Munajat
Petang yang berganti malam
Di dua pertiga pergantian hari
Malam yang lalu bagaikan kelam
Tak ada harapan, hanya sekadar curahan hati
.
.
.
Di malam ini jiwa terbawa dalam dunia reliji
Menjadi bagian dari dunia yang tereinkarnasi
Pancaran cahaya yang kau pancarkan
Melebur dalam nadi setiap daksa
Yang hingga kini melupa pada pencipta
.
.
.
22 Tahun 2 Bulan 22 Hari yang kau isi
30 juz membekas, tercium arumi
Lantas mengapa insanmu terlena pada ciptaan mu yang lain?
Hingga mereka melupa pada penciptanya
.
.
.
Ayat- ayat cinta kasih yang kau beri
Kadang kala ketakutan yang bersemayam dalam diri
Kala diksi-diksi yang memperingati
Untuk tetap mencari ridho ilahi
Hingga redup nya sang indurasmi
.
.
.
Belum tentu malam kan kembali
Tuk membawa ketenangan hati
Boleh jadi esok atau lusa kita kan menghadap ilahi
Ingin ku sampaikan puisi ini sebelum itu terjadi
Semoga kan kekal dan abadi
Seperti malam ini ku bermunajat melantunkan ayat-ayat suci
.
.
Bandar Lampung, 9 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
wow,, masyaAllah tulisannyaaa
Mantap neng,keren