Ambar Dyah Ayu Pramesty

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Merindukan yang Dulu

Merindukan yang Dulu

Merindukan yang Dulu

Pengumuman libur dua minggu sekitar dua tahun lalu membuat beberapa siswa merasa senang, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat kita berpikir belajar akan lebih menyenangkan, tetapi setelah dirasakan ternyata tanggung jawab sebagai siswa semakin berat, tugas yang selalu di tunda dengan berbagai alasan sehingga jelang deadline terlihat lebih dari satu, otomatis kemalasan mengikuti setiap siswa.

Tidak semua orang tua memiliki waktu untuk mendampingi putra putrinya belajar dengan alasan urusan pekerjaan. Sesungguhnya siswa juga sangat mendambakan bimbingan dan arahan untuk membantu mengerjakan tugas dari sekolah.

Dunia pendidikan terkena imbasnya karena adanya pandemi, beberapa kali sekolah memberikan harapan kepada siswa dengan memberikan pengumuman pembelajaran tatap muka, tetapi pada akhirnya pembelajaran tetap dilakukan secara daring.

Bukan hanya pendidikan yang berdampak tetapi perekonomian juga mengalaminya. PPKM membuat diluar sana kehilangan pekerjaannya, pengurangan jam kerja berdampak pada gaji yang diterima. Pedagang yang diharuskan mengurangi jam layanan bagi konsumen. Semua berdampak pada rakyat kecil.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat siswa menyepelekan tugas yang diberikan Bapak dan Ibu guru, dalam pandangan siswa sekolah tatap muka pasti akan ditunda lagi. Pada kenyataannya memang terjadi juga.

Berbagai kesulitan dialami siswa, mulai dari pemahaman materi, pembelian kuota untuk belajar karena perekonomian yang menurun. Kebosanan dan kejenuhan terus melanda. Bagaimana tidak? Perbedaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat terlihat jelas. Siswa yang biasanya belajar bersama, bertanya dengan guru pengajar sekarang merasakan kesepian sebab harus belajar sendiri tanpa adanya teman.

Lockdown secara terbatas hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dilakukan pemerintah dan masyarakat tetapi saat ini belum memperlihatkan hasil secara maksimal, Sehingga PPKM kembali terulang.

Banyak siswa yang bertanya, kapan pandemi ini berakhir? akankah belajar di sekolah bersama dan bertemu dengan teman semua dapat terlaksana? bilamana bercanda dan berpelukan dengan sahabat di sekolah? Bersalaman dengan Bapak dan Ibu guru? Kapan semua akan terlaksana? tidak ada yang bisa menjawab semua pertanyaan ini karena belum ada kepastian yang hakiki.

Sudah pasti siswa lebih menyukai pembelajaran seperti biasa, dimana mereka dapat berkumpul dan bertemu dengan teman teman tanpa takut akan terpapar virus Corona. Tak terhitung banyak korban yang telah terenggut nyawanya karena wabah ini, tak memandang usia dari anak kecil, remaja, anak muda sampai tua bahkan siswa sudah harus menerima kenyataan menjadi anak yatim atau yatim piatu .

Ayo kita menjaga kesehatan, mematuhi protokol kesehatan yang sudah diberlakukan oleh pemerintah. Bergandengan tangan melawan virus Corona, agar kita bisa menjalani kehidupan secara normal seperti sediakala, taka ada ketakutan saat bertemu muka dengan orang lain.

Profil penulis:

Ambar Dyah Ayu Pramesty lahir pada tanggal 23 September 2006 di Semarang, Jawa Tengah. Anak bungsu dari dua bersaudara dari bapak Rohadi dan ibu Sri Indayati. Saat ini penulis duduk di kelas sembilan. Bersekolah di SMP Negeri 5 Ambarawa. Penulis dapat dihubungi melalui WA 083127825986.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post