1. Orientasi
"Hadeeeh besok sekolah lagi, rasanya baru kemarin kita libur" keluh lelaki bernama JINGGA ALFAREZI yang rebahan diatas kasur milik Ian. Mengingat besok mulai masuk ajaran baru dan mereka naik ke kelas XI, setelah libur panjang
"Udahlah jalani aja" kata RAMA YOGASWARA sambil duduk dipinggir kasur
"Masalahnya Ram, kita liburnya cuma sebentar" bantah Jingga
"Apanya cuma sebentar!? sebulan setengah tuh lama tau!" sarkas DARELLINO RENDRA, matanya tak lepas dari monitor TV sedangkan jarinya terus bergerak lincah memainkan stick PS.
"Bagi Kamu! Bagi kita nggak, ya kan Odd?" tanya Jingga pada Oddy yang lesehan di bawah sambil memainkan rubiknya Ian
"Iya, bener banget" jawab ODDYYA SYAHREZA sangat fokus pada rubik Ian "ini gimana sih, aku kok nggak bisa-bisa" tiba-tiba saat ia memutar rubik tersebut
Klak..
Rubik tersebut patah, membuat sang empunya menatap kaget
"O..ow.." kata Oddy ketika menatap Ian balik "Aku minta maaf yaann" ucapnya. Ian hanya menghela nafas sabar dengan perlakuan sahabatnya
"Emang nggak ada akhlak kau" ejek Jingga
"Yee..kau juga!" balas Oddy sambil mengosek kepala Jingga yang tiduran
"Udah, kamu nggak usah pegang apa-apa nanti rusak" kata Rama lalu mengambil rubik milik Ian yang rusak
"YAAHHH AKU KALAH, KAU CURANG" akhirnya gadis manis yang memiliki nama lengkap MUTIARA SHERINNA buka suara, walau dengan teriakannya yang membahana
"NGGAK CURANG,KAMU EMANG NOOB" balas Darel tak terima dibilang curang
"Nggak mau tau kau harus traktir aku besok!" ujar Ara sambil memberikan stick PSnya ke Ian dengan kasar
'Salah apa aku ya allah dikasarin begini' batin seorang ANDRIAN PUTRA
Darel hanya menghela nafas sambil bergumam "cewek aneh"
"Aku dengerr" kata Ara ketika berdiri di samping ranjang Ian "Jing, geser dong!" perintahnya
"Kasar bener bu" kata Jingga sambil berguling kesamping lalu Ara merebahkan tubuhnya disamping Jingga. Tiba-tiba..
Drrt..drrt...
"Hp nya siapa geter?" tanya Oddy
"Hp nya Rama" jawab Ian yang hafal dengan nada dering teman-temannya. Sedangkan Rama celingak-celinguk mencari Hp nya, akhirnya ketemu di atas meja belajar Ian
"Iya Ma...oh iya ma....iya Rama mau pulang" kata Rama lalu menutup telfonnya
"Gais, aku pulang ya" ucap Rama sambil menghampiri Ian dan mengusap kepalanya
"Kok cepet?, masih jam 8 loh" tanya Jingga
"Nggak tau, Rara tiba-tiba nggak mau tidur kalau nggak ada aku disampingnya" jawab Rama
"Aahh kau emang brotherable, Jadi pingin punya abang" kata Ara
"Aku mau kok jadi abangmu" ujar Jingga sambil tersenyum manis, sedangkan Ara memandangnya jijik
"Nggak akan!!" teriak Ara sambil menendang Jingga sampai terjungkal
"Dah ya gais, Assalammualaikum" ucap Rama diambang pintu
"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak, lalu...
Chicken wings, Chicken wings Hotdog and baloney Chicken and macaroni Chillin’ wit mah homiiieees
"Hpnya siapa?" tanya Darel
"Oddy" jawab Ian sambil menunjuk Oddy yang tidak segera mengangkat telfon tersebut, malah berjoget ala ayam jadi-jadian
"Cepet angkat Od!" perintah Ara menyuruh Oddy segera mengangkat panggilan ibunya
"Iya bu?...heem besok sekolah....nggak bakal telat, santai aja.....oke bu" kata Oddy lalu menutup telfonnya "gais aku pulang, bro aku pulang" lanjutnya sambil menepuk pantat Jingga
"Yoi"
"Brou, besok jangan tinggalin aku" peringat Oddy pada Darel, karena besok ia akan menebeng mobilnya
"Mankanya bangun pagi" kata Darel sambil menjabat tangan lelaki berkacamata yang hendak pulang itu
"Yan, pulang ya, makasih" kata Oddy sambil mengusap kepala Ian
"Ra, aku pulang" lanjut Oddy sambil mengulurkan tangannya seperti hendak menjabat tangan Ara, tapi diluar ekspetasi, ia malah menjambak rambut panjang Ara
"ODDY!" Teriak Ara geram, sedangkan Oddy tertawa keras sambil berlari keluar kamar Ian
"Kurang ajar dia" kata Ara kesal "Jingga, pulanglah. Daripada aku harus dengar kamu nyanyi ice cream chillin chillin di ringtonemu. Cepetan!"
"Yah, padahal aku nunggu loh, mama kok nggak telfon-telfon ya" kata Jingga sambil melirik Hpnya yang diatas nakas
"Salah satu contoh anak pungut" ejek Ian. Memang Ian, diam-diam menghayutkan
"Mungkin, kau dicoret dari KK" tambah Darel
"Kurang ajar" kata Jingga kesal
"Cepetan pulang!" perintah Ara
"Woy, yang punya rumah aja nggak ngusir aku" bantah Jingga sambil menunjuk Ian
"Mending kau pulang, mungkin mamamu sudah tidur" kata Darel
"Iya juga sih, yaudah, aku pulang ya gais" ucap Jingga, tak lupa ketika melewati Ian, ia mengusap kepalanya
"Hoamm, udah larut. Aku pulang ya" kata Darel sambil mengosek kecil puncak kepala Ian. Sedangkan Ian hanya tertawa kecil
"Iya, hati-hati"
"Woy, mak lampir" panggil Darel diambang pintu kepada Ara yang masih tiduran di kasur Ian "Jangan begadang" peringatnya
"Ya..kau jugaa, dasar tidak bercermin" jawab Ara. Darel hanya terkekeh sebagai jawaban
"Aah males besok sekolah" keluh Ara sambil duduk dikasur
"Tidurlah, biar besok nggak terlambat" nasihat Ian. Sedangkan Ara menjawab dengan anggukan
"Yan, kalo besok aku bangun telat, jangan nungguin aku ya" kata Ara. Ian menatapnya sambil tersenyum, tidak mengangguk ataupun menggeleng "yaudah aku pulang" lanjutnya sambil bangkit dari kasur dan menghampiri Ian yang duduk di karpet dekat meja belajar
"Jangan lupa minum susu" kata Ara yang hafal kebiasaan sahabat masa kecilnya itu
"Kau juga, jangan begadang" balas Ian yang hafal kebiasaan Ara yaitu selalu marathon film sebelum tidur
"Iya iya" jawab Ara sambil mengusap kepala Ian. Entah kebiasaan dari mana, mereka berlima suka mengusap kepala Ian dari dulu hingga sekarang, rasanya sangat nyaman dan lembut. "aku pulang, dadah" ucapnya sambil berlalu meninggalkan kamar Ian
Ketika melewati ruang keluarga Ian, Ara bertemu Om Andre -ayahnya Ian- sedang menonton TV
"Om, aku pulang dulu ya" kata Ara pada Om Andre
"Oh Ara, iya nak, hati-hati"
"Assalammualaikum" ucap Ara
"Waalaikumsalam" jawab Om Andre
Sedangkan di kamar seorang lelaki pendiam bernama Ian menghela nafas kesal, bagaimana tidak? Kamarnya selalu berantakan bagai diterpa angin topan jika kedatangan mereka berlima.
Bungkus snack berserakan dimana-mana 'ini pasti ulah Oddy' batin Ian yang hafal kelakuan mereka satu persatu
Stick PS berserakan, kabelnya terlilit nggak jelas 'ulah Ara dan Darel'
Ranjang yang berantakan dan sprei yang tak tertata 'ulah Jingga'
Dan masih banyak lagi
'kayaknya cuma Rama disini yang normal
Walau kesal dengan kelakuan sahabat-sahabatnya Ian nggak bisa marah, karena ia memang bukan tipe orang pemarah. Dan lagi ia selalu ingat perilaku mereka yang manis terhadapnya, Ian merasa terlindungi. Jika tidak ada mereka, mungkin Ian akan merasa menjadi orang paling lemah di dunia sekarang, teman-temannya lah yang selalu membuat Ian bangkit.
Ian memegang puncak kepalanya yang selalu menjadi usapan candu bagi sahabat-sahabatnya 'dasar kalian' batin Ian sambil tersenyum, itulah mengapa Ian tidak bisa marah atau kesal kepada sahabat-sahabatnya.
"Baiklah, ayo kita bereskan ini" kata Ian menyemangati dirinya sendiri
Selesai beres-beres, ia merebahkan dirinya di ranjang dan mulai membuka Hpnya pada saat itu Ayah tersayangnya masuk ke kamar sambil membawa segelas susu
"Sudah selesai beres-beresnya?" tanya Ayahnya sambil meletakkan segelas susu putih di atas nakas
"Sudah Yah, terima kasih Yah" ucap Ian
"Sama-sama, selamat tidur Ian" Ucap Ayah diambang pintu
"Selamat tidur juga Yah" balas Ian
•~•
TBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar