Spesial Hari Pahlawan
Bidut si Pahlawan Desa
Desa Flor adalah sebuah desa yang miskin. Sudah sejak dulu desa ini miskin. Walaupun desa Flor desa yang miskin, namun desa ini masih berdiri sampai saat ini. Desa Flor tetap berdiri karena terdapat suatu tanaman yang menjadi alasan desa ini tetap berdiri. Bunga Kembar, bunga inilah yang membuat desa Flor tetap berdiri. Bunga Kembar memiliki fungsi yang sangat banyak. Bunga Kembar dapat menjadi obat dari segala macam penyakit, bunga ini juga memiliki harga jual yang sangat tinggi. Namun, bunga ini hanya mekar satu tahun sekali, inilah mengapa desa Flor adalah desa yang miskin. Sesuai namanya, bunga Kembar adalah satu bunga yang mempunyai dua tangkai yang sama persis. Desa Flor bisa dibilang desa yang damai. Para penduduk desanya sangat bergantung pada bunga Kembar. Penduduk desa selalu menjual bunga Kembar dengan harga yang sangat mahal. Karena itulah satu-satunya cara agar desa yang mereka cintai bisa tetap berdiri.
Suatu hari pada saat bunga Kembar mekar, desa Flor diserang oleh pasukan Goblin. Goblin adalah sejenis monster berwarna hijau, mereka memiliki kecepatan gerak yang sangat cepat. Goblin juga merupakan monster serakah dan keji. Namun mereka sangat setia kepada pemimpin mereka dan pada sesamanya. Pemimpin Goblin adalah raja, dia adalah Kinggob. Goblin memiliki tujuan untuk mengambil alih kepemilikan bunga Kembar. Tujuan mereka mengambil bunga Kembar adalah untuk diberikan kepada raja mereka, Kinggob. Konon katanya jika memakan bunga Kembar pada malam bulan purnama, maka dia akan mendapat keabadian.
Karena serangan dadakan dari Kinggob dan pasukannya, banyak penduduk desa Flor yang mati. Kinggob dan pasukan berhasil mengambil bunga Kembar. Rumah-rumah di desa Flor terbakar akibat serangan dari Kinggob dan pasukannya. Para penduduk desa putus asa, kecuali satu orang dia adalah Bidut. Bidut berlari ke tengah penduduk desa, lalu dia berteriak dengan lantang. “Kita tidak boleh menyerah, kita harus mengambil kembali apa yang menjadi hak kita. Sebelum malam bulan purnama kita harus merebut bunga Kembar dari Kinggob dan pasukannya. Jika tidak, maka kinggob akan mendapat keabadian, dan itu akan menjadi bencana bagi umat manusia. Mari kita satukan kekuatan kita, kita minta bantuan kepada desa lain.” Sorak Bidut dengan lantang. Pada awalnya semua penduduk desa terdiam, namun setelah ada satu dua penduduk yang setuju dan bersorak, semua penduduk desa bersorak. “Mari kita rebut kembali bunga Kembar, lalu kita hancurkan monster Goblin keji.” Sorak semua penduduk desa.
Berkat pidato Bidut semalam, penduduk desa Flor kini bangkit dari keputus-asaan. Penduduk desa mulai mengumpulkan kekuatan. Tiga hari sebelum malam bulan purnama. Bidut dan penduduk desa Flor berencana menyerang Kinggob besok pagi. Tiba saatnya pembalasan bagi kaum Goblin, dengan seluruh penduduk desa Flor dan bantuan penduduk desa lainnya. Kini semua pasukan yang dipimpin Bidut yang jumlahnya lebih dari 5.000 prajurit sedang bergerak menuju bukit Gorn, kerajaan Goblin.
Bukit Gorn kerajaan Goblin, terjadi perang besar antara pasukan Bidut dan pasukan Kinggob. Kinggob dengan 10.000 prajuritnya berhasil membunuh setengah dari pasukan Bidut. Namun, pasukan Bidut tidak menyerah, mereka memasang setiap sudut kerajaan Goblin dengan bom yang terbuat dari bubuk mesiu. Dengan bom yang diledakkan pasukan Bidut, kerajaan Goblin berhasil dirobohkan. Dengan kerajaan yang roboh, lebih dari 7.000 prajurit Kinggob mati tertimpa reruntuhan. Melihat itu Kinggob tidak diam saja, dia dengan kecepatan yang luar biasa segera menabrak Bidut. Trang, suara tabrakan pedang terdengar, itu adalah suara tabrakan pedang Bidut dan pedang Kinggob. Bidut dengan seni pedangnya berhasil mendorong Kinggob. Namun, dengan cepat Kinggob membalasnya dengan seni pedang dewa Goblin. Melihat itu, Bidut sangat khawatir dengan pasukannya. Bidut mangambil cadangan pedang yang dia ikat dipunggungnya. Dengan satu pedang di tangan kirinya dan satu pedang di tangan kanannya, Bidut mengayunkan dua pedangnya secara bersamaan. Dengan serangan dua pedang sekaligus, Kinggob tidak dapat menahannya dan dia pun terjatuh. Melihat kesempatan, Bidut segera menyerang Kinggob dengan pedang gandanya. Kinggob tidak bisa menahan serangan itu, dan dia pun mati di tempat. Pasukan Kinggob yang tersisa berhasil dibunuh.
Perang berakhir, 1.500 pasukan Bidut yang selamat dengan luka ringan maupun luka berat. Bidut berhasil mengambil kembali bunga Kembar, dia pun segera mengobati yang selamat dengan ramuan terbuat dari bunga Kembar. Semua pasukan Bidut/penduduk desa segera kembali ke desa untuk beristirahat dan menyembuhkan diri.
Sejak perang berakhir penduduk desa Flor kembali hidup damai. Dengan bantuan penduduk desa lain, desa Flor yang tadinya hancur lebur kini bisa dibangun kembali. Setelah itu, Bidut mendapat gelar pahlawan desa dan dipercaya sebagai pemimpin desa, serta pemimpin pasukan keamanan desa Flor. Dengan diangkatnya Bidut sebagai pemimpin, desa Flor menjadi desa yang aman, damai, dan sejahtera.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar