2. Kembali Sekolah
"AAAAAAA" Teriak Ara kaget ketika melirik jam beker yang menunjukkan pukul 6.45 artinya 15 menit lagi bel masuk. Ada waktu 5 menit berjalan ke halte bus dan 10 menit naik bus
"Kebiasaan" ujar Sally -kakak Ara- ketika mendengar teriakan Ara, sambil memakai sepatunya yang hendak berangkat kuliah
"Mama kok nggak bangunin Ara sih" gerutu Ara saat turun dari tangga melihat Mamanya mencuci piring
"Kata siapa!! Mama udah bangunin kamu dari jam enam ya!" kata Tina -Mamanya Ara- "Mankanya jangan begadang!"
"Iya iya Ma. Oh iya ma, Arka udah berangkat?" tanya Ara mengingat adiknya yang suka membawa sepeda motor sehingga Ara bisa nebeng motor dia
"Udah, dari tadi. nggak kayak kamu, molor terus" omel Tina
Cih, selalu aja dibanding-bandingin' batin Ara
"Yaudah, aku berangkat ma" ujar Ara terburu-buru memakai dasi dan memakai sepatu "Assalammualaikum" ucapnya keluar rumah
"Araa!! Sarapannya !!!" teriak Tina, memang 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya'
"Oh iya" kata Ara lalu kembali ke dalam rumah mengambil dua roti yang ada di meja makan "aku ngambil buat Ian juga Ma"
Hendak membuka pagar rumah, Ara teringat sesuatu "Astaghfirullah, tas ku!" katanya terburu-buru masuk kembali ke rumah 'baru hari pertama sekolah apes banget sih'
Setelah memastikan semua perlengkapan sekolah, artibut dan sebagainya lengkap. Barulah ia keluar rumah dengan tenang
"Coba dilihat dikamar, siapa tau otaknya ketinggalan juga" canda Sally sambil menstarter motor scoopynya
"Nih Otak!" ucap Ara sambil menjambak rambut kakanya lalu segera keluar pagar menghindari amukan kakak tercintanya itu.
"AWAS YA KAU RA!" teriak Sally. Beginilah keseharian Ara dan keluarga dipagi hari, jauh dari kata 'tenang'
Saat Ara keluar pagar, ia melihat Ian menunggunya di depan rumahnya. karena memang rumah mereka bersebelahan
"Ian, kemarin kan aku udah bilang kalau aku bangun telat, duluan aja" kata Ara sambil memberikan roti kepada Ian, tentu saja Ian menerima dengan senang hati
"Tapi kemarenkan aku nggak bilang iya" bantah Ian
"Cih, dasar" ucap Ara kesal lalu melihat Darel yang keluar dari rumahnya yang super besar bersama mobilnya.
Sekedar informasi, rumah Ara berhimpitan dengan rumah Ian dan Oddy. Ian disebelah kiri sedangkan rumah Oddy disebelah kanan. Depan rumah Oddy ada rumah Rama, depan rumah Ara ada rumah Jingga dan terakhir depan rumah Ian ada rumah Darel.
"Darel! Jangan lupa tungguin Oddy!" teriak Ara agar Darel mendengar. Darelpun membuka kaca mobilnya dan berujar
"Kita liat kalau dalam 5 detik Oddy nggak datang, aku tinggal dia. satu" Kata Darel, mulai menghitung. Dari kejauhan terlihat Oddy mulai tergopoh-gopoh keluar dari rumah berlari ke mobil Darel dengan penampilan acak-acakan khasnya "Lima, dah yuk" Lanjutnya siap-siap menjalankan mobilnya meninggalkan Oddy
Ara dan Ian tertawa terbahak-bahak karena Darel menghitung dari satu langsung lima
"Woy hosh..hosh...buka pintunya..." ujar Oddy dengan ngos-ngosan "bisa nggak sehari aja nunggu aku?, biar aku siap siapnya tenang" katanya sambil membuka pintu mobil dan duduk dengan nyaman
"Gak" jawab Darel judes. memang dari mereka berenam, Darellah yang paling ketus dan tidak peduli dengan sekitar, seolah bukan urusan dia. Oddypun mendengus sebal sebagai jawaban
Tiinnn!!!
suara klakson motor melaju kecang, siapa lagi kalau pelakunya bukan Jingga dan Rama.
"JINGGA! JANGAN NGEBUT!" peringatan Ara tentunya tidak digubris oleh Jingga karena motornya sudah melesat jauh
" Yaudah, aku berangkat ya Ra, Ian" ucap Darel lalu melajukan mobilnya
"Iya hati-hati" jawab Ara
"Eeeh Ra" panggil Ian
"Iya?"
"Sekarang jam berapa?"
"Sekarang jam...ASTAGHFIRULLAH IANN, KAMU KOK NGGAK BILANG SIH. AYO CEPETAN" kata Ara sambil menarik tangan Ian dan berlari menuju halte bis. Sedangkan Ian hanya tertawa melihat wajah panik Ara yang menurutnya lucu
Memang sekolah mereka berenam, berbeda-beda. mereka sendiri yang menginginkannya, mereka bosan karena dari TK sampai SMP satu sekolah terus, akhirnya mereka memutuskan SMAnya beda sekolah.
Ara dan Ian berada di SMA Pahlawan, Jingga dan Rama di SMA Garuda, Oddy dan Darel di SMA Kencana. Tentu arah sekolah mereka berbeda-beda, begitu keluar kompleks perumahan ada perempatan, disitulah mereka berpisah. Ara dan Darel ke jalur lurus, Jingga dan Rama belok kiri, sedangkan Oddy dan Darel belok kanan.
Untuk ke SMA Pahlawan perlu waktu 15 menit perjalanan jika menaiki Bus atau angkutan umum, ke SMA Kencana perlu waktu 15 menit untuk sampai jika menggunakan mobil, tentunya jika naik bus akan lama. Sedangkan untuk ke SMA Garuda perlu waktu 20 menit jika naik motor, beda ceritanya kalau Jingga yang mengendarai motornya, bisa-bisa 5 menit sudah sampai.
"Fyuhh..untung udah sampai" ucap Ara legah ketika sampai di depan pintu gerbang SMA Pahlawan "Btw, kita belum liat mading, kita masuk kelas mana" lanjutnya sambil memasuki area sekolah
" Oh iya, ayo kita lihat" ajak Ian
Didepan mading Ara dan Ian melihat list kelas dengan seksama "yah...kita beda kelas" kata Ara lesuh, ketika melihat namanya terpampang jelas dikelas XI MIPA 4, sedangkan Ian dikelas XI MIPA 2
"Nggak papa, kamu kan masih sekelas sama Citra dan Nesya" kata Ian menghibur Ara
"Ah iya juga" ujar Ara senang mengingat dua sahabat ceweknya itu "yaudah aku ke kelas dulu, kamu perlu dianterin nggak?" tanyanya, entah kenapa bayangan ketika Ian dibully dulu, terekam jelas diotaknya
"Nggak Ara, aku udah nggak kayak dulu lagi" jawab Ian sok kuat
"Idih, iya iya...dahh Iann" ucap Ara sambil melambaikan tangannya
"HAI MY BESTFRIENDD" Sapa Ara pada Nesya dan Citra yang sedang bencengkrama ria
"Woy lama bener kamu! cepet duduk! satu menit lagi bel masuk" perintah gadis cantik nan feminim bernama Nesya itu
"Bentar ahh, masih kangen" ucap Ara bukannya memeluk Nesya, tapi memeluk Citra. Nesya mendengus sebal karena merasa tersingkirkan "Ouh sini aku peluk juga" kata Arasambil memeluk Nesya dan dibalas oleh gadis itu
"Sini kamu duduk dibelakangku" pinta gadis berjilbab bernama Citra untuk duduk dibelakang bangkunya. Tentu Ara mengangguk dengan senang hati. tempat duduk mereka tidak berpasang-pasangan seperti SMP dulu, tapi mereka duduk sendiri-sendiri.
Tak lama bel berbunyi dan mata pelajaran pertamapun dimulai
Di SMA Garuda....
