Sebelum Covid-19 aku selalu merasa bahagia berada disekolah. Bebas beraktivitas, bermain bersama teman-teman dengan sesuka hati. Saat mendengar bunyi suara bel istirahat, aku dan sahabatku yang bernama Faira Yuswan Tigas. Selalu buru-buru pergi ke kantin sekolah. Setelah selesai menyantap makanan. Kami tidak berlama-lama dikantin. Buru-buru pergi menuju kedekat ruang kelas. Ingin bermain bola bekel. Sesekali kami bermain lempar botol. Setelah jam istirahat selesai kami segera masuk kelas. Untuk mengerjakan tugas kempok yang diberikan bapak guru, hingga selesai jam pelajaran.

Suatu hari kami keasyikan bermain. Sehingga agak terlambat masuk kelas. Sampai ditegur oleh seorang guru . Aku dan temanku segera diam-diam menuju kelas. Kami berjalan hati-hati takut dilihat dan ditegur guru yang lain. Alhamdulillah begitu tiba dikelas. Selamat… selamat… ternyata guru kami belum tiba dikelas. Beliau masih ada keperluan di ruang Tata Usaha (TU).

Selain itu, aku dan teman-temanku pernah juga membuat kehebohan lainnya. Ketika itu bapak guru belum masuk kelas. Kami bernyanyi-nyanyi. Temanku Faiza, Dini, Rania, Ranya dan Belva terlihat semangat. Kami berjoget didalam kelas dan bermain petak umpat.

Setelah bapak guru kelas kami datang, kami berhenti bermain. Segera melanjutkan mengerjakan soal latihan, dan membahas soal di buku tematik dengan tekun. Hingga bel pulang pun berbunyi, dan kami bersiap-siap pulang. Menjelang dijemput orang tua masing-masing. Kami masih sempat berkumpul dan bermain bersama. Sambil menunggu jemputan.

Tapi setelah Covid-19 tiba, kami tidak seperti dulu lagi. Kami melakukan belajar daring dari rumah masing-masing. Keadaan ini berlangsung beberapa bulan. Sampai masa New Normal. Masuk sekolah berseling.

Saat sekolah dimasa New Normal, semuanya tidak seperti dulu. Ketika bel istirahat telah tiba. Kami tidak lagi pergi kekantin sekolah. Aku membawa bekal dari rumah. Begitu juga temanku. Tidak bisa jajan bersama dan makan bersama teman-teman dikantin. Tidak bisa bermain bekel. Pembelajaran pun tidak fuul. Karena kami tidak boleh lama berada disekolah.

Tidak bisa dekat berkumpul dengan teman, harus jaga jarak. Tidak boleh salim dengan guru. Siswa dikelas hanya berjumlah 16 orang saja. Jadinya aku kurang semangat belajar. Sehingga aku merasa ketinggalan pelajaran. Buruknya, saat pelajaran PJOK beberapa kali aku sempat dimarahi oleh Pak guru. Aku merasa sedih. Banyak hal yang tidak aku suka dengan adanya covid-19.

Ketika waktu pulang sekolah tiba, kami tidak boleh berlama-lama disekolah. Kami harus segera dijemput. Tidak bisa bermain seperti dahulu. Tidak bisa kerja kelompok. Harus melakukan kegiatan belajar sendiri di rumah.

Kapan covid ini bisa hilang? Aku tidak mau lagi ketinggalan pelajaran. Agar aku bisa naik kelas. Semenjak Covid-19 aku tidak pernah lagi melihat teman terdekatku. Aku rindu ingin bersua. Rasanya sedih. Karena kelas kami dipecah menjadi dua bagian.

Karena jarang bertemu, aku merasa sikap sahabatku sedikit berubah. Kami berbeda kelas. Dia kelas IV 2, sedangakan aku kelas IV3. Aku berdoa agar corona segera hilang. Supaya kami bisa seperti dulu lagi. Kami ingin sekolah setiap hari. Kalau belajar dirumah tidak konsentrasi. Malas tidak ada teman.

Teman-teman kita harus berdoa. Semoga keadaan kembali seperti dulu lagi. Kita bisa selalu bersama. Kita bisa berkumpul dan bermain bersama.