Catatan Kecil Yang Tak Terlihat dari Seorang Guru
"Pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang dengan senjata berbaju penuh lencana. Sejatinya pahlawan adalah mereka yang menjadi pelita, menorehkan asa, membangun peradaban bangsa, melahirkan generasi cendikia. Panggilan hati tak berorientasi materi, Mengabdi Sebagai Wujud Bakti, Bagi Ibu Pertiwi. Ialah Guru. Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa."
Guru, sosok inspiratif dan edukatif yang akan selalu menjadi bagian kehidupan setiap manusia seumur hidupnya.
Bercerita akan sosok seorang guru, bukanlah suatu hal yang mudah. Ketulusan hati tercermin dalam setiap gores kata sarat untaian makna.
Kekaguman akan sosok seorang guru, tidaklah sesederhana, sekelumit rangkaian kisah ini. Suka - duka perjuangan guru memberi warna abadi, menghidupkan sebuah seni tersendiri dalam menerjemahkan bahasa cinta yang terindah. Hanyalah keikhlasan yang mampu merasakan kekaguman melebihi apa yang terlihat oleh mata, namun begitu mendalam, melekat erat mengukir prasasti abadi dalam hati anak didikmu. Tiada seorang pun mampu menandingi bahkan menggantikan dirimu. Guru, ialah kau sosok tak terganti, selamanya, selalu terkenang di hati.
Perjuanganmu tiada tara, menahan berbagai duka lara. Sering tergores luka menyayat pedih hatimu. Cucuran keringat membanjiri dahi bersamaan lelah menggelayuti ragamu dalam lirih rintihan air matamu.
Tak jarang, kenakalan yang terus berulang berakibat ulah pun semakin hari kian menjadi, menyulut emosi, menguji luasnya sabar lagi lapang hati kalian. Perasaan bersalah muncul, dilema hati sesaat setelah teguran itu kuberikan sebagai pengingat untuk kalian. Caraku mungkin tidak selalu tepat mencapai target tujuan sasaranku, menyadarkan kalian.
Namun, sebagai guru pun masih seringkali aku lupa dan terlena. Bahwa kehadiran kalian sebagai anak didik sejatinya adalah guru yang kembali memberikan pelajaran berharga bagi kami para guru, seiring proses pendewasaan kalian.
Segala duka itu dengan mudahnya tertutup senyum indah penuh semangat mengajar berdalih resiko pekerjaan. Kehilangan waktu yang hampir selalu kuhabiskan untuk sekolah, menyusun program pembelajaran, mengoreksi ujian dan tugas siswa, mengevaluasi capaian hasil belajar, hingga mengemas bahan ajar sekreatif mungkin agar memudahkan siswa belajar dengan beratnya target tuntutan pencapaian kurikulum pendidikan sekarang ini.
Guru harus merelakan waktunya habis membangun masa depan gemilang anak didik tercinta kebanggaannya. Mengorbankan waktu untuk dirinya sendiri, keluarga, anak-anaknya, bahkan istirahatnya pun sering terganggu akibat jam tidur tidak menentu menyesuaikan selesainya pekerjaan sekolah yang masih terus berlanjut diselesaikan di rumah. Profesionalitas dijunjung tinggi mengesampingkan ego seolah lupa dengan permasalahan pribadi guru sendiri juga.
Guru mengawali jasanya saat kita belum mengetahui apapun sampai mengantarkan kita menjadi seseorang berguna saat ini dan kelak di masa mendatang. Dilakukannya tulus ikhlas, dijadikannya guru bukanlah sebuah profesi, pekerjaan mengharap imbalan balas jasa semata.
Guru adalah panggilan hati tak berorientasi materi bagi mereka yang tersentuh, tergerak hatinya untuk bersama bergerak membangun masa depan bangsa, melahirkan generasi cendikia.
Pahlawan tanpa tanda jasa, sepenuh hati mengabdikan hidupnya sebagai dedikasi nyata tanpa pamrih penuh kemuliaan yang berarti sepanjang jalan tak berujung. Bak pelita dalam kegelapan, laksana embun penyejuk dalam kehausan.
Walaupun ragamu akan tiada suatu saat nanti, Jasamu tak lekang oleh waktu, tak sirna terkikis zaman, abadi sepanjang masa. Namamu selalu harum dalam sanubari. Keberhasilanmu melukis masa depan, mengantarkan anak didikmu menggapai cita-cita impiannya dengan menjunjung tinggi kemuliaan akhlak dan keluhuran budi pekerti tidaklah pernah sebanding dengan kiprah penuh dedikasi nyatamu menjadi sosok berarti dalam kehidupan manusia.
Ialah guru, sosok penuh arti yang tak pernah terganti, selalu di hati. Hidupnya adalah pengabdian sejati dalam bakti abadi.
Seringkali guru menahan sakitnya dilupakan, diabaikan, seolah acuh tak acuh akan kehadiran sosok guru dalam hidupnya.
Namun, percayalah guruku, seribu satu di antara muridmu kini sedang ada yang berjuang keras meneruskan jejak langkah keteladanan, menghidupkan kemuliaanmu dengan tercapainya cita-cita masa depan impiannya. Kelak, dukamu akan terhapus menjadi sukacita gembira karena murid inilah yang akan kembali padamu melukis senyum indah penuh rasa bangga. Rintihan air mata pedih itu akan segera terganti dengan isak tangis air mata haru.
Satu ampunan maaf darimu tidak akan pernah sama, sebanding dengan banyaknya terima kasih yang selalu tercurah padamu.
Tulisan ini hanyalah saksi kecil, potret suka-duka guru sebagai tanda terima kasih penuh ungkapan cinta seorang murid kepada gurunya yang tidak akan pernah dibiarkan melampaui dinamika pahit - manis masa-masa sulit dan beratnya sendirian. Biarlah muridmu kelak menjadi pelangi, pelipur lara hatimu yang menerangi hidupmu dengan sejuta warna dalam cerita indah yang akan kita ciptakan bersama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar