Aku dan Alfi sedang memancing ikan di waduk, aku sering mendengar cerita kalau di waduk itu ada penjaganya yaitu seekor biawak yang besarnya tidak seperti biawak lainnya, jadi disana kita harus menjaga sopan santun dan etika.

Saat aku dan Alfi lagi enak enaknya mancing, kail ku tersangkut ke sebuah batang kayu, karena di tarik sudah tidak bisa lepas akhirnya aku memutuskan untuk turun dan melepas kail tersebut, walaupun aku terbayang dengan cerita cerita orang yang menakutkan, tetapi aku harus memberanikan diri.

Ketika kakiku sudah turun dan menyentuh air, tiba tiba di depan ku ada yang bergerak hingga menimbulkan cipratan air yang gaduh, aku pun kaget dan langsung naik keatas, dan setelah di atas Alfi berkata "kita pulang aja yuk, senar nya kita putus aja" akhirnya kita pun pulang.

Alfi berkata jika yang tadi ada di depanku itu seperti biawak tetapi dia besar, mungkin itu yang banyak di ceritakan oleh orang orang jika dia lah penjaga waduk itu.

Beberapa Minggu kemudian pak Eko dia adalah seorang tentara, saat dia sedang olahraga tak sengaja dia melihat biawak yang sangat besar sedangkan berjemur di pinggir waduk, pak Eko tidak percaya jika biawak itulah penjaga waduk di sana, pak Eko pun mencoba menangkap nya dan dengan susah payah akhirnya dapat juga.

Biawak itu di dapatkannya dengan keadaan hidup dan pak Eko pun membawa biawak itu ke rumah pak RT, dan sejak saat itulah semua nya tau jika biawak itu adalah biawak biasa dan sudah hidup sangat lama dan dia berbadan besar, semua warga pun akhirnya tidak takut lagi jika ingin ke waduk.

Hal hal seperti itu biasanya dilakukan untuk menakut nakutin warga yang suka buang sampah sembarang dan berlaku seenaknya di waduk itu, sekarang walaupun biawak itu sudah di tangkap, pak RT tetap menghimbau agar warga tidak seenaknya di waduk itu dan agar warga bisa ikut menjaga kebersihan dan keindahan waduk itu.