Horror #10 Ruang kerja Papa
horror #10
Ruang kerja papa.
Azizah Nurul Hidayah ( azie )
Selamat menikmati.
°°°°°°°°°°°°
Aminah berusaha membuka pintu reyot yang sudah lama sekali tak dibuka kembali. "Engga bisa" lirih nya diiringi helaan napas kecil. "Dikunci ya?" Tebak Yasmine. " Kayak nya sih iya,kak" terang Aminah. "Ok, Aminah, Mine mingggir! " Perintah Fathir seenak jidatnya.
Aminah dan Yasmine menyingkir. "1,,,2,,," setelah mengambil ancang ancang yang cukup, Fathir dengan segera berlari dengan sangat cepat. Mengahntamkan tubuhnya ke pintu. Pintu reyot itu terpelanting, pertanyaan nya kenapa kakek dan nenek tidak mendengar nya?
/Lanjut/
Ruangan gelap gulita, dengan 1 jendela tertutup korden berwarna hitam pekat. Aminah merasa sedikit ngeri, tapi ia tak memiliki banyak waktu untuk mementingkan rasa takutnya. "Kak Mine, senter hp"
Pinta Aminah sambil melangkahkan kaki nya kedalam ruangan itu. Yasmine mengeluarkan benda pipih berbentuk pesegi panjang. Menghidupkan senter di handphone nya. Dikejutkan dengan tengkorank dihadapan kepala nya. "Astaghfirullah kaget eh kaget ukhtii!!" Seru nya latah.
"Ih nakut nakutin aja sih " kesal nya tak jelas.sedang Fathir di samping nya hanya gelang geleng memperhatikan sikap kakak sulung nya.
Aminah mendekati jendela, tak sengaja menabrak benda kotak di hadapannya."ih, apa sih" Fathir hanya tertawa kecil. Menunggu gilirannya terkena kesialan. emang ruangan yang gelap itu bikin kesal.
Aminah segera membuka korden dengan cepat.cahaya mentari menyeruak berebut memasuki ruangan ini. Ruang kerja dengan cat abu muda, 2 almari penuh buku dan 1 meja di depan jendela. Diatas meja itu terdapat buku merah maroon.Aminah memukul meja itu pelan, Fathir memprediksi Aminah sedang balas dendam.
Angin sepoi sepoi melewati mereka bertiga, dan membuka setiap halaman dari buku itu. Aminah, Yasmine dan Fathir mendekat, memperhatikan buku yang terbuka secara magic. Aminah menatap Yasmine sebentar, dan perlahan mengangkat buku tebal itu. "Berat?" Ucapnya lirih.
Ia membuka 1 halaman pertama. Dua buah gambar kalung berwarna merah muda dan biru keunguan."healing necklace " lirih Aminah membaca tulisan kecil di foto itu. "Healing necklace? " Ulang Fathir.
"Mine, translate" perintah Fathir lagi seenak jidatnya. "Aa.. kalung penyembuh?" Ucap Yasmine setelah membuka om gooling.
/ Typo apaan ni?!/
" Kalung penyembuh?" Aminah mengernyitkan dahi nya. Perlahan ia membuka halaman selanjutnya. "Kosong?"
Yasmine segera membuka setiap halaman itu satu persatu. "Kosong semua?!" Kesalnya tertahan " kok bisa? Nyebelin bah?!" Tanya Fathir ikut erosi. Aminah membuka buka setiap laci disana. "Kosong!" Kosong, kosong, kosong! "Aaaargh" kesalnya frustasi.
/ Abaikan typo sengajanya ya /
Fathir terkekeh. "Masih satu mina" ucapnya menunjuk satu laci yang tersisa." Ih paling juga kosong! " Seru Aminah sambil menggelembungkan pipinya. Fathir dan Yasmine tergelak. Adik kecil mereka sangat menggemaskan ketika sedang marah.
Fathir beranjak, membuka laci yang tersisa. "Flashdisk?" Herman Fathir. "Ini isinya apa kak?" Tanya Aminah tertarik. " Ngga tau lah. Tanya aku" canda Fathir. " Ya kan kali aja" jawab Aminah seadanya.
"Coba lewat laptop? Eh tapi aku ngga bawa ya? Engg pake komputer aja yuk!" Ajak Yasmine cemerlang. Aminah dan Fathir mengganguk, menggiyakan. Segera beranjak bangkit ke kamar Yasmine, berpikir untuk melihat isi dari flashdisk itu.
Tetiba angin bertiup sangat kencang, entah datang dari mana. Suara tawaan anak kecil menguasai ruangan kecil ini, membuat ketiganya menutup telinga nya rapat rapat. Fathir berusaha terus membuka gorden ruang kerja itu, hingga tak sabaran dan menarik korden itu hingga robek.
Aminah berjongkok, nafas nya terengah engah di bawah meja. Puluhan potongan halaman buku tadi berterbangan di hadapannya. Ia mendengar nya, suara suara ledakan mobil, teriakan Mama dan Papa nya diiringi suara ribuan tembakan.
Aminah menutup rapat rapat telinga dan matanya. Terbayang bayang bagian bagian tubuh yang terpoting potong tragis. Air mata Aminah beranjak keluar, ia sangat ketakutan, dapat ia lihat dirinya yang dulu dicekik nenek nya sendiri. Ia menggeleng gelengkan kepalanya.
" Aminah! Minah!" Aminah terkejut, berseru tertahan. Angin disekitar nya berhenti berhembus, menyisakan Yasmine dan Fathir yang menatap nya khawatir. Ruangan ini berantakan, hanya dalam hitungan detik.
Nafas Aminah tercekat,membuatnya harus berusaha kembali mengisi paru paru nya. Fathir membelai lembut hijab oranye adik bungsu nya. "Udah, ayo makan dulu" ajak Yasmine tersenyum lembut. " Flashdisk nya?" Tanya Aminah menyeka air matanya.
"Kita urus nanti, pokok nya beres lah" usul Fathir menenangkan. "Mm ok" jawab Aminah pelan. Yasmine segera membantunya berdiri, memapah nya keluar ruangan. "Fathir! Beresin, ato tutup pintunya. Kalo bisa" perintah Yasmine gantian. "Iyah iyah kanjeng ratu" pasrah Fathir.
Fathir menoleh, mendapati jendela besar itu terbuka, kepala dengan rambut terurai. Horror kan? Tapi sungguh, kalau lagi sendiri seperti ini keberanian Fathir datang entah dari mana. Senyum sinis itu keluar sumringah dari sana, meninggal kan suara mistis. "Usil bat dah" pikir Fathir tampak cuek.
×××××××××××××
To be continued
Olaaaa!!! Aku kombek yaaa ini dah lanjut dan maap pendek banget sungguh. Maap, maap maapin yaa ok segini dulu yaa...naah buat yang nunggu makasih ya,, dan bay bayy wassalamualaikum!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar