keluarga yang sederhana
Jam 4:30. Suara adzan shubuh terdengar lembut di telingaku. Aku beranjak dari tempat tidur lalu merapikannya. Setelah merapikan tempat tidur, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
“ nak ayo kita sholat berjamaah, setelah itu kamu bantu ibu bikin kue untuk jualan nanti” ucap ibuku.
“ iya bu bentar dulu, ini perutku sakit” ucapku sambil berteriak dari kamar mandi.
Setelah sholat aku merapikan mukena dan sajadahku, lalu beranjak ke dapur membantu ibu membuat kue dan sarapan. 1-3 bulan kedepan adlah musim paceklik kami harus mengencangkan ikat pinggang. Kali ini kami hanya makan singkong rebus diberi gula aren cair hmmm. Meskipun sederhana kami tetap bersyukur.
“ bu kali ini ibu mau bikin kue apa” tanyaku kepada ibuku.
“ ibu mau bikin getuk, dadar gulung, kue cucur, onde onde” ucap ibuku.
Ibuku sangat multitasking dalam apapun. Dia bisa membuat 4 kue sekaligus dalam waktun dua setengah jam. Aku menyiapkan bahan kue, ibuku selalu stok bahan bahan kue . Aku akan memberi satu alasan mengapa ibuku selalu membuat kue setiap pagi. Karena jualan kue ibuku selalu habis, memang kue buatan ibuku sangat enak. Aku suka membantu ibuku berjualan kue di sekolah pada jam istirahat. Teman temanku selau membelinya katanya enak sekali. Bahkan ada salah satu temanku dia orang yang masih tergolong mampu, dia pernah memborong semua daganganku yang berjumlah 15 buah untuk dirinya sendiri hingga teman temanku tidak kebagian. Katanya kue buatan ibujku sangat lezat.
Setelah rutinitas dapur selesai, aku berlari ke kamar mandi untuk bersiap siap sekolah.
“ woooy Gaby, cepetan dong kakak kebelet niih” teriak kak Ilham.
“iyaaa cerewet, sabar sebentar lagi juga selesai” ucapku balas berteriak.
Setelah selesai dari kamar mandi aku berlari kekamar untuk menggunakan baju. Setelah selesai, aku mengambil makanan yang sudah disiapkan di dapur lalu menuju ruang makan. Lalu menaruh makanan tersebut di meja. Aku kembali menuju dapur untuk membuatkan bapak kopi hitam. Setiap pagi aku harus membuatkan kopi untuk bapak itu sudah menjadi rutinitas pagiku.
Setelah membuat kopi, aku berjalan menuju beranda depan untuk memberikan kopi tadi kebapak.
“ selamat pagi pak, ini kopinya ” ucap ku kepada bapak sembari menaruh kopi.
“ pagi juga Gaby, waah terimakasih ” ucap bapak sambil menyimpan kacamata dan korannya.
“ pak nanti kalau Gaby udah lulus sd Gaby tetap lanjut sekolah kan “ tanyaku hati hati.
“ insyaallah bapak usahakan, yuk masuk kita sarapan pagi” ucap bapak.
Lalu aku dan bapak masuk kerumah menuju dapur, ibu dan kedua kakakku sudah menunggu.
“ selamat makan semua” ucap bapak, lalu kami mengambil nasi dan tempe dengan sayur kangkung. Ibuku pandai membuat tempe sendiri, juga kangkungnya ditanam di halaman rumah yang cukup luas. Ibuku juga menanam bumbu dapur lainnya seperti jahe, kunyit, lengkuas, kencur, bawang bawangan dan bumbu dapur lainnya.
Selesai makan aku dan kak Ilham berpamitan kepada ibu dan bapak untuk sedangkan kak Barin mengambil kue yang sudah dibuat oleh aku dan ibu untuk dijual ke warung warung.
“ bapak mau berangkat ke kebun dulu ya assalamualaikum” ucap bapak.
Setelah bapak pergi, aku berpamitan kepada ibu untuk berangkat sekolah.
“ Assalamualaikum “ ucapku dan kak Ilham.
Aku dan kak Ilham berjalan bersama sampai ke perempatan kami berpisah, aku berbelok ke kanan sedangkan kakakku berbelok ke kiri. Sesampainya aku disekolah, aku disambut oleh sahabat sahabatku yaitu Lamtiur, Nariti, dan Tarida.
Nah guys sampe situ dulu disini Cuma nyeritain keluarga dan rutinitas pagi .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar