Buku Kenangan untuk Sahabat
Hana bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju pintu keluar kereta. Dengan langkah lesu, ia turun dari kereta. Terdiam, "Han, ayo, jangan ngelamun dong" terdengar suara Mama memanggilnya dari depan toko oleh-oleh di stasiun. Hana tersadar, dan berjalan ke arah Mama. Bagi Hana, pindah, beradaptasi dengan lingkungan baru, menjadi hal yang merepotkan. "Ngapain sih, kita harus pindah Ma? Hana kan jadi harus ninggalin Laras. Harus punya temen baru, rumah baru, sekolah baru, tetangga baru, lingkungan baru, semuanya baru. Kenapa sih ma?" Hana berjalan sambil menggerutu. "Ya ampun nak. Udah berapa kali pun kamu ngomong gitu ke mama, jawabannya akan tetep sama. Dan keadaannya nggak akan berubah". Mereka terus berjalan keluar stasiun, mencari taksi, menuju rumah baru.
Hana melihat Papa sudah menunggu, didepan pagar sebuah rumah abu-abu minimalis. Hana turun dari taksi. Melihat sekeliling. "Kak Hana?" Sapa sebuah suara di kejauhan. Sumber suara itu berjalan kearahnya. "Hai, Nayla. Apa kabar? Udah lama nggak ketemu ya" jawab Hana. Nayla merupakan adik sepupu Hana, yang sekarang menjadi tetangganya. Mereka terus bercakap-cakap sambil berjalan masuk kedalam rumah. "Barang-barang kamu tata di kamar langsung aja Han" kata Mama. Hana menuruti kata Mama, berjalan mencari kamarnya, diikuti Nayla di belakangnya. Sebuah pintu putih dibukanya. Ia masuk kedalam kamar dan langsung menghempaskan dirinya diatas kasur. "Akhirnya..." sahutnya lega. Tiba-tiba ponsel Hana berdering, tertulis nama Larasrasras di layar. "Halo ras?" Jawab Hana di telfon. 20 menit percakapan di ponsel berlangsung, selama itu juga Nayla dicuekin Hana. Hana dan Laras memang sahabat yang susah sekali dipisahkan. Mereka sudah bersahabat dari TK, mulai dari bermain, jalan-jalan, sekolah, dan banyak hal lain yang sudah mereka lakukan bersama. "Maaf ya Nay, jadi keasikan nelfon" kata Hana setelah menutup telfonnya. "Temen kakak ya? Sahabat?" tanya Nayla. "Iyaa" jawab Hana sambil mencari-cari sesuatu didalam tasnya. Ia mengeluarkan sebuah buku merah bertuliskan "Hana's" disampulnya. Buku itu merupakan kado perpisahan dari Laras, sahabatnya. Buku yang berisikan kenangan kenangan mereka berdua, dan buku yang akan selalu mengingatkan Hana akan Laras, begitupun sebaliknya. "Nayla ! Ada temenmu yang nungguin di teras. Diajak main itu lho! " Panggil bibi sambil mengetuk pintu rumah Hana. "Eh Nayla itu lho ditungguin sama temen temen kamu." Kata Hana sambil merapikan boneka Nayla."Ya udah aku tinggal dulu ya kak! Dadah!" Jawab Nayla sambil berlari menuju ke teras rumah. Hana pun berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Hana langsung merebahkan dirinya di atas kasur. "Rasanya di sekolah baru gimana ya..? Mudah mudahan aku segera punya banyak teman.." Kata Hana sambil menghela napas.
Keesokan harinya..
Kring..kring... Matahari masih belum terbit. Hana pun bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil air wudhu. Hana shalat shubuh berjamaah bersama papa dan mamanya. Setelah berdoa, Hana bertanya pada mamanya "Ma, nanti pas berangkat sekolah Hana mau dianterin papa sama mama aja ya ?.." Mama Hana menjawab "Lho katanya Hana mau ikut antar jemput sama temen temen baru?" Mama Hana merasa heran. "Hmm gak jadi deh ma..Nanti Hana pasti tetap sendirian.." Jawab Hana sambil menggerutu. "Hana, gak boleh ngomong gitu..harus positive thinking. Papa yakin temen temen yang di sekolah barumu baik kok." Kata Papa sambil melipat sajadah. "Betul kata papa han, ya udah.. kamu mandi dulu aja Han." Kata mama. " I..iya ma.." jawab Hana sambil kebingungan. "Lho Hana, kenapa? " Tanya Mama. "Hehehe, aku lupa ma dimana kamar mandinya" jawab Hana dengan tersipu. Kemudian Hana langsung menuju kamar mandi setelah diberitahu oleh mamanya. Beberapa jam kemudian, Hana diantar oleh antar jemput bersama murid murid lainnya. Di mobil antar jemput semua murid hanya berbicara kepada temannya sendiri. "A..anu perkenalkan namaku Hana aku murid baru disini..Salam Kenal Ya!.." Hana memperkenalkan dirinya di mobil antar jemputnya. Namun, semua murid yang ada di mobil itu terdiam dan tidak membalas perkenalan Hana. Hana pun juga ikut terdiam. Sampai di sekolah, Hana berlari turun dari mobil antar jemputnya karena sangat bersemangat di sekolah baru. Hana menuju lorong kelas dan mencari cari namanya di papan depan kelas. "Dimana ya namaku.. Oh ! Ini dia , Kelaaas..6B!" . Hana terkejut dengan kelasnya yang besar itu. "Wow..bagus banget!!" Teriak Hana sambil mencari cari tempat duduk yang kosong.
"Hmm...Kayaknya disini kosong deh. Aku duduki saja!" Kata Hana sambil menaruh tasnya di kursinya. Terdiam, "Hey! Itu tempat dudukku ! Minggir!" Terdengar suara murid yang menyuruh Hana pergi dari tempat duduknya. "Ma..maaf ini tempat dudukmu ya?" Hana meminta maaf dan mengambil tasnya kembali. "Siapa kamu?" Tanya murid itu. "Oh iya, namaku Hana, aku murid baru salam kenal ya!" Kata Hana dengan bersemangat karena bisa jadi dia adalah teman pertamanya di sekolah barunya. "Perkenalkan namaku Rania." "Rania itu anak kepala sekolah lho! Kalo kamu mau jahilin Rania, siap siap kamu di marahin!" Kata Mira, teman Rania sambil menunjuk nunjuk Hana.
Hana pun segera pergi dari kursi itu dan memperkenalkan dirinya di depan kelas. Saat istirahat Hana makan bekal sendirian karena tidak mempunyai teman. Saat sudah jam pulang bu guru memberikan tugas untuk membuat novel dengan kerja kelompok di rumah .Namun, tidak ada seorangpun yang ingin bekerja sama dengan Hana. Hana pun pulang menuju mobil antar jemputnya. Saat di depan rumah.."Assalamualaikum, Hana pulang.." Hana berjalan menuju kamar dengan murung. "Waalaikumsalam" jawab mamanya. Mamanya terheran-heran karena Hana sangat murung hari ini, Mama Hana pun memasuki kamar Hana. Kriiiet..bunyi pintu kamar Hana dibuka. "Hana?..Kamu kenapa sayang?" Tanya mama sambil menutup pintu kamar. "Nggak apa apa kok ma.." jawab Hana sambil menggerutu. " Beneran nggak ada apa-apa nih?" Tanya mama. " Jadi, tadi Hana dikasih tugas buat menulis novel, tapi nggak ada yang mau sama Hana, jadi Hana harus ngerjain sendiri dong..padahal nulis novel itu kan susah banget.." Kata Hana sambil memeluk gulingnya. " Terus, tadi ada yang marah marahin aku gara gara tempat duduknya aku tempatin..." Kata Hana lagi. "Hana belum kenalan sama mereka?" Tanya mama. "Udah ma.... aku kangen Laras.. kangen sekolah yang dulu.." Kata Hana sambil menutupi badannya dengan selimut.
"Ya udah, Hana kangen sama Laras kan?.. Jadi cerita novelnya tentang persahabatan kamu sama Laras aja. Soalnya dulu mama pernah dibilangin sama guru mama. Katanya, kalau mau menulis buku, ungkapkan semua yang ada di dalam dirimu.." Kata mama sambil mengambil buku kenanganku dengan Laras. "Wah, boleh juga itu ma. Makasih ya ma ! Udah bantuin Hana !" Jawab Hana dengan riang. " Sama sama.." Jawab mama. "Kalo gitu mama tinggal dulu ya, mama mau masak dulu." "Iya Ma!" Jawab Hana.
“Ayo Hana, semangat!! Kalau cerita Hana bagus pasti nilainya 100!” Kata Hana sambil menyemangati dirinya sendiri. Hana pun bangkit dari kasurnya dan segera menuju ke laptopnya. “Ceritaku sama Laras ya?..apa ya..?” Tanya Hana kepada dirinya sendiri. "Kenanganku dengan Laras ya?..Oh Iya! Kayaknya dulu pas kelas 5 aku pernah ikut lomba menulis novel ya….Kalo gitu aku ceritain itu aja! Kan itu juga pertemuan pertamaku dengan Laras.” Hana pun langsung mengetik cerita nya bersama Laras. Beberapa jam berlalu. Hana bekerja sangat keras karena novel ini akan segera dikumpulkan besok lusa. “Hana! Ayo shalat Maghrib dulu!” Panggil mama Hana. “Iya ma, bentar!” Jawab Hana sambil menutup pintu kamarnya. “Hana..kok malah ditutup pintunya? Berdoa dulu sama Allah, biar novelnya cepat selesai! Sama sekalian istirahat matanya.. kan capek lihat laptop terus!” Sahut mama sambil membawakan mukena Hana ke kamar Hana. “Iya ma” Jawab Hana. Hana shalat maghrib berjamaah bersama keluarganya.
