SEMANGAT RAMADAN (Oleh: Amirah Ardana) SD Negeri 17 Tanjungpandan Belitung
Saat bulan puasa tiba, kami menyambutnya dengan penuh sukacita. Rasanya tidak sabar menunggu Ramadan tiba. Suasana Ramadan memberi kesan tersendiri. Semangat menjalani puasa terbangun dalam keluarga kami. Bulan Ramadan begitu istimewa. Dini hari sudah terdengar suara salam.
“Assalamukum… bapak-pabak, ibu-ibu, anak-anak, bangun… sahur… sahur… sahur… sahur….” Begitulah bunyi suara orang di masjid, menghimbau warga kampung untuk bangun melaksanakan sahur.
Marhaban ya Ramadan. Aku teringat pengalamanku Ramadan tahun lalu. Aku terjaga, begitu mendengar suara himbauan sahur. Aku bangunkan saudara kembarku, yang biasa aku panggil Kakak. Ceria, semangat aku memanggilnya. Supaya Kakakku segera bangun dari tidurnya. Ketika dia sudah terjaga, aku segera mengajaknya mengambil kaleng celengan bekas, yang sudah kami siapkan sebelum tidur. Kemudian kami pukul dengan sendok, Seraya berteriak “sahur… sahur… sahur… sahur.” Dengan maksud membangunkan semua keluarga di dalam rumah.
Mendengar bunyi kaleng dan suara kami yang cukup keras. Ibu segera menghampiri kami. Ibu pun tersenyum melihat tingkah laku kami. Demikian sebaliknya, melihat ibu yang sedang memegang setangkai kangkung, kami tersenyum juga. Rupanya ibu sedang masak. Kami mengira ibu masih tidur. He… he… he…. Kami jadi malu.
Dengan semangat, kami bergegas beranjak dari tempat tidur pergi mencuci muka, menggosok gigi. Kemudian membantu Ibu dan Nenek menyiapkan piring, air minum, dan air untuk mencuci tangan. Setelah makanan disajikan, aku diminta kakakku membangunkan Abang Aldin, Abang Fatur dan ayah untuk makan sahur. Sambil menonton acara Islami di TV, kami menikmati makan sahur bersama dengan bahagia.
Setelah sholat Subuh berjamaah, aku bebas beraktivitas. Tentunya yang tidak terlalu melelahkan. Alhamdulillah…, sahur yang cukup. Niat ikhlas untuk beribadah. Membuat aku dan keluargaku semangat melaksanakan puasa dengan baik di siang hari.
Selesai melaksanakan sholat Asar, aku bersama kembaranku kembali membantu Ibu dan Nenek di dapur. Kami membuat minuman cincau sirup. Untuk persiapan berbuka puasa. Aku diminta untuk memotong cincau. Aku senang dan bisa melakukannya.
Hari itu godaan datang menghampiriku. Begitu melihat hidangan berbuka puasa sudah siap di meja. Rasanya aku tidak sabar ingin berbuka puasa. Air liurku pun terbit. Istighfar…, ya Allah kuatkan imanku… sudah tergoda melihat hidangan berbuka puasa. Sabar… sabar… Amirah. Kamu pasti bisa. Amirah anak hebat. Bisikku dalam hati.
Alhamdulillah, dengan semangat, puasaku pun selamat. Sirine tanda berbuka puasa untuk wilayah Tanjungpandan sudah berbunyi. Asyik… waktu berbuka puasa telah tiba. Aku segera duduk tertib di depan sajian berbuka puasa. Kami segera membaca doa berbuka puasa bersama, kemudian membatalkan puasa. Memakan kurma dan meminum sedikit air putih. Kami segera melaksanakan sholat Magrib berjamaah. Setelah itu kami menyantap makanan yang sudah dihidangkan.
Aku harus disiplin. Karena setelah makan, tidak lama kemudian kami harus bersiap-siap melaksanakan sholat Isya dan tarawih bejamaah. Karena pandemik virus Covid -19 sedang mewabah, kami melakukan ibadah di rumah saja. Syukur atas nikmat yang diberikah Allah SWT. Berkat semangat Ramadan, aku bisa berpuasa satu bulan penuh. Semoga puasa tahun ini akan lebih baik lagi. Berharap virus corona segera musnah. Biar aku dan kita semua bisa bebas datang ke masjid beribadah bersama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus kak, sukses terus ya kak
Bismillahirrahmanirrahim