Aku bernama Haikal Aku memiliki keluarga yang cukup lengkap ada Ayah Ibu dan kakakku Kamu tinggal di sebuah kota di Bandung. Dan ayahku bekerja sebagai seorang pelaut.

Ayah pergi berkerja dan pulang tiga bulan sekali bukan hal mudah bagi kami selalu terpisah jarak dan waktu. Ketika aku kecil aku selalu menangis saat mengantarkan kepergian saya untuk berlayar.

Aku selalu menghalangi jalannya dan itu selalu membuat matanya berkaca - kaca " Ayah pergi demi kalian anak-anakku, demi ibu dan masa depan kita ".

Setiap 3 bulan terakhir aku selalu tertidur di ruang tamu untuk menanti kehadirannya bukan oleh-oleh yang kami bu tapi harum tubuh Ayah yang kau rindukan.

Seperti saat ini pukul 19.30 ada yang mengetuk pintu " tok... tok... tok... Assalamualaikum. " Kami menjawab sambil berhamburan ke depan pintu setelah terlihat sosok gagah itu kami langsung berhamburan ke pelukannya merasakan harum bau tubuhnya dan melepaskan rindu yang membunuh akhirnya terlepaskan.

Keesokannya hari yang merupakan momen yang kami tunggu untuk sekedar berkumpul menikmati secangkir teh atau sarapan bersama dan itu hanya ada waktu satu minggu setelah itu Ayah akan pergi lagi selama 3 bulan untuk pekerja memenuhi keperluan dan masa depan kami. Waktu Sebentar itu merupakan kebahagiaan yang teramat sangat untuk kami.