekitar dan lingkungan. Dari cerita remaja, anak akan belajar bahwa hidup memiliki lika liku yang sulit namun harapan akan selalu ada.
4.Kiat Menulis Cerita Anak
Steven James, seorang penulis artikel dan cerita kenamaan di Amerika, memberikan beberapa kiat dan tips untuk memompa kreativitas penulis. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memompa kreativitas kita antara lain dengan:
1. Mengeksplorasi L.I.F.E
L adalah akronim dari Literature (bacaan, sastra), I adalah Imagination (imajinasi), F adalah Folklore (cerita rakyat), dan E adalah Experience atau pengalaman. Mengapa L, I, F, E itu perlu dieksplorasi sebanyak mungkin? Karena, L.I.F.E itu bisa memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam proses penulisan kita.
2. Ubah Perspektif
Kreativitas bukan persoalan melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Kreativitas adalah persoalan melihat apa yang akan dilihat orang lain. Ide-ide akan datang dari dunia yang kita temui, lewat beragam kacamata orang.
3. Biarkan hal-hal yang tak terduga terjadi
Jika kita merasa kekeringan ide, maka kita tak perlu stress. Kita memerlukan relaksasi. Khawatir karya kita tak akan selesai hanya akan menambah persoalan, tidak mengatasi persoalan. Jalan-jalan, menonton film, atau sejumlah kegiatan rekreatif lainnya justru bisa mendatangkan ide atau gagasan.
4.Tentukan Tulisannya
Untuk mempermudah penulisan cerita, kita perlu menentukan jenis tulisan yang akan kita buat. Hal ini terutama dilakukan dalam tahap pra-penulisan.
5. Mencari Ungkapan (parallels or connections between things that seem to have nothing in common) Ini berkaitan dengan kemampuan penulis untuk menciptakan idiom-idiom baru. Ungkapan-ungkapan yang sifatnya baru ini terutama ditemukan pada jenis tulisan sastra untuk orang dewasa. Untuk cerita anak, hal ini mungkin justru perlu dihindari. Gunakan bahasa yang terjangkau dan sesuai dengan karakteristik anak-anak.
6. Tanyakan hal-hal yang mungkin terjadi!Cerita dapat dikembangkan dengan “what if?” atau “bagaimana jika.....”. Dengan mempertanyakan kemungkinan-kemungkinan ini, maka kebuntuan dalam mengembangkan tulisan akan teratasi.
7. Tanyakan Kembali Arahan Mengapa Kita Menulis
Apa tujuan kita menulis, siapa sasaran tulisan kita, apa yang akan kita sampaikan, dipublikasikan ke mana karya kita, berapa tulisan yang akan kita buat, merupakan bberapa pertanyaan yang sangat penting, yang dapat membantu mengarahkan tulisan-tulisan kita.
5 Contoh Apresiasi
Menyaksikan suatu pagelaran seni teater
Membeli karya atau produk original dari pembuat asli tidak menggunakan produk bajakan
Memberikan kritik yang membangun terhadap suatu karya seni atau karya sastra lainnya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar