Horror 13 Annisah Mahardika
Horror #13 Annisah Mahardika
Azizah Nurul Hidayah ( azie )
Enjoying siapkan napas dan jantung harus aman ok? Jangan kaget kalo typo muncul, dia bukan hantunya
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Aminah meopang dagu nya malas. Setelah kejadian tadi,meski jantungnya masih berdebar keras setidaknya omelan Fathir yang sudah seperti cerita guru sejarah + guru bhasa Indonesia + guru Matematika. Bisa membuat nya sedikit lega. Sedikit aja.
Aminah sama sekali ngga ngerti. Tapi dia akan tetap di paksa mendengarkan, kalau tidak mau Fathir semakin kesal. Jadi moto nya saat mendengar kan omelan Fathir adalah 'masuk telinga kanan keluar telinga kiri'
Kalau saja Fathir itu orang nya simpel, dia hanya akan bertanya seperti " itu siapa? Kok kamu kenal?" Lalu Aminah akan cerita dan selesai. Simpel kan?
Tapi tidak! Fathir bukan anak seperti itu. Dia akan berbelit belit dahulu dalam menjelaskan dan sedikit mengungkit ungkit masa lalu. Lalu, memberikan beberapa pertanyaan yang cukup mengintimidasi Dan akhirnya, baru akan bertanya inti pokok permasalahan nya. Bahkan ini terlalu rumit bagi Aminah sendiri.
Aminah menatap memelas terhadap Yasmine yang juga memperhatikan mereka berdua dengan bosan. Iya. Sedari tadi Yasmine cuma jadi penonton disini.
Hingga suara Bel rumah yang ditekan beberapa kali membuat ketiganya terdiam serentak. Aminah bersorak sorai dalam hati ia akan lepas dari kaka nya ini.
"Aku yang buka" ucap Fathir cepat. "Iya silahkan raden, aku juga males bukain pager " ledek Yasmine diiringi kekehan kecil. Sedang Fathir hanya berdecih. "Ya Allah kuatkan lah, semoga saia makin pintar dan tampan" doa nya keras keras.
"Hilih" Aminah dan Yasmine sama sama memalingkan wajah dari anak tengah Mahardika satu ini.
"Apa? Aku kan berdoa. Meskipun aku emang udah ganteng dari dulu, pinter lagi" cetus Fathir sambil tertawa jahat.
" Ih udah sok, sombong, kepedean lagi!" Sindir Aminah dan Yasmine bersamaan. "Biarin!" Fathir menjulurkan lidah nya.
Fathir segera bangkit, berjalan 'sok ' cool kearah pagar. Ia membuka gerbang nya perlahan, dan menemukan wajah sumringah lelaki di depan rumah nya.
"Daah" dengan gercep Fathir kembali menutup pagar Rapat. "Hei bentar dong!" Ucap seseorang diluar sana.
"Wheei siapa nama mu? Petir? Nak jerapah? Meteran? Adik ipar?" Fathir kembali membuka pintu. Tangan nya sudah siap memukul kepala di hadapanyya. Supaya tidak konslet lagi. "ngawur" semprot nya.
Yang di gampar kepalanya hanya tertawa kecil tak memedulikan tindakan kurang ajar tadi. Lagi pun, dia juga sudah sering kurang ajar seperti itu. Sungguh akrab " ya, ya ok. Tapi kita boleh masuk kan? " Tanya nya.
"G" jawab Fathir cepat, singkat , padat lagi. " Mungkin kamu ngga pernah dengar, Tamu itu raja " "anda lebih terlihat seperti tukang kebun" "itu perumpamaan! Lagian aku ganteng kek gini dibilang kek tukang kebun"
"Sayang nya saya kurang berkenan Meminjamkan cermin di rumah saya" "buat apa?" "Anda tampaknya selain terlalu miskin untuk membeli cermin juga kurang pemahaman"
"Formal banget" " karena saya beradab, dan saya sarankan anda pergi sebelum kehilangan kesadaran" "jah""kak Faruq?" Suara lembut bungsunya feri mahardika ini muncul memotong perdebatan Fathir dan Faruq.
