Tahap pengenalan pada semester 1-2 sampai tahap akhir pada semester 7-8 telah kulalui, serangkaian proses mulai dari prasidang sampai sidang asli sudah kulewati. Tidak terasa jika besok aku sudah menjadi sarjana.

Entah kenapa, aku jadi ingat saat ibu bilang kepada aku yang berusia 6, ibu berkata "Tegakkan keadilan, nak."

Esok telah tiba, wisuda berjalan dengan lancar tanpa ada halangan, aku yang semakin rindu, tidak sabar untuk bertemu dirinya.

Setelah acara selesai, tanpa pikir panjang aku memutuskan untuk langsung pergi ke kampung halaman untuk bertemu ibunda tercinta.

Sesampainya di rumah ibu, aku langsung menuju ke pintu untuk mengetuk pintu, "Assalamualaikum bu, ini aku, Kinara anak ibu."

Hampir setengah jam menunggu, berharap ibu membukakan pintu, namun nyatanya suara langkah kaki menuju pintu saja tidak terdengar. Aku yang duduk sambil bersandar di pintu dan masih memakai baju toga tiba-tiba dihampiri seorang ibu-ibu yang mungkin tetangga sebelah, ibu itu bertanya "ini nak Kinara kan?" , Aku pun menjawab "iya bu, kalau boleh tanya, ibu saya dimana ya?". Ibu itu menjawab dengan ragu "ehmm... Gini nak, maaf sebelumnya belum memberitahu, saya takut kuliahmu terganggu, sebenarnya... Ibumu sudah tidak ada sejak minggu lalu nak."

"Bu... Tolong antarkan saya ke makam ya"

"Iya nak"

Sesampainya di makam dengan rasa sakit menahan tangis dan rasa ketidak percayaan ini aku langsung memeluk nisan yang tertulis nama ibu, dengan erat kupeluk nisan itu sambil berharap ibu kembali, "Bu... Ibu ingat kan saat ibu menyuruhku untuk menegakkan keadilan? Lihatlah bu, aku sudah menjadi sarjana hukum. Mulai sekarang dan seterusnya aku akan menegakkan apa itu yang dinamakan keadilan, sekarang namaku Kinara Andira S.H. Selamat hari ibu, gelar ini dipersembahkan untukmu, ibu.