Horror #12 Flashdisk
Horror #12 Flashdisk
Azizah ( azie )
Typo typo berserakan takut Corona. Belum bisa balik kampung.
°°°°°°°°°°°°
Si Fathir ko ngga balik balik ya? Kemana dia?' pikir Yasmine binggung. "FATHIR!" Panggil Yasmine sedikit berteriak. Yah, apa daya nya. Rumah keluarga Mahardika ini bueesar. Jadi, kalo mau panggil ato cari seseorang harus ada yang namanya talenta berteriak. Kalo perlu si pake toa:b
Beberapa detik, batang hidung lelaki keturunan indonesia dan jepang muncul dengan wajah sedikit cemberut. "Apa sih Mine? Teriak teriak. Aku denger kali!" Sembur Fathir sambil sedikit membersihkan debu debu di bajunya.
"Habis kamu lama banget. Lagian kamu tau ini rumah besarnya udah kayak kebun binatang. Meski versi nya agak kuno sih. Ok bentar, kamu habis ngapain tadi ngga balik balik? " Tanya Yasmine kembali ke topik pembicaraan.
"He? Mine, tadi kan kamu yang suruh aku beresin ruang kerja papa yang kayak gudang sekolahan. Dikira gampang apa beresin kamar yang dah kayak rumah ketabrak dinosaurus?" Protes Fathir kesal.
"Ditanyain baik baik juga. Dasar" kesal Yasmine mulai merasakan bahwa adik adiknya harus masuk sekolah sopan santun. Yasmine menatap Fathir sedikit aneh, teringat akan sesuatu.
"Mine,woi mine sadar! Aku tau aku ganteng nya udah ngelebihi sasuke uchiha di film naruto, tapi liat nya ngga usah gitu juga kali" ujar Fathir risih dengan penuh kepedeannya. "Hii gr ngga tertolong. Aku cuma mau tanya, dulu kan kamu pernah belajar ngerakit bom pake buku perpustakaan. Gimana tu acara bakuhantam nya?"
Fathir mengernyitkan dahi nya. "Ha? Malah tanya aneh aneh. Udah lah, Aminah mana Aminah? Udah makan belum?" "Aminah? Ngga tau, kayaknya ke kamar. Belum, eh tapi seblak dia aku habisin. Dia ngga mau sih, kan kasian seblak nya mumbadzir"
Fathir menatap wajah kakak sulung nya kesal. "Terus, nanti Aminah makan pake apa?" Sembur nya sambil beranjak kearah kamar Aminah. Meninggalkan Yasmine yang terdiam di tempatnya. "O,iya. Aku masakin telor ceplok mau kaliya?"
°°°°°°°°°°°°
"Aminaah ooo aminah " panggil Fathir didepan kamar adik bungsu kesayangannya. Udah dipanggil 3 kali ngga keluar keluar lagi. Dikira Fathir ngga cape bolak balik mikirin Aminah apa? "Kenapa si kak? Kok berisik banget?" Tanya Aminah dengan muka bantal.
"Lah, kamu tidur?" Tanya Fathir sambil menatap kamar tidur Aminah. "engga, si cuman pengen " gumam Aminah ragu.
" La kan kamu belum makan? Kamu kan biasanya suka seblak. Iya kan? Iya kan? Bilang aja iya. Gaboleh boong sama kaka sendiri. Tau engga? Udah kelas 5 masa ngga tau sih? Kan udah ku kasih tau? Udah bilang aja iya kenapa sih?"ceramah Fathir selayaknya berondongan peluru.
"Iya, iya" ucap Aminah diiringi helaan napas pelan. " Tuh kan, udah keduluan dimakan Mine, kamu sih ditinggal" kata kata Fathir membuat Aminah sedikit naik darah. " Kakak ish kalo ngomong pake sopan yang bener dong. Udah kelas 3 smp juga" kesal Aminah sedikit naik darah.