"Eh cantik" Fathir menyiapkan kepalan tangan nya. Sedang yang siap untuk dihantam malah hanya cengar cengir cem kunti. "Gini lo dek, aku tu lagi mau silaturahmi sekalian minta jajanan. Boleh kan?"
Tanya nya sambil memelas melas.ngelawak lagi. "oh boleh kok, masuk aja"dan membagongkannya Aminah mengizinkan orang ini masuk. Membuat Fathir sedikit melotot. Semua orang memang mungkin mulai ngga beres.
Aminah berlalu lebih dulu memasuki rumah, dengan senyum simpul. "Liat kan adek ipar, saia diijinkan, jadi boleh menyingkir ke pinggir sebentar? " Tanya nya lagi dengan nada ledekan.
Seandainya Fathir orang nya jahat, ia akan jegal kaki kaki ini. Tapi alhamdullillillah Allah memberinya hati bagai malaikat. Hingga kaka satoru melewati Fathir.
"Ih dasar, GGS ganteng ganteng sadis" sindir nya keras. "Oh makasih aku emang ganteng. Masalah sadis nya, aku cuma tegas, engga sadis. Kenapa? Naksir ma aku?" Sembur Fathir. 'apalagi kalau masalah nya sama manusia setengah alien cem kalian' lanjutnya dalem hati.
Lalu, berlalu dengan sedikit tersenyum. " Ih dasar semua cowo emang sama aja" degus Yukime kesal. Satoru tersenyum, menepuk lembut bahu kakak nya.
"Udah. Btw makasih udah nyamain aku sama Sasuke Uchiha dan Kim Taehyung " ledek nya tertawa kecil. Meninggalkan Yukime yang semakin menggerutu sambil menggandeng Nagisa.
_____________
Mereka sudah masuk ke rumah kuno ini. "Aku ambil cemilannya ya" Aminah beranjak segera ke arah dapur. Sedangkan 6 orang yang ditinggal kan masih terdiam 1000 bahasa.
Sampai suara Yasmine memecah keheningan."lo kamu saha?" Tanya nya. Ujung jari telunjuk nya mengatah ke Yukime. "Aa..aku?" Aku? Jadi duat shampo lain? Wkawakahaghaghag. Kemarin pake sunlight sekarang pake deterjen.
"Aku?" Ulang Yukime menunjuk dirinya sendiri. "Ngg aku kaka nya Satoru. Yukime" terang Yukime tersenyum simpul. "Ooh" gumam Yasmine mangut mangut beroh ria.
Tetiba seseorang membuka pintu. "Loh Mine?" Sontak mereka menoleh kearah nenek yang melewati pintu masuk. "Ini siapa?" Tanya nya menatap aneh keluarga Satoru.
"Aa, mmm temen" jawab Yasmine ragu, samb menggaruk garuk tengkuk nya yang tidak gatal. "Ooh" nenek segera memasuki kamar meninggalkan mereka yang menghela napas lega.
"Deg degan banget" lirih Yukime. "Iyalah, yaudah ke studio aja" sambung Fathir cepat. Ia segera bangkit. "Wheei kamu punya studio? " Tanya Faruq berbinar. "Hmm" jawab Fathir cuek.
°°°°°°°°°°°°°°
Mereka memasuki rumah mungil di belakang rumah besar Mahardika. "Luas" komentar Yukime. "duduk aja situ aku mo manggil Aminah. Jan macem macem" perintah Fathir sambil menunjuk karpet beludru merah di depan televisi.
"Ok" Fathir segera menghilang dari balik pintu. Mereka manut pada Fathir. Hanya duduk anteng melingkar. Berbeda dengan Nagisa yang terus bergerak, mendekati rak di pinggiran ruangan. "Ssh gisa" Yukime menarik tubuh adik bungsunya. Tangan Nagisa sudah hampir menyentuh buku tebal biru tua, tertarik kembali.
