Aqeela Hafidzah Aiman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
1 || Belajar Al Qur'an

1 || Belajar Al Qur'an

حَافِظُ القُرْآنِ

Haafidhul Qur’ani (Penghafal Al Qur’an)

1|| Belajar Al Qur’an

Pada suatu pagi..

Dirumah, Alisha hanya bersama umi. Kedua kakaknya sekolah, dan abinya kekantor. Saat ini, Alisha masih berusia 3 tahun. Ia sedang belajar Al Qur’an bersama uminya. Selain belajar tajwidnya, Alisha juga belajar memengerti artinya, juga panjang pendeknya dan lainnya.

“Umi, kenapa sih kita harus baca Al Qur’an?” tanya Alisha yang masih belia itu bertanya pada umi.

“Jika membaca Al Qur’an pahalanya besar, sayang,” jawab umi.

“Pahala?” Alisha bingung. Umi menggangukan kepala.

“Apa itu pahala umi?” tanya Alisha penasaran.

Umi ternyum melihat perilaku Alisha, masih belia ingin mengetaui tentang pahala. Lalu, umi mendekat kearah Alisha dan mengulurkan kedua tangannya. Umi merangkuh Alisha, lalu umi menjelaskan tentang pahala.

“Yang dimaksud dengan pahala adalah balasan atau imbalan baik dari Allah STW bagi hamba-Nya yang taat atas perintah Al Qur’an dan juga sunnah Rasulullah SAW, sayang..,” jawab umi.

“Kalo mau dapat pahala, harus ngapain?” tanya Alisha tambah penasaran.

Umi pun membacakan satu ayat didalam Al Qur’an. Umi juga membacakan artinya “Berkatalah orang orang yang dianugerahi ilmu : ‘Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah STW adalah lebih baik bagi orang orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diproleh pahala itu, kecuali orang orang yang sabar’.” (Al Qashash : 80).

Kemudian umi melanjutkan, “Ganjaran dunia itu berbentuk materi dan kenikmatan duniawi yang kini telah bisa kita rasakan. Sedangkan ganjaran akhirat bebrbentuk Syurga dengan segala kenikmatannya, yang hanya bisa dirasakan nanti setelah kiamat, sayang..,” jawab umi.

“Hmm.. Kalo mau dapat pahala baca Al Qur’an juga ya, umi?” tanya Alisha.

“Iya dong, sayang..,” jawab umi.

“Kalo dapat banyak pahala masuk Syurga?” tanya Alisha. Umi mengganguk.

“Kalo penghafal Al Qur’an dapat apa diSyurga?” tanya Alisha lagi.

“Sama dengan yang lainnya, hanya saja jika penghafal Al Qur’an bisa memberikan mahkota kepada kedua orang tuanya,” jawab umi.

“Alisha mau jadi penghafal Al Qur’an 30 juz deh! Biar bisa memberikan mahkota buat umi sama abi,” kata Alisha

Umi terharu, lalu umi memeluk Alisha seraya berkata, “Alisha sayang.. Penghafal Al Qur’an tidak perlu mengkhatam kan 30 juz. Hanya beberapa juz masih bisa dibilang penghafal Al Qur’an, yang penting, Alisha harus mengamalkannya juga,” jelas umi.

“Oh begitu ya umi,” Alisha mengangguk angguk mengerti. Alisha pun melanjutkan muroja’ah dengan umi..

----------------------------

Beberapa tahun kemudian..

Sekarang, Alisha sudah berusia 6 tahun. Ia duduk dikelas 1 SD, di SDIT IM, kependekan dari Sekolah Dasar Islam Trepadu Insani Muslim.

Alisha tengah berjalan menuju kelasnya, 1B.

“Alisha! Assalamu’alaikum!” sapa seseorang dari belakang.

“Waaslaikum’salam, eh kalian? Ada apa?” tanya Alisha.

“Hehehe.. Gpp, suma mau nyapa aja,” kata seorang dari keduanya yang bernama Khalisa. Orang disebalah Khalisa, Qanita, menggangukan kepala.

“Oh,” kata Alisha. Kemudian, Alisha, Khalisa dan Qanita menuju kelas bersama.

“Eh, kata ustadzah Azizah, nanti ada lomba,” kata Qanita.

“Lomba?” tanya Alisha dan Khalisa.

“Iya,” jawab Qanita.

“Lomba apa?” tanya Khalisa.

“Kalo ngga salah, lomba Tahfidz,” jawab Qanita.

“Lomba Tahfidz?! Yang bener?!” kaget Alisha.

“Iya,” jawab Qanita.

“Dah, ayo cepet masuk kelas, bentar lagi bel masuk loh!” kata Khalisa. Mereka pun langsung masuk kelas.

----------------------------

Dikelas..

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, murid murid..!” sapa ustadzah Retsya, wali kelas 1B.

“Waalaikum’salam Warahmatullahi Wabarakatuh, ustadzah!” jawab para murid.

“Baiklah.. Sebelum belajar, ustadzah beritau jika, setelah istirahat kemasjid sekolah,” jelas ustadzah Retsya. “sekarang, buka buku tema 5, baca halaman 167 sampai 170, lalu kerjakan halaman 170 sampai 172, soal esai tidak usah dikerjakan,”

Kelas pun seketika hening, seluruh murid tengah fokus pada buku masing masing.

----------------------------

Kring...! Kring..! Suara bel istirahat berbunyi...

“Baik, kumpulkan buku, baca hamdalllah boleh istirahat!” ucap ustadzah Retsya.

“Alhamdulillahi rabbil alamin!” ucap para murid serempak.

Mereka semua pun mengumpulkan buku tema dimeja ustadzah Retsya. Sebagian berhamburan kekantin.

Dikelas 1B hanya ada Alisha, Khalisa dan Qanita.

“Ngapain ya?” tanya Qanita.

“Belajar Al Qur’an yuk!” ajak Alisha.

“Yuk!”

“Hmm.. Gimana kalo kasih pertanyaan? Contohnya, aku ngasih pertanyaan ke Alisha, Alisha ngasih pertanyaan ke Qanita, Qanita ngasih pertanyaan keaku. Gimana? Mau gak?” usul Khalisa.

“Boleh tuh,” jawab Alisha dan Qanita menerima usulan Khalisa.

“Oke! Siapa dulu nih?” tanya Qanita.

Alisha dan Khalisa menggelengkan kepala, tanda tidak tau.

“Hmm.. Dari yang lebih muda aja!” kata Qanita.

“Berarti Alisha duluan,” balas Khalisa.

“Tunggu tunggu, ana yang dikasih pertanyaan atau yang ngasih pertanyaan?” tanya Alisha.

“Terserah kamu aja,” jawab Qanita.

“Oke oke. Ana yang ngasih pertanyaan duluan yah,” kata Alisha.

“Oke,”

“Juz.. 28 ya,” kata Alisha. Khalisa dan Qanita menggangukkan kepala, tanda setuju.

----------------------------

Kring..! Kring...! Suara bel masuk berbunyi..

“Ayo kemasjid,” ajak Qanita. Ketiganya pun segera menuju masjid dengan membawa Al Qur’an masing masing..

----------------------------

Sampainya dimasjid sekolah..

Alisha, Khalisa dan Qanita duduk ditempat kosong. Beberapa menit kemudian, ustadz Harits maju kedepan. Sepertinya ada kabar penting..

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” ucap ustadz Harits.

“Waalaikum’salam Warahmatullahi Wabarakatuh, ustadz!” jawab para murid kelas 1.

“Ustadz kabarkan, jika minggu depan akan diadakan lomba Tahfidz, siapa yang ingin mengikutinya?” kata ustadz Harits. Yang tadinya ramai, seketika suasana hening.

“Baiklah, wali kelas kalian masing masing akan memberikan sebuah formulir pada kalian, jika ingin mengikutinya, bisa ditulis lalu dikumpulkan, waktu pengumpulan maksimal hari rabu!” kata ustadz Harits. “Sekarang, kalian waktunya TTQ (Tilawah Tahfidz Qur’an)!”

Suasana pun kembali ramai. Mereka menuju guru ngaji masing masing..

--------------Bersambung--------------

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus. Lanjut!

06 Jul
Balas

InsyaAllah. Syukron

06 Jul

'Afwan

07 Jul



search

New Post