" Ih dikira pelajaran tata krama? Kamu juga udah tau punya sakit maag masih aja ngga mau makan. Kan yang pusing aku" "ya minum obat lah" "maksud nya ngga gitu juga deek! Ih bikin naik darah aja" Aminah mengernyit. "Ha? Naik darah? Darah kak Fathir naik kemana? Lo emang darah punya kaki?"
Fathir menghela napas nya panjang x lebar x tinggi. Adik bungsu nya memang menguji kesabaran nya. Ingin rasanya menyeret Aminah ke dekat perempatan. Ngapain? Coba deh tebak.
"Udah, ayo ikut" ujar Fathir mutlak sambil menyeret tubuh ramping Aminah. "Lo? Kemana?" Aminah berusaha melepaskan tangan Fathir yang mengunci telapak tangan nya. "Makan lah? Dikira aku ngajak kamu ke laut California apa? " "Ya kali kak, Aminah juga pengen" sahut Aminah. "La kan katanya seblak aku dah abis?"
Fathir menoleh sebentar."Makan punya aku" lanjut nya singkat. "Trus kak Fathir? " " Ya makan nasi" Aminah jadi kasiankan. "Yaudah Aminah makan nasi aja, nanti seblak nya di bagi 2" "engga nanti ngga kenyang" "iih di baikin juga" "ya terus? "
"Bilang aja iya" "ok iya, aku makan nasi" "ih kak Fathirrr!" "Malah marah, dasar cewe selalu bener" "kak fathir! Kan aku dah pernah bilang! Kata kak Mine itu, ada 2 peraturan di dunia ini, 1 cewek selalu benar. 2 kalo cewe salah balik ke peraturan ke 1!" "Yah terserah aja" cuek Fathir.
Aminah menggelembungkan pipinya . "Iya iya nanti habis makan kita liat isi flashdisk nya" ajak Fathir. "Beneran? " "Iya. Masak kamu masih harus dikasih janji janjian kelingking kayak bocah?" "Ya ngga gitu, kan kadang kak Fathir ngga bisa dipercaya" ledek Yasmine muncul entah dari mana.
Aminah hanya tertawa simpul. Ledekan yang jleb langsung ke jiwa Fathir yang paling dasar. (awokawokawok) tapi ngga papa, Fathir itu tahan banting. "Udah cepet makan"
°°°°°°°°°°
Sekarang mereka sudah berada di depan komputer di kamar studio kecil Fathir. Aminah duduk di kursi tengah, Yasmine berdiri disamping nya dan Fathir bersandar di meja landasan komputer nya. ( Silah kan dibayangkan kawan kawan:v)
"Siap?" Aminah menghela napas lembut. Mengganguk pelan bersamaan dengan Yasmine. "Ok" Fathir sedikit mengotak atik komputer nya, hingga layar nya berubah gelap. "Lo kak?" Fathir menggeleng pelan. "Bentar" tetiba layar komputer mulai error. Komputer sedikit bergetar membuat Aminah sedikit merinding.
Komputer sedikit menenang. Fathir mendekat, hingga layar Tetiba menampilkan sebuah gambar. Seorang laki laki, terduduk dengan sorot ruby mengerikan. Tatapan keji penuh hasrat akan dunia yang fana.
"halo, putra putri mahardika. Apakah kalian mengenalku?" Orang itu membuka suara. Berat nan serak menjadi satu, ditambah sedikit suara error dari komputer membuat suara seperti berdengging. Aminah menutup mulut nya ragu, 'bykannya itu om om yang ada di pinggiran jurang?!' gumam nya pelan.
"Sudah lama aku menunggu kalian menemukan ini, tapi hei, aku inggin mengapresiasi akan keberanian kalian karena bisa sampai sejauh ini. Tak kusangka bocah bocah ingusan seperti kalian bisa menemukan ini " ucap nya dengan irama meremehkan.
"Apa kalian tau? Aku sedang mencari seorang anak. Wajah nya manis, tapi sayang ia menghalangi jalan ku. Bukan salah ku bila ia sekarang sudah meninggal" ia berhenti sejenak.
" Dan beberapa hari yang lalu, aku menemukan nya. Ah tidak, bukan dia, hanya semacam kloning yang sangat mirip dengannya. Dan ternyata, gadis ini memiliki saudara. Hei gadis manis, Aminah mahardika? Apa kau mengingat ku?"
Fathir mengernyit menatap Aminah. Aminah yang ditatapi hanya merunduk, ia tak menceritakannya kepada Fathir. "Tapi aku tak mempedulikan apapun tentang mu, hanya dengan seorang dari mu saja. Annisa Mahardika, kau mengenalnya bukan?"
Fathir mengepalkan telapak tangan nya kuat. 'Annisah Mahardika, adik nya, kembaran seorang Aminah mahardika. Tapi bahkan ia tidak mengetahui nya.'
"Jadi, aku ingin mengigatkan ini kepada kalian. Masalah ku, sama sekali tidak dengan kalian, jadi aku tidak akan berurusan dengan kalian. Karena kalian sudah sejauh ini, aku akan mangatakan ini sekali saja. Jangan menggangu jalan ku. Menepi lah dan anggap Annisah sebagai angin lalu. Akan kubiarkan kalian melewati hidup kalian.dengan tenang. "
"Dan, hanya itu yang ingin kusampaikan, nasihatku untuk kalian. Terimakasih sudah mendengarkan, dan ingatlah semua peringatanku" Sistem unit komputer bergetar agak kuat, hingga Fathir menggengam telapak tangan Aminah.
"Karena aku tak hanya bermain main, seperti kalian. Sekali kalian macam macam, tangan ku sendiri yang akan mencabut kepala dari ujung leher kalian, so do you understand? runny boy?" Komputer Fathir mulai mengeluarkan asap,dan
Duarrrr (argh kenapa azie merasa canggung)
Pupil mata Fathir membesar, menarik paksa Aminah dan Mine keluar dari kamar nya. Tapi naas, ledakan dari komputer mengenai punggung Fathir, hingga mereka terpelanting manabrak pintu.
Angin yang entah dari mana kembali memenuhi kamar ini, pintu dan jendela tertutup tanpa perantara. Korden berkibar kibar layak tertiup angin topan. Benda benda di kamar ini terus berterbangan, termasuk sisa sisa ledakan komputer fathir yang menyayat nyayat kulit manusia.
Tawa gadis memenuhi ruangan, hingga tetiba jendela kamar studio kecil ini pecah. Aminah dan Yasmine menutup mata dan telinga rapat, berbeda dengan Fathir yng berusaha melihat keadaan kamar nya bagai kapal pecah.
Tampak seorang gadis dengan seringai aneh ditengah tengah kamar, menatap mereka bertiga dengan sorot keji. Annisah Mahardika, hari ini dengan mudah nya menghancurkan 2 bagian rumah tetua nya sendiri tanpa merasa berdosa.
Dan hari ini pula, Annisah akan terus berada disini, menuntut hak nya mendapat perlindungan. Mengikuti setiap hal yang terjadi, di belakang 3 saudara kandungnya. Hal yang sedari dulu ia inginkan, bisa melihat mereka sedekat ini.
°°°°°°°°°°°
To be Continued
Wheeee im come bebek! Aku up, lagi sibuk us, dan pen bikin cerita. Maksihh yang udah nungguiin i luv yuu tunggu kelanjutannya yaaa bey!
(づ。◕‿‿◕。)づfollow
(づ。◕‿‿◕。)づcomment
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutin Kak!,Kak Azie kelas berapa?
Ok, aku kelas 6 sd ( ya kali sma:v)
Beda kak aku kelas 5 beda setahun
Ooh gitu ok!
Maaf kak itu emoj tapi nggak bisa terkirim
Wkwkwkkw meresahkan ya tapi ngga apa koo;)