"Dibilangin nggak usah ngebut kok!" kata Rama kesal sambil melepas helm dan merapikan rambut
"Nggak mainstream dong hehe" jawab Jingga dengan watadosnya. Rama memandang laki laki yang tingginya lebih pendek 2 cm darinya dengan tatapan jengkel, lalu melempar helmnya kearah Jingga dan ditangkap mulus olehnya
"Woy tunggu!" teriak Jingga ketika melihat Rama berjalan menjauh darinya
"HOREE! KITA SEKELAS LAGI" ucap Jingga seakan mendapatkan doorprize, sambil merangkul Rama. Rama hanya tersenyum mengiyakan. Ketika sampai dikelas, lagi-lagi Jingga berteriak kegirangan
"MAS BROU!!" Sapa Jingga pada kedua teman seperjuangannya, Vano dan Gandhi
"EEYY SOB" balas Vano dan Gandhi lalu menjabat tangan Jingga juga Rama yang mengikutinya dibelakang
"Jing, udah pr?" tanya Gandhi serius, pasalnya 2 menit lagi bel masuk
"Ada PR?! ASTAGA RAMAAA, KAU KOK NGGAK BILANG SIH!" Kata Jingga sambil mencengkram kerah baju Rama
"Iya, pr nya ngambil otak kamu yang ketinggalan di rumah Ian kemaren" jawab Rama mengundang gelak tawa Vano dan Gandhi
"Ya Allah Jinggg, sekarangkan hari pertama sekolah, mana ada pr hahaha" kata Vano sambil memegang perutnya yang lelah tertawa
"Nggak tau tuh hahahaha" tambah Gandhi sambil memukul meja sanking terbahak-bahaknya
"Sialan kalian!" kata Jingga jengkel
Di SMA Kencana....
Oddy dan Darel berjalan ke kelas XI IPS 3 setelah melihat daftar pembagian kelas di mading lalu bertemu dengan teman dekat nya, Bian dan Vito
"Kau pasti kangen sama aku kan?" tanya Oddy tiba-tiba pada Bian dan Vito, mereka yang hendak menyapa mendadak ilfeel dengan sikap cowok berkacamata itu
"Noh, tong sampah kelas kangen sama kau" ejek Vito
"Sialan!"
"Haii Biinn, tambah langsing dirimu Bin" kata Darel sambil mengusap perut buncit Bian, memang dari kita ber empat tubuh Bian lah yang paling gendut
"Memang, akukan puasa" jawab Bian sombong
"Puasa apa?" tanya Oddy sambil meletakkan tas miliknya di kursi
"Puasa gerak" jawab Bian membuat ketiga temannya tertawa terbahak-bahak
"HODOB HAHAHAHAHA" kata Vano sambil mengusap ujung matanya
"Rebahan terus dong hahaha" tambah Darel. tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan pelajaran dimulai dengan tertib. -ralat- tidak tertib sama sekali, Oddy yang tidur diatas meja, Bian yang makan snack di kolong meja, Darel yang bermain game dan Vano yang menggambar abstrak di bukunya. Memang tidak patut ditiru mereka ini
*****
Kringggg!!!!
Bel istirahatpun berbunyi, Bu Sumiati segera mengakhiri pelajaran, memberi salam dan keluar kelas
"Ahhh lelahhnyaa..." sambat Ara sambil merentangkan kedua tangannya
"Kamu ini! Baru dua mapel udah tepar" kata Nesya
"Satu mapel aja, rasanya kayak mau mati" ujar Ara. Citra hanya menggelengkan kepalanya yang hafal dengan perilaku sahabatnya yang satu ini yaitu benci belajar
"Kuy kantinnn!!!" ucap Ara memimpin dua temannya. Ketika sampai di kantin, mata Ara tak henti-hentinya menyusuri tiap sudut kantin, mencari sahabat kecilnya itu
"Nyari siapa? Ian?" tanya Citra
"Iya, anak itu paling susah disuruh makan"
"Lagi di perpus paling, baca buku kayak biasanya" timbal Nesya ketika mereka sampai di salah satu bangku kosong di kantin
"Yaudah, habis makan aku kesana nganterin cilok" kata Ara sambil duduk dibangku kantin
"Kalian mau pesan apa? aku pesenin" tanya Citra seraya melihat teman-temanya sudah duduk nyaman di bangku kantin
"Cilok dua porsi sama jus jambu" jawab Ara
"bakso bakar satu aja" jawab Nesya
"Oke" ucap Citra dengan senyum manisnya
TBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar