Guru adalah orang tua kita ketika ada di sekolah. Guru selalu berusaha agar kita bisa menjadi orang pintar. Jika kita tidak lancar membaca maka guru akan berusaha mengajari kita sampai lancar. Memang terkadang guru juga seolah-olah marah kepada kita. Tetapi mereka bukan kesal apalagi tidak suka kepada kita. Mereka hanya menginginkan kita menjadi orang yang sukses. Mereka ingin kita bisa membanggakan orang tua. Guru tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jika murid selalu mengeluh ketika belajar maka guru akan memberikan dorongan agar kita bisa berusaha lebih giat lagi. Guru selalu memberikan kasih sayang dan perhatian kepada murid-muridnya. Tetapi terkadang murid tidak mengerti bahwa yang dilakukan gurunya sebagai bentuk kasih sayangnya. Kasih sayang itu bisa berbentuk nasihat. Guru sering mengorbankan waktunya untuk mengajari kita. Meski guru sering memberikan pekerjaan rumah bukan untuk membuat muridnya repot dan pusing. Guru hanya ingin kita lebih disiplin dan tidak terus-terusan bermain. Jasa guru tidak mungkin kita lupakan. Jasa guru akan terus ada di pikiran kita. Namanya akan menjadi kenangan yang membekas di hati. Setiap perkataan yang disampaikan guru akan menjadi ilmu bagi kita. Ilmu yang bisa menjadi jalan untuk menuju masa depan indah dan cemerlang.

Sebagai gambaran tentang ketulusan hati guru, berikut ini akan saya ceritakan sebuah pengalaman di sekolah.

Rafi adalah teman sekelasku. Dia terlahir dari keluarga yang berada. Orang tuanya seorang pengusaha mebel. Segala keperluannya selalu dipenuhi orang tuanya. Namun dia terkenal sebagai murid bandel dan nakal. Sayangnya meskipun sudah kelas 6, dia belum lancar membaca.

Suatu hari, Rafi dan teman-temannya sedang bermain bola di halaman sekolah. Tanpa sengaja bola yang ditendang Rafi mengenai seseorang. Orang itu hanya tersenyum ketika terkena bola tersebut. Rafi menghampiri orang tersebut bukan karena ingin meminta maaf tetapi hanya mengambil bolanya tanpa rasa bersalah sekalipun. Lalu Rafi melanjutkan bermainnya tanpa mempedulikan orang tersebut.

Bebarapa saat kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Itu pertanda semua murid diharapkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Jam istirahat sudah berakhir. Beberapa menit setelah kami masuk kelas, masuklah bapak kepala sekolah bersama seseorang yang tidak kami kenal. Rafi sangat terkejut melihat siapa yang datang. Orang tersebut adalah yang terkena bola saat Rafi bermain tadi. Kepala Sekolah memperkenalkan bahwa orang tersebut adalah guru baru di sekolahku. Pak Yono namanya.

Pak Yono seorang guru yang sabar. Dia sangat telaten dalam mengajari murid-muridnya. Tidak terkecuali terhadap Rafi yang pernah menendang bola ke arahnya. Rafi yang tidak lancar membaca diberi pelajaran tambahan. Ketika murid yang lain pulang, PakYono masih mengajari Rafi membaca. Demikian yang dilakukan Pak Yono setiap hari. Dua bulan kemudian, Rafi sudah lancar membaca. Rafi sangat senang. Diapun sudah tidak nakal lagi.

Kisah tersebut membuat kami semakin mencintai bapak ibu guru. Guru selalu siap mengorbankan apa saja agar murid-muridnya pintar dan sukses di masa depan. Dia akan sangat bangga jika murid-muridnya berhasil menggapai cita-citanya. Akan kusimpan dalam hati setiap kenangan bersama guru.

PROFIL PENULIS

Brillian Hade Pamungkas lahir di Pamekasan 10 Oktober 2009. Dia sekarang duduk di kelas 6, SDN Montok I Kec.Larangan Pamekasan. Bungsu dari tiga bersaudara ini mempunyai hobi membaca dan menulis. Matematika adalah pelajaran favoritnya. Yang ingin mengenal lebih jauh bisa menghubunginya di email : [email protected] dan WA : 085330789341