Bayu Saputro

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bab 2
Sumber gambar: https://pixabay.com/get/g4fa3dc3780c7acab4fa71809b863d88582d366e80541e0e9fb77b7c62a22714b3146449011117856f5a4bedc45a2ba1f1690ee01a3a9df76478377cbb1194ea411ca29c6f51e2cc7a49aa410fbe1852f_1920.jpg

Bab 2

Nelayan dan Lumba-lumba

Pagi hari yang cerah, dengan suasana sunrise yang begitu indah, terlihat dua orang nelayan di pinggir pantai. Mereka adalah Tono dan Jaya. Tono dan Jaya adalah adik dan kakak, dengan Tono sebagai adik dan Jaya sebagai kakak. Mereka sedang bersiap untuk menangkap ikan di laut. Ketika mereka siap dengan kapal nelayannya dan peralatan lainnya, mereka segera berlayar ke tengah laut.

Ketika sampai di tengah laut, mereka langsung memasang jaring untuk menjebak ikan-ikan yang berenang di bawah permukaan laut. Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya mereka mengangkat jaring yang sudah dipasang untuk mengecek apakah sudah ada ikan yang terperangkap. Namun, ternyata mereka hanya mendapatkan sampah-sampah plastik dan beberapa ikan kecil. Mereka pun memasang jaringnya kembali. Setelah menunggu tiga puluh menit, mereka mengangkat jaringnya dan mereka mendapatkan banyak ikan besar. Mereka kembali memasang jaring untuk yang terakhir kali sebelum makan siang. Setelah memasang jaring, mereka beristirahat untuk makan siang. Namun, setelah makan siang mereka tidak sengaja tertidur.

Tiga jam kemudian mereka berdua terbangun. Mereka pun segera mengangkat jaring yang sudah mereka pasang sebelumnya. Ketika mereka mencoba menarik jaring, jaring tersebut terasa sangat berat. “Hei Tono, cepat tarik jaring ini, tarik dengan sekuat tenaga! Karena jaring ini terasa begitu berat, mungkin kita mendapat banyak ikan besar.” Seru Jaya. “Baiklah" sahut Tono. Akhirnya jaringnya pun terangkat. Namun, betapa terkejutnya mereka, bukanlah ikan yang mereka sapat, melain kan seekor lumba-lumba. Lumba-lumba itu terlihat sangat buruk. Karena kasihan Tono dan Jaya pun melepaskan dan memberi makan lumba-lumba tersebut dengan ikan-ikan yang mereka tangkap sebelumnya. Tapi bukannya berenang menjauh lumba-lumba itu malah berenang mengelilingi kapal mereka. “Kak, sepertinya lumba-lumba itu mengajak kita untuk mengikutinya!” kata Tono. “Sepertinya kau benar Ton, mari kita ikuti lumba-lumba itu. Tetapi jika dia berenang sangat jauh, jangan ikuti dia lagi!” Sahut Jaya. “Baiklah" jawab Tono.

Tidak jauh lumba-lumba itu berenang dia pun berhenti. Dia mulai berenang ke bawah, seolah dia menunjukkan sesuatu yang ada di bawah permukaan laut. Jaya membawa jaring dan tali untuk berjaga-jaga dan Jaya berenang ke dasar laut untuk mengecek ada apa di sana. Sampai di dasar, begitu terkejutnya Jaya, dia melihat sebuah reruntuhan kapal. Kapal itu terlihat seperti kapal bajak laut. Jaya pergi mengecek ke dalam kapal, di dalam kapal dia menemukan sebuah peti. Jaya segera mengikatkan tali dengan peti itu, setelah diikat, Jaya segera berenang ke permukaan. Sampai di kapal nelayannya, Jaya meminta bantuan Tono untuk membantu menarik tali yang sudah diikat pada peti. Mereka pun menarik tali itu dengan sekuat tenaga, tapi sepertinya mereka tidak berhasil. Jdug, jdug, suara itu berasal dari dasar laut, sepertinya lumba-lumba itu ikut membantu mereka. Berkat bantuan lumba-lumba Tono dan Jaya berhasil menarik peti itu, mereka meletakkannya di atas kapal nelayan mereka. Mereka penasaran dengan isi peti itu, akhirnya mereka membukanya bersama-sama. Cling, cling, begitu terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya emas dan berlian yang memenuhi peti itu. Mereka pun sujud bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi mereka rezeki melalui seekor lumba-lumba.

Matahari mulai tenggelam, Tono dan Jaya memberikan semua ikan yang mereka tangkap kepada lumba-lumba. Selanjutnya mereka pulang ke desa dengan membawa peti berisi harta karun itu. Sampainya di desa, mereka tidak menikmati harta itu sendiri. Mereka menceritakan kejadian yang mereka alami selama melaut pada warga desa. Mereka membagikan emas dan berlian pada seluruh warga desa. Warga desa pun bersyukur pada Tuhan, atas rezeki yang mereka dapatkan. Desa tersebut akhirnya menjadi desa yang makmur dan seluruh warga desa bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post