Atika Shafwa Khairunnisa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan khawatir, Dia bersamamu

Jangan khawatir, Dia bersamamu

Wei, seorang gadis yang bekerja disalah satu komunitas animasi yang sangat terkenal. Orang tuanya meninggal saat masih kecil. Bersama kakak dan sahabatnya, mereka harus menghadapi banyak tantangan.

Disaat sedang mengerjakan suatu tugas, Wei terkena masalah. Wei dituduh oleh Carol, sahabat barunya sebagai fake friend. Mendengar tuduhan itu, Wei merasa bersalah. Namun, perasaan bersalahnya itu terlalu dalam.

Apakah Wei bisa menyelesaikan masalahnya? Baca sampai habis ya!

Daftar isi :

1. Prolog

2. First Day

3. Kerja Yang Sesungguhnya part 1 (Meninggalkan Rumah)

4. Kerja Yang Sesungguhnya part 2 (Bertemu Sahabat Lama)

5. Misi Dimulai part 1 (Kejutan Kecil-Kecilan)

6. Misi Dimulai part 2 (Antara Senang Dan Sedih)

7. Rasa Bersalah yang Terlalu Dalam

8. Epilog

Prolog

Hai! Aku Wei. Aku bekerja di salah satu komunitas animasi yang sangat terkenal, yaitu FlashStarnimation. Kakak tiriku yang bernama Afik juga bekerja disana. Aku dan Afik awalnya bukan adik kakak. Tapi, karena ayahku meninggal sebelum aku lahir, akhirnya ibuku menikah lagi dengan ayahnya Afik. Otomatis, Afik menjadi kakak tiriku sampai sekarang.

Tapi setelah itu, ibuku meninggal dunia karena terkena penyakit yang parah. Tidak sampai disitu saja. Tidak lama kemudian, ayah, ibu, dan adiknya Afik meninggal dunia karena kecelakaan pesawat saat pulang setelah mengantarku dan Afik ke tempat yang sekarang aku dan Afik tinggali ini. Akhirnya, aku dan Afik tinggal berdua saja.

Setelah menjalani kehidupan tanpa orang tua, tiba-tiba ada seorang pria yang datang menemui kami. Pria tersebut mengetahui namaku dan terlihat akrab dengan Afik. Yah.. itu wajar. Karena dia adalah kakaknya Afik. Pria tersebut juga tahu tentang ibuku. Kami pun tinggal bersamanya. Dan di saat itulah kami tinggal bersama keponakan kami, yaitu Zheffar dan Aliva.

Kami berempat sangat akrab. Sampai sekarang pun masih sangat akrab. Dan kalian tahu? Kami satu kampus saat kuliah, yaitu di F.T.U. Tapi, Zheffar dan Aliva tidak bekerja. Mereka melanjutkan kuliah ketingkat yang lebih tinggi lagi. Dan kami beruntung, Kantor FlashStarnimation dan F.T.U sekarang bersebelahan.

Oh iya! Aku mempunyai sahabat bernama Charika. Dia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kenapa disebut anak ketiga? Karena dia mempunyai dua kakak dan dua adik. Dia bukan anak biasa, melainkan anak yanv terancam. Tidak hanya dia saja. Kakak dan kedua adiknya terancam juga.

Mereka berempat mempunyai kakak bernama Meria. Tapi, dia jahat. Orang tuanya meninggal dibunuh olehnya hanya gara-gara orang tuanya lebih mempwrhatikan berempat daripada dia. Setelah mereka tahu, akhirnya mereka melarikan diri dari tempat tinggal mereka dan tinggal bersama kami. Dan sekarang mereka kuliah di F.T.U bersama Zheffar dan Aliva.

Hari ini adalah hari pertama bekerja. Aku sudah tidak sabar untuk bekerja. Karena F.T.U dan Kantor FlashStarnimation bersebelahan, aku, Afik, Zheffar dan Aliva bisa berangkat dan pulang bersama. Mungkin bukan berempat lagi, tapi berenam! Kedua adiknya Charika masih sekolah. Dan inilah kisahku...

Chapter 1 : First Day

"Gimana? Udah siap?" Tanya Afik sambil menggendong tas besar berwarna biru miliknya.

"Siap!" Jawabku. Aku dan Afik kemudian turun ke ruang TV. Dan ternyata, mereka sudah siap. Kami terlalu lama dikamar.

"Jaga diri kalian baik-baik ya." Ucap Om Henry, ayahnya Zheffar dan Aliva. Aku biasanya memanggilnya Om Hen.

