cantika dwi cahyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SATU KEPING KENANGAN

SATU KEPING KENANGAN

SATU KEPING KENANGAN

Di sebuah cafe kecil yang terletak di sudut kota seorang pria tua duduk sendiri di dekat jendela, setiap sore, dia selalu datang ke sana, memesan secangkir kopi hitam, dan duduk sambil menatap keluar jendela.

Hari itu, seorang pelayan muda memperhatikannya dengan rasa ingin tahu. pria tua itu selalu terlihat tenang, namun ada kesedihan di matanya yang tak pernah hilang. setelah beberapa hari memperhatikan, pelayan itu memberanikan diri untuk bertanya "pak, jika boleh tahu apa yang selalu bapak pikirkan setiap kali duduk di sini"?

Pria tua itu tersenyum tipis, lalu mengambil sebuah koin tua dari sakunya dan meletakkannya di atas meja"ini" katanya pelan "adalah satu-satunya kenangan yang tersisa dari istriku" pelayan itu terdiam menunggu pria itu meletakkannya.

"dulu, aku dan istriku sering datang ke kafe ini", pria itu mulai bercerita "pada hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-25 aku memberinya koin ini sebagai cinta kami yang abadi cinta kami yang abadi. kami berjanji akan kembali ke sini setiap tahun, pengingat semua kenangan indah yang telah kami ciptakan bersama"

Mata pria itu mulai berkaca-kaca"tapi 5 tahun lalu, dia pergi meninggalkanku, sejak itu aku selalu datang ke sini setiap sore membawa koin ini, berharap bisa merasakan kehadirannya lagi, meski hanya sebentar."

Pelayan muda itu terharu. dia melihat pria tua itu menggenggam koin tersebut erat-erat seolah-olah itu adalah satu-satunya yang menghubungkannya dengan masa lalunya yang penuh cinta.

Dengan suara lembut pelayan itu berkata "pak cinta yang bapak miliki untuk istri bapak sangat luar biasa. saya yakin di manapun beliau berada dia pasti merasakan bahagia melihat bapak masih setia dengan janji itu."

Pria tua itu tersenyum lagi, kali ini dengan lebih hangat " terima kasih" setiap kali aku disini, aku merasa dia masih ada di sampingku meski aku tak bisa melihat."

Pelayan itu memgangguk dan kembali ke pekerjaannya. meninggalkan pria tua itu dalam ke heningan, di luar matahari mulai terbenam, dan bayangan pria itu terlihat semakin panjang di atas lantai kafe seolah-olah dia tidak pernah benar-benar sendirian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post