Tempat yang di Rindukan
Gak kerasa sebentar lagi akan tiba bulan ramadan. siapa sih yang gak tau bulan ramadan. Bagi umat muslim terutama pasti sudah tau. Bahkan sejak kecil para orang tua mengajarkan anaknya untuk berpuasa. Dimana kita menahan diri untuk tidak makan, minum, dan di sunahkan melakukan perbuatan – perbuatan baik. Karna setiap perbuatan yang kita lakukan di bulan ramadan pasti akan di lipat gandakan 10× lipat.
Dulu ketika masih kecil senang sekali jika di ajak oleh ibu dan ayah kita untuk sholat tarawih. Tapi bukannya sholat kita malah keluar, jajan dan main bersama teman. Seru sih, dan bahkan pernah main petasan sampai ibu – ibu yang mau sholat meneriaki kita, bahkan mengusir karna di anggap mengganggu. Kita yang saat itu cuman bisa diem di marah – marah. tapi, ada yang ngelawan sampai membuat suasana menjadi ramai. Dan sampai gak di bolehin kemasjid lagi karna mengganggu. kalau di inget – inget, kita pasti pernah batalin puasa gara – gara ngambil jambu dan makan jambu di pohon orang. Dan sampai rumah jika gak ada orang tiba – tiba ngambil nasi karna alasan lapar. juga pernah kelupaan makan padahal saat itu kita lagi puasa.
Entah apakah mereka masih ingat dengan acara sederhana saat itu. Wajah gembira terlukis kala azan berkumandang. Sorak – sorak para anak pengajian menggema di tempat itu. Mereka saling menuangkan air untuk berbuka puasa. Suasana di masjid semakin ramai, dengan kedatangan bapak – bapak yang ingin ikut buka bersama. Sungguh indah dan tak terlupakan. Kami bersama menyiapkan acara ini. Saling membantu agar terselesainya pekerjaan. Entah bagaimana suasana saat itu. Sangat ramai. Setiap orang membantu membuat makanan, minuman untuk berbuka. Terlukis senyum pertanda senang di wajah sang ustaz. Melihat muridnya saling membantu.
menjelang hari raya pada malam takbiran biasanya masjid kami mengadakan pawai obor. Sang ustaz membagi – bagikan obor pada setiap santri. Dan saat itupun pawai di jalankan. Kami serombongan berjalan menyusuri jalanan. Mengetuk tiap rumah meminta kue seihlasnya. Suasana semakin ramai dengan teriakan takbir dari anak santri. Dan bapak – bapak yang ikut meramaikan dengan suara bedug berjalan. Anak putri ikut sekedar berjalan untuk meramaikan. Kemudian kami kembali lagi ke masjid dengan membawa beberapa karung kue. Setelah itu, kami makan bersama lontong sayur yang sudah di sediakan, dengan riungan suara takbir. Suasana ramai itu teringat sampai sudah berada di rumah kembali.
Ternyata saat menginjak dewasa, belum tentu kenagan itu akan terulang. Bahkan saat ini, semua orang yang berkumpul saat itu sudah sibuk dengan impiannya masing – masing.
Ternyata bulan ramadanlah yang mempersatukan seseorang dan membuat tali persaudaraan semakin kuat. Bismillah, semoga kita semua akan sampai pada bulan suci ramadan. Aamiin..
Pajar Bulan, 9 maret 2023.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar