AZIZAH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Al-Qur'an Saja Al-Qur'an Terus

Setiap seorang manusia terlahir dengan bakat dan minatnya masing-masing. Orang lain tidak bisa memaksa keinginan seseorang. Keinginan yang dimiliki seseorang adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Yang harus disyukuri dengan cara mendukung, dan mengarahkan bakat dan minat tersebut ke arah yang positif.

Aku, seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jember, aku sedang duduk di bangku kelas Delapan. Aku sedang mengikuti lomba menulis, yang pastinya karna ajakan dari Guru. Iya, aku di ajak oleh guru yang bernama Ibu Sri Wahyuni. Sebenarnya aku tidak suka menulis, tapi kadang aku juga suka menulis novel di suatu aplikasi. Jika disuruh memilih untuk membaca atau menulis, mungkin aku akan lebih memilih membaca, karna aku lebih suka membaca dari pada menulis. Karena aku sayang guruku, aku terima saja tawarannya. Sebelumnya aku sempat mengundurkan diri, dan aku menyuruh salah satu temanku untuk menggantikan aku, tapi entahlah. Mungkin ini berpihak kepadaku, mau tidak mau aku terima lagi tawaran ibu guru cantik itu. Ini saja kali pertamaku mengikuti lomba menulis. Aku sebenarnya ragu, tapi aku suka hal baru. Di kali pertama ini, aku harap aku akan menjadi salah satu siswa yang akan memenangkan perlombaan ini. Dan aku harap, kedepannya aku bisa kecanduan menulis.

Emmm, aku akan menceritakan pengalamanku. Ketika aku masih menduduki tingkat sekolah dasar, aku mempunyai Guru yang juga gemar sekali menulis. Dia pernah menulis tentang karakter murid-muridnya. Yang salah satunya adalah aku sendiri. Dia menulis ceritaku dengan judul "Alunan Merdu Sang Hafidzah." Guruku menyuruh anak muridnya untuk menghafal Juz 30. Saat itu aku masih berada di pondok, dan aku yakin aku pasti bisa menghafal. Karena apa? karena aku sudah terlebih dahulu khatom surah-surah di Juz 30 tersebut. Benar saja, di kelas tersebut akulah yang paling banyak hafalannya. Pada hari itu, guruku menanyakan satu persatu cita-cita anak muridnya. Setelah satu persatu temanku di tanya, sampailah pertanyaan itu kepadaku. Aku menjawab "aku ingin menjadi Dokter penghafal Al-Qur'an." Pada saat itu, guruku terus mendorongku untuk bisa menghafal Al-Qur'an, dan menggapai cita-citaku suatu saat nanti.

Setelah aku memasuki jenjang yang lebih lanjut, yaitu Madrasah. Yang di mana aku berada di lingkungan baru, teman baru, guru baru, dan semua baru. Sebenarnya aku sedih berpisah dari teman-teman sewaktu SD ku. Tetapi pepatah mengatakan. Jika ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Mau tidak mau, aku harus menjalani apa yang sudah ditakdirkan. Dan pada saat mulai masuk sekolah, pihak Madrasah masih tidak mengizinkan siswa-siswi Madrasah masuk dengan aktif. Jadi, aku masih belum terlalu banyak mempunyai teman. Dengan itu, aku merasa tidak nyaman.

Dan saat beberapa Minggu berlalu, ada pendaftaran suatu Organisasi di Madrasah. Sudah aku katakan, aku suka hal baru, aku suka tantangan. Jadi, aku mencoba mengikuti Organisasi itu. Bisa di sebut juga aku tidak niat untuk mengikuti Organisasi itu. Jadi aku berfikir, jika aku di terima ya Alhamdulillah, jika tidak di terima ya sudahlah, mungkin itu bukan rezekiku. Tapi siapa sangka? aku yang dari awal hanya sekedar ingin tahu, dan saat itu juga hanya sekedar mendaftarkan sebagai anggota. Dan tiba-tiba saat pemilihan tiba, aku dipilih menjadi inti dari organisasi itu. Saat aku tau jika aku diterima dalam organisasi itu, ada perasaan senang campur takut. Tetapi Saat sudah dijalankan. Aku bisa tau, Jika di organisasi itulah aku tahu arti dari kebersamaan, dan pada saat itulah aku memiliki lebih banyak teman.

Karna jarak rumah dan Madrasah lumayan jauh, orang tuaku berniatan untuk pindah rumah. Dan mau tidak mau, aku juga harus tidak lagi berada di pondok. Jika di tanya sedih atau tidak. Ya, aku sangat sedih, karena apa? karena aku takut semua hafalanku hilang, dan aku takut lalai dalam muroja'ah. Benar saja, hafalanku terlupakan sedikit demi sedikit. Sedangkan di sisi lain, aku ingin sekali menjadi seorang Hafidzah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh, aku terus berusaha agar hafalanku kembali kepadaku. Aku terus berdo'a, meminta kepadaNya supaya aku menemukan jalan untuk keinginanku. Ketika aku sudah menaiki kelas Vlll MTS, di sekolah mengadakan program ekstrakurikuler Tahfidz. Ini jalan satu-satunya untuk aku menggapai keinginanku. Mungkin ini salah satu dari do'aku yang terkabul? intinya aku sangat senang dan bersyukur. Dan aku tidak hanya mengikuti ekstrakurikuler Tahfidz saja, aku mengikuti beberapa ekstrakurikuler yang lainnya juga.

Saat ini, biaya untuk kuliah kedokteran sangatlah mahal. Aku faham tentang ekonomi keluargaku. Dan memang, dari awal orang tuaku tidak setuju jika aku menjadi dokter. Entah mengapa sekarang aku ingin menjadi Polwan, seorang Polwan penghafal Al-Qur'an. Jika di tanya kenapa aku ingin menjadi Polwan, sedangkan aku ingin juga menjadi penghafal Al-Qur'an? kenapa tidak menjadi ustadzah saja?. Yaa aku memang ada keinginan untuk menjadi ustadzah, Tetapi aku tidak tahu, keinginan untuk menjadi polwan ini tumbuh secara tiba-tiba pada diriku. Tetapi, aku juga ingin kuliah tentang keagamaan. entahlah, aku pasrahkan kepada Allah saja. Sekarang, aku hanya bisa berusaha dan berdo'a.

Aku memang tidak terlalu faham tentang agama, tetapi aku akan terus melaksanakan apa yang sudah diwajibkan oleh agama dengan hal hal kecil terlebih dahulu. Salah satunya dengan menutup aurat. Jika melihat kehidupan masyarakat di sekitar, banyak kita jumpai kaum wanita keluar rumahnya dengan tidak mengenakan jilbab, atau bahkan memakai rok mini yang mengumbar aurat mereka, begitu pula kaum pria, banyak di antara mereka tidak menutup aurat. Anehnya, keadaan itu dianggap biasa, tidak dianggap sebuah kemaksiatan yang perlu di ingkari. Seakan menutup aurat bukan sebuah kewajiban dan membuka aurat bukan sebuah dosa. Bahkan sebaliknya, terkadang orang yang menutup auratnya di anggap aneh, lucu dan asing. Inilah fakta yang aneh pada zaman sekarang. Kenapa bisa seperti itu? karena jauhnya mereka dari agama Islam sehingga mereka tidak mengerti apa yang menjadi kewajiban termasuk kewajiban menjaga aurat. Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah SWT.

Aku bermimpi ingin seperti Fatimah Az-Zahra, wanita suci yang senantiasa menutup auratnya sampai tidak ada seorang laki-laki yang bukan makhromnya mengetahui wajahnya. Jika difikir-fikir, akan mustahil seorang anak sepertiku akan menjadi seperti itu. tetapi kita tidak boleh putus asa, karena Allah selalu ada untuk kita. Pepatah mengatakan "Bermimpilah setinggi langit, jikalau kau tumbang, engkau akan jatuh diatas ribuan bintang."

Dan aku tidak ingin terlihat istimewa dihadapan manusia, tetapi aku ingin terlihat istimewa dihadapan Allah. Maka patuhi perintahnya, maka engkau akan diberi kenyamanan olehnya.

Jember, 08 September 2022 [Azizah]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post