Di dunia ini, terdapat berbagai macam karakter manusia. Ada yang bisa dengan mudah mengekspresikan apa yang diinginkan, bersikap sesuai keinginannya. Tapi, ada juga yang kurang bisa mengekspresikan perasaannya bahkan tidak ada seorangpun yang bisa mengira kehidupannya yang sebenarnya.

Ini adalah sebuah kisah tentang perjuangan anak introvert dalam bertahan hidup. Sekolah adalah rutinitas, berangkat kesekolah dan akhirnya pulang kerumah memang seperti anak normal pada umumnya, yang berbeda hanyalah seringkali diam dan tidak berekspresi. Namun, tidak menututp kemungkinan seorang introvert untuk marah, bisa juga menangis karena lelah, hanya itu, tidak ada ekspresi lain, seolah tak memiliki rasa. Mungkin tanggapan orang-orang terhadap seorang introvert adalah introvert itu orang aneh, tidak bersemangat untuk hidup, kurang berusaha dan lain-lain sehingga memilih untuk mengabaikannya. Entahlah, tidak ada yang tau pasti tentang kehidupannya, seperti tidak berwarna.

Kesunyian yang dirasakan, rasa ingin diperhatikan tidak bisa ditunjukkan, dari luar memang terlihat baik-baik saja, bahkan terlihat tidak mempedulikan masalah sebesar apapun itu, namun dibalik diamnya itu, hatinya resah dan terluka, cenderung orang-orang akan meninggalkan orang yang berbeda dengan mereka, mereka mungkin menyebutnya kelainan atau keanehan. Mereka tidak tahu perjuangan seorang introvert berusaha menjadi lebih aktif dalam kehidupannya.