"Jangan nakal disekolah ya, Ryn." Charhan, kakaknya Charika mengacak rambut Rynda, adik kedua Charika. Rynda agak kesal dengannya. Tapi tidak apa-apa. Itu hal yang wajar baginya. Sharika,adik pertama Charika hanya tersenyum geli melihat mereka.

Sharika dan Rynda diantar oleh Om Hen kesekolah. Aku, Afik, Zheffar, Aliva, Charhan dan Charika berjalan kaki. Zheffar, Aliva, Charhan dan Charika ke F.T.U, sedangkan aku dan Afik ke Kantor FlashStarnimation. Jarak antara F.T.U dan Kantor FlashStarnimation tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan wakti lima belas menit saja, dua puluh menit jika dari Rumah.

"Akhirnya nyampe!" Seruku sambil mengatur napas. Aku dan Afik masuk kedalam. Saat kami masuk, kami melihat ada seorang wanita bertugas disini.

"Oh, hai! Selamat datang. Kalian pekerja baru ya?" Tanya wanita tersebut.

"Iya, bu. Kami ditawarin sama Pak Director untuk kerja disini." Jawab Afik.

"Kalian tidak usah panggil saya ibu. Panggil saya kakak saja. Aku Leiya." Wanita tersebut mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Aku membalas jabat tangannya sambil berkenalan.

"Aku Wei. Dan ini kakakku, Afik." Aku memperkenalkan diriku dan Afik.

"Ruangannya dilantai 2 ya." Kak Leiya mengantarkan kami menuju tangga.

"Terima kasih, kak." Ucapku. Aku dan Afik akhirnya naik kelantai 2 untuk pergi menuju ruang kerja. Sesampainya diruang kerja, kami disambut hangat oleh pekerja lain.

"Selamat datang, kalian berdua!" Sambut Pak Director. Kami merasa sangat senang.

"Terima kasih, Pak Director." Pak Director tertawa saat itu juga.

"Aduh.. kalian ini. Tidak usah memanggilku bapak. Panggil kakak aja. Nama kakak Kevin." Ujarnya. Aku terkejut.

"Masih muda ya, ternyata. Aku baru tahu." Gumamku. Kami kemudian diantarkan ke tempat kerja khusus untuk kami.

"Oke. Kalian akan bekerja disini. Tapi, kalian disini hanya sampai 4 bulan. Nanti diakhir bulan ke-4 kakak punya sesuatu buat kalian." Jelas Kak Kevin. Kami pun mempersiapkan laptop kami, dan kami bersiap untuk bekerja.

"Eh! Aku enggak punya tab buat buat gambar! Aduh, gimana, nih!" Pekikku panik. Kak Kevin tiba-tiba menghampiriku.

"Hey, pake yang ini dulu aja. Kalo semuanya udah selesai, nanti kasih lagi. Boleh dibawa pulang." Ucapnya.

Aku menerima tab untuk gambar pemberian Kak Kevin. Aku berterima kasih padanya. Dan aku bisa teang sekarang.

Aku menggambar background yang telah diberikan oleh Kak Kevin. Aku menuangkan semua skill gambarku satu persatu dengan hati-hati. Dan kalian tahu? Itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Itu baru dua dimensi. Bagaimana kalau tiga dimensi?

Waktu telah berlalu. Tidak terasa sudah siang. Tapi, itu membuatku senang karena background pertama sudah selesai. Yah, itu karena aku serius dan disiplin. Begitu juga yang lain. Disiplin dan serius itu harus. Tapi, jangan sampai itu membuatmu tegang dan takut. Dibawa santai saja. Santai~

"Eh? Udah siang ya? Yah, enggak bawa makan siang lagi." Keluhku. Tiba-tiba, Afik menghampiriku.

"DOR!" Afik mengagetkanku dsri belakang. Aku terkejut.

"Parah emang! Bikin kaget aja!" Cetusku. Afik tertawa melihat ekspresiku yang cemberut.

"Nih, makan siang buat kamu. Jangan marah, dong." Afik memberikan makan siang untukku.

"Eh? Tumben, mas. Makasih lho." Ucapku.

"Iya sama-sama." Jawabny singkat. Afik kembali ketempatnya. Aku pun menikmati makan siang yang dari Afik.

"Enak juga makan siangnya. Tapi, siapa yang bikin? Kok bisa sampe seenak ini?" Gumamku.

"Ah, sudahlah. Lanjut kerja aja." Aku melanjutkan tugasku. Disela-sela aku bekerja, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata, Zheffar menelponku. Bukan. Meng-video-callku. Aku menjawab video-call itu

"Hai, Wei!" Suara yang keras dan kompak itu muncul dari speaker ponselku. Aku terkejut.

"Kalian ini! Ngeganggu orang lagi kerja aja! Video-callnya jangan sekarang!" Cetusku.

"Eh! Mentang-mentang udah kerja aja! Nggak capek apa kerja terus? Istirahat bentar sana!" Charika membalas. Yang lainnya tertawa.

"Iya, iya. Kamu bener. Yaudah, aku istirahat dulu ya!" Aku menyingkirkan laptopku dan bersiap untuk beristirahat. Tapi...

"Ngobrol dulu sebentar." Ucap Charika. Yang lain tertawa.

"Ih! Aku kerja, disuruh istirahat. Aku mau istirahat, malah ngajak ngobrol. Maunya apa sih?!" Cetusku dengan wajah cemberut. Aku yang sudah tenang malah dibuat kesel lagi. Charika dan yang lainnya tertawa panjang.

"Jangan marah, Wei. We're just kidding." Ujar Zheffar dengan santai. Aku mencoba untuk senang.

"Okay, fine. I forgive you guys." Aku memaafkan mereka.

"You have to take a rest, Wei. If you not take a rest, you'll get dizzy." Ujar Zheffar

"Okay. I'll take a rest. Tapi jangan ganggu aku!"

"Oke!" Ucap mereka sambil mengacungkan jempol. Aku mematikan video-callnya dan istirahat sejenak.

Waktu telah berlalu. Aku tiba-tiba terbangun. Aku melihat ke arah jam dinding didekatku. Ternyata sudah jam setengah tiga. Aku langsung melanjutkan tugasku dalam keadaan masih mengantuk.

"Akhirnya selesai!" Ucapku dengan suara agak keras. Waktu sudah menunjukkan pukul empat. Aku mematikan laptopku dan memasukkannya kedalam tas biru-toska milikku. Aku menghampiri Afik.

"Pulang yuk!" Ajakku. Afik masih merapihkan meja kerjanya. Namun itu tidak lama.

"Yuk!" Jawabnya. Kami langsung turun kelantai satu. Saat kami turun, kami melihat pekerja lain. Mereka juga bersiap untuk pulang. Kami tidak lupa untuk pamit dengan Kak Leiya. Kami pun pulang kerumah.

"Lumayan capek, tapi menyenangkan." Gumamku. Sambil menunggu Zheffar dan yang lainnya keluar dari kampus, aku mendengarkan laginya Galantis yang berjudul hunter. Tidak sampai lima menit, mereka akhirnya keluar dari kampus.

"Eh? Kalian nungguin ya? Maaf lama." Tanya Zheffar.

"Iya. Its okay, Zhe. Kalian emang biasanya kan begitu. Tapi kadang-kadang kami yang lama." Ujarku.

"Beli minum yuk! Aku yang traktir." Ajak Charika.

"Oke!" Jawab kami berlima dengan kompak.

Kami pergi ke suatu tempat. Kami biasanya beli minuman disana. Yup! Namanya Treenks. Kami dari dulu sampai sekarang tidak pernah ganti tempat. Setelah Charika memesan minuman, Charika membayar pesanan itu dan kami pulang. Charika tidak pernah lupa membelikan untuk Sharika dan Rynda.

"Kami pulang!" Seru kami berenam dengan kompak.

"Nih, buat kalian." Charika menaruh minuman untuk Sharika dan Rynda diatas meja.

"Makasih kak!" Ucap Sharika dan Rynda senang. Charika hanya tersenyum melihat mereka. Kami langsung menuju kamar masing-masing untuk mandi dan istirahat.

"Malam pun tiba. Kami keluar dari kamar untuk makan malam. Kami sangat senang bisa makan bersama. Setelah makan, kami melakukan rutinitas kami.

"Kami melakukan night rountines before sleep kami. Membersihkan kamar dan tempat tidur kami, merapikan barang-barang dikamar kami, dan tentu saja, menggosok gigi. Setelah itu, kami tidur dengan nyenyak.

Aku sangat bisa berkerja dengan baik dihari pertama aku bekerja ini. Aku harap aku bisa bekerja lebih keras dan lebih baik lagi untuk kedepannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Dek..lanjutkan

09 May
Balas



search

New Post