Chap 1
CHAPTER 1
SIENNA DAN PERTANYAAN TENTANG TUHAN
Sienna kecil berlari menghampiri papa dan mamanya. Terengah-engah ia berkata, “Papa, mama… di tv barusan ada yang bilang kalau setiap agama itu ada tuhannya masing-masing. Apa benar begitu?” Mamanya menjawab, “Sebenarnya tuhan kita semua itu sama, hanya saja sebutannya berbeda,”
“Terus kenapa papa dan mama memilih tuhan Allah? Dan kenapa memilih Islam?” Papa terlihat sedikit mengernyitkan dahi dan nampak berusaha menjawabnya hati-hati.
“Hmmm… karena papa dulu diajari oleh kakek dan nenek dan itu harus dijalani.”
“Berarti ngikut kakek-nenek aja ya?”
“Iya, papa sama mama merasa cocok saja dengan itu, ditambah lagi banyak yang beragama Islam. Jadi… makin cocok aja.”
“Berarti kita bebas memilih dong” Sienna duduk di pangkuan papanya. Orang tuanya terlihat agak kebingungan untuk menjawab pertanyaan putri kecilnya.
“Yah, boleh-boleh aja sih. Semua agama kan mengajarkan kebaikan. Sienna nanti kalau sudah besar juga boleh memilih”
Sienna kecil nampak berusaha mencerna seluruh perkataan orangtuanya. Ia kemudian tersenyum ceria. “Baiklah pa, aku akan mencari tuhan yang cocok untukku. Aku akan berpetualang mencari tuhanku, dan saat dewasa nanti aku akan mempunyai tuhan yang kupercayai!”
Orangtua Sienna hanya saling memandang, dan tertawa kecil ‘hanya pikiran anak kecil, nanti juga lupa’ batin mereka. Anak 7 tahun tidak mungkin serius memikirkan urusan yang bahkan orang dewasa saja jarang membahasnya.
Sienna keluar dari kamarnya, sambil setengah berlari turun tangga menuju ruang tengah. “Pa, ma, aku telah memutuskan,” Sienna berbicara setengah berteriak. Papa dan mama yang berada di ruang tengah sedang menonton tv seketika menoleh.
“Memutuskan apa sayang?” Sienna duduk di sofa sebelah mama. Ia menjawab dengan antusias. “Aku akan menjadi seorang Muslim seperti mama dan papa, tetapi aku akan hidup sesuai keinginanku. Bolehkan begitu?”
“Well, jika itu cocok untukmu. Kenapa tidak?” Sienna tersenyum, bangga dengan keputusannya.
Papa dan mama hanya tertawa kecil melihat putrinya bertingkah seperti itu ‘hanya pikiran remaja labil yang sedang mencari jati diri, memutuskan agama dan tuhannya’ bagi mereka urusan itu sesuatu yang remeh. Apalagi keputusan yang diambil Sienna sama dengan jalan yang mereka lakukan. Menjadi muslim warisan orang tua dan hidup biasa tanpa mengerti apa isi agamanya, apa pesan Tuhan dan NabiNya. Berbuat sesuai kata hati dan kata mood. Aman dan selamat-selamat saja hingga Sienna berusia sekarang, 15 tahun.
Namun, petualangan Sienna dalam mencari Tuhan dan agama tidak hanya sampai situ saja. Ia tidak bermain-main dalam urusan ini. Sejak hari ia bertanya kepada papa dan mamanya, hari-hari berikutnya ia memulai pencariannya. Dengan keterbatasan akalnya, Sienna kecil sempat mengobrol dengan beberapa teman sekelasnya yang ia pandang cerdas. Dengan polosnya pun ia bertanya kepada gurunya. Ia bahkan berbincang dengan bu kantin yang nampak taat dalam beragama.
Diserapnya semua informasi itu meskipun kadang berujung pada kebingungan atau keputusasaan. Meskipun tidak intens pencariannya