Keesokan Harinya setelah pulang sekolah Hana melanjutkan novelnya. .Tidak ada yang membantu Hana menulis novel. Hana mengerjakan novelnya sendirian di kamar. Hana terus mengeluh karena sangat lelah. Semua temannya mengerjakan secara berkelompok. Novel Hana masih terlalu sedikit untuk dikumpulkan pada besok paginya. Hana pun berbaring di kasurnya dan menangis. Hana merasa sedih karena tidak ada yang ingin bekerja kelompok dengannya. Hana sudah tidak sanggup mengerjakan novelnya sendirian. Tok..Tok.. suara pintu kamar Hana terketuk. “Assalmualaikum..Hana? kamu kenapa nangis?” Tanya mama dari pintu kamar hana. “Hiks..Hiks..Mama?” Hana langsung mengusap air matanya dengan selimutnya.”Hana capek ma.. Novelnya Hana masih Bab 2..Tapi besok udah dikumpulin..” Kata Hana sambil menutupi matanya yang sembab. “Jangan nangis dong Hana.. Padahal tadi mama mau ngasih ini..” Kata mama Hana sambil menyodorkan sebuah kertas. Lalu mama hana lansung pergi dari kamar hana setelah memberikan kertas itu. Hana pun membuka kertas itu. “Dari : Laras Untuk Sahabatku tersayang: Hana. Ini surat dari Laras?” Tanya Hana dengan terkejut. Hana pun lanjut membaca surat dari Laras.
“Halo Hana! Ini aku Laras. Gimana sekolah baru? Seru apa nggak?.. Tadi, di kelasku ada murid baru loh! Namanya Hana. Memang namanya sama kayak kamu, dia sekarang jadi sahabat baruku. Kamu udah dapet teman baru apa belum Han? Kalo belum, semangat ya! Aku yakin kamu pasti dapet temen yang lebih baik daripada aku. Tapi jangan salah sangka ya.. aku punya sahabat baru aku ngelupain kamu Han. Aku juga denger dari bundaku, kamu buat novel tentang persahabatan kita, makasih ya Han! Jangan Putus Asa! Semangat ! Tolong Jawab Suratku ya..
-Laras-
Hana termotivasi dengan surat itu dan Hana pun mulai menulis novel lagi. Tok ..Tok..Tok.. Suara pintu kamar Hana diketuk lagi. “Hana, mama bantuin ya..nanti mama ajarin cara menulis novel.” Kata mama sambil membawa sebuah buku catatan dan bolpoin. “Boleh banget dong ma! Makasih ya ma..” Kata Hana sambil memeluk mamanya.
Keesokan Harinya di sekolah,”Anak anak silakan kumpulkan tugas kalian di meja belakang” Kata bu guru kepada murid murid. “Iya Buu!!” Jawab murid murid. Hana pun segera mengumpulkan tugasnya ke meja belakang guru. Setelah beberapa jam,” Bu Guru akan mengumumkan hasil tugas novel kalian.” Hana merasa grogi. Karena hasil novel yang paling bagus akan diterbitkan. “Saya umumkan dari Juara 3,.. Pemenang Juara 3 adalah My Lovely Family oleh Nadia Farizah… Pemenang Juara 2 adalah Sepatu Merah Kesayangan oleh Raysa Atsabita.. Dan Juara 1 Dimenangkan oleh Hana Safira , Buku Kenangan Untuk Sahabat..Selamat ya Hana..” Hana sangat terkejut karena namanya disebutkan sebagai juara 1. “Selamat ya Hana!” Kata teman sekelas Hana. “Huh! Kok aku nggak disebutin di 3 teratas sih?!” Kata Rania dengan kesal. Semua murid di kelas Hana langsung bergerombol untuk memberi selamat kepada Hana.
Hana pun menjadi senang. Tapi, setelah beberapa hari masih tidak ada yang ingin berteman dengan Hana. Hana merasa sedih kembali. Hana menjadi populer hanya untuk beberapa hari saja. Saat itu Hana sadar, lebih baik mempunyai 1 sahabat yang setia daripada banyak teman tapi tidak setia. Saat Istirahat, tiba tiba ada segerombolan murid di kelasnya yang berjalan. “Itu lagi ada apa ya di kelas?” Tanya Hana sambil membawa kotak bekalnya ke dalam kelas. “Hey! Semua murid 6B disuruh masuk ke kelas katanya.” Kata murid dari kelas lain. Hana pun segera masuk ke kelas dan melihat seorang anak berdiri di depan kelas. “Hai! Perkenalkan namaku Laras Hati! Salam kenal ya! Kata murid baru itu. “Oooh murid baru.. Eh? Laras..” Tanya Hana sambil berbisik. “Hai Hana! Ketemu Lagi!!”Kata Laras. “EEH? Laras?!” Akhirnya, aku pun mempunyai teman di kelasku.. Yaitu Laras sahabat setiaku dari dulu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar