“GURUKU ADALAH MOTIVASIKU”

Inilah saya seorang anak berumur 14 tahun yang sedang mengejar mimpi dan cita-cita untuk masa depan. Perkenalkan saya Anang sholihen MZ, saya adalah salah satu siswa di SMPN 5 Pamekasan yang ada di Madura. Sekola ku termasuk salahsatu SMP yang sangat mendapat aspreasi dari masyarakat. Setiap tahunnya banyak orang tua siswa-siswi yang mendaftarkan Anak-anaknya di sekolahku.

Saya masih ingat kisah penuh emosi di kala itu. Saat dimana saya masih pertama kali memakai baju putih biru, berdasi dan bertopi dengan lambang Tut Wuri Handayani. Saat pertama kali masuk sekolah saya datang dengan malu-malu dan tidak mempunyai teman. Jam 06.45 WIB saya sudah harus tiba di sekolah dan menaruh tas yang berat itu ke dalam kelas untuk memulai pelajaran.

Pada saat hari pertama masuk sekolah saya duduk di kelas 7A.Saat menjelang ujian kelas 7 akhir, saya merasa sangat malas melakukan segala sesuatu sehingga berdampak juga pada aktivitas belajarku. Saya belajar hanya saat kondisi mood sedang baik saja, selebihnya waktu saya hanya di isi dengan tidur atau bermain. Setelah melewati masa-masa ujian kenaikan kelas, Saya yakin bahwa nilai saya akan mengalami penurunan. Sudah pasti saya akan berada di kelas 8A yang terkenal dengan isinya murid-murid nakal dan pemalas. Benar saja, saat hari pembagian kelas tiba, namaku berada dalam daftar siswa-siswi penghuni kelas 8A. Di sekolah kami, memang anak-anak kelas huruf A dan B tidak begitu banyak di sukai oleh guru. Kebanyakan dari mereka nakal, susah di atur, suka membuat onar, serta di cap sebagai siswa-siswi pemalas. Saya cukup menyesal karena saat itu memilih malas-malasan daripada belajar untuk ujian kenaikan kelas.

Di kelas 8 inilah saya bertemu wali kelas sekaligus guru ipa yaitu ibu Anita beliau memotivasi saya dan membangunkan semangat saya kembali untuk giat belajar. Meskipun dengan mempunyai kesibukan Beliau sering meluangkan waktunya untuk memimbingku. Maka dari itu saya tidak putus asa dan selalu giat belajar. Hingga suatu hari saya mengikuti lomba Olimpiade MIPA tingkat Kabupaten meskipun saya selalu gagal untuk menjadi seorang juara. Maka dari kegagalan itu saya semakin giat belajar agar menjadi seorang juara.

Tiba saatnya menjelang ujian kenaikan kelas, saya berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama seperti tahun lalu. saya belajar bersungguh-sungguh supaya bisa masuk kelas 9F yaitu kelas yang di kenal dengan kelas unggulan. Kesadaran ini membuatku bangkit dan termotivasi agar tidak sebagai anak pemalas lagi. Setelah pulang sekolah dan saat malam hari saya belajar untuk mempersiapkan ujian.

Hingga tiba hari ujian, saya bersyukur karena bisa mengerjakan seluruh soal dengan mudah. Semua pelajaran selama dua semester ini bisa saya kuasai sehingga menjawab soal ujian bukan hal yang sulit. Setelah pembagian rapot saya medapatkan nilai yang tinggi dan menjadi juara kelas 8A.

Setelah kenaikan kelas 9 saya berhasil masuk kelas 9F yaitu kelas yang di kenal dengan kelas unggulan dikelas itulah saya memiliki banyak teman yang memilkii prestasi dan guru yang memotivasi ku. Maka dari itu saya lebih giat belajar untuk bisa bersaing dengan mereka.

HIdupku terasa berarti ketika saya mengenal sosok guru yang baik hati. Beliau bernama Bapak syaiful rizal. Beliau merupakan guru favoritku betapa tidak guruku adalah seorang guru yang berprestasi. Segudang prestasi dalam bidang menulis khususnya banyak Beliau raih. Karena beliau saya ingin mengikuti jejaknya dalam menjadi seorang penulis. Maka dari itu aku tidak putus asa dan selalu giat belajar. Meskipun dengan mempunyai banyak kesibukan Beliau selalu meluangkan waktunya untuk membimbingku cara menjadi seorang penulis. Hingga suatu hari saya mengikuti lomba menulis tingkat Kabupaten, Alahamdulillah saya mendapat juara dua. Pertama kalinya saya mendapat juara selama ini. Usahaku memang tidak mudah. Berkat beliau saya dapat membanggakan kedua orang tua saya.

Sekian pengalaman belajar saya saat duduk di bangku SMP dan bertemu dengan guru yang membangun semangat saya.