Ayah dan ibuku memiliki banyak teman baik, aku sering di ajak mampir ke rumah mereka, bahkan saking seringnya aku jadi hafal nama dan wajah mereka, mereka semua sangat ramah dan baik.

Suatu malam, setelah shalat isya ayah dan ibuku mengajak ku untuk mampir ke salah satu rumah teman mereka, sesampainya disana kita di sambut oleh mereka dengan sambutan yang manis.

Setelah mengobrol panjang, akhirnya tiba saatnya kita pulang, saat hendak mau pulang mereka memberiku hadiah yaitu sebuah amplop, aku mengucapkan terimakasih lalu pulang, saat di jalan aku membuka amplop itu, isi amplopnya adalah selembar uang seratus ribu rupiah, aku sangat bahagia saat itu, karena uang itu bisa aku buat jajan.

Keesokan harinya ibu menyuruhku untuk membeli bubur ayam yang tidak jauh dari rumahku, ibu memberiku selembar uang seratus ribu, sesampainya di warung bubur ayam itu aku mengecek uang seratus ribu yang ibu beri sudah tidak ada di kantongku, akhirnya aku bayar pakai uangku dulu yang tadi malam di kasih dengan amplop.

Saat pulang aku menelusuri jalan yang tadi aku lewati tapi uang itu tidak ada, entah uang yang ibu beri jatoh dimana, karena aku takut di marahin jadi aku tidak memberitahu ibuku, akhirnya aku memilih uangku sebagai pengganti uang yang ibu beri itu dari pada aku di marahin.

Dari pengalaman ku itu, aku sadar jika memang itu rezeki kita maka akan datang, tapi kalo bukan rezeki kita ya akan hilang dengan cara apapun, aku hanya bisa ikhlas karena aku yakin rezeki kita sudah di atur oleh Allah.