Membuat dirinya sedikit muram, sekaligus membuat Yasmine iba. "Ini"
Yasmine tersenyum, melihat Nagisa yang tersenyum ria.ia membuka perhalaman buku album foto itu. "lo, ini kayak Aminah" tunjuk Satoru kearah gadis berkucir dua yang sedang berpose 2jari.
"Hm? Iya itu Aminah" Yasmine mendekat, ke muka halaman berikutnya. " Ini foto waktu kalian masih kecil? "Tanya Yukime ikut sibuk memperhatikan setiap foto yang tertampang. "Ga ku sangka Fathir pernah seimut ini." Komentar Faruq.
"Iya sekarang udah Amit amit" ledek Yasmine di belakang diri Fathir. "Siapa?" Suara barat menyeramkan dengan hawa kehitaman muncul. "Kamu lah sapa lagi" Yasmine menjawab enteng sambil berbalik.
"Buka aib banget"
"gapapa lah adik sendiri"
"dosa tau"
"Udah ih kak Mine sama kak Fathir tu sama sama malu maluin" tegur Aminah.
"Kayak kamu engga aja" cemberut Fathir. Sedangkan dihadiahi tawa lembut Aminah. " Eh dek ko lama banget kesini nya?" Tanya Faruq mencomot salah satu brownies yang di bawa Aminah.
"Yaa tadi aku cari di depan kalian nya udah ilang. Tau nya malah disini" Aminah ikut cemberut. Aduh damage nya dua Mahardika cemeberut bukan main. (Fathir: jan di dengerin author nya ga waras)
"Heheheh" kekeh Faruq. Nagisa kecil menarik narik baju koko Saroru. "Hm?" Satoru mengalihkan perhatiannya pada salah satu foto. "Eh? Kok Aminah nya ada dua?"
Mereka berkumpul, dengan buku ditengah nya. Di halaman terakhir buku itu muncul gambar anak kecil lain, dan selalu di belakang Aminah. Wajah nya hampir tak terlihat, tertutup teduh nya tempat ia berdiri.
"Iya, siapa?" Yukime membalik halamannya. "Loh, disini juga ada"
"Disini juga?"
"Kok bisa?"
Fathir memiringkan kepalanya." Tadi ngga ada kan? Dari dulu juga." Lirih nya curiga. Hingga muka halaman pertama, ada foto keluarga Aminah dan kakek nenek nya. Tapi, muncul lagi satu orang gadis, yang di gandeng oleh nenek nya sendiri.
"Ini, siapa?" Tanya Aminah ragu. Tetiba jendela kembali terbuka dengan sendirinya, dengan korden berkibar kibar. Seluruh nya menutup mata, takut kelilipan. Tetapi saat membuka mata, muka gadis tadi terlihat jelas, dengan luka disana sini.
Dress putih penuh darah dan lecet seperti anak anak iblis di film film. Dan terdapat coretan crayon berwarna hitam, menunjuk gadis tadi.
"Annisah" baca Satoru sedikit lantang. Buku tertutup secara magis, dan memperlihatkan goresan cakaran di lantai. " I love my Family" diiringi suara tawa kecil menggelegar di studio ini, membuat seluruh bulu kuduk merinding.
°°°°°°°°°°°°°°
to be continued.
Hello aku up! Masih sibuk gees maap telat mulu up nya ehehhe🤣 dan pendek bat ya? Gomeen. yawdah kritik dan saran di komen ok?
(づ。◕‿‿◕。)づfollow
(づ。◕‿‿◕。)づcommment
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wahh keren bangettt, semangat ya :D
Ok makaci yaa
Lanjutttt!!! Semangat, 'ya! ♡
Ok makaci kaa
LANJOT!!!
Ok mangat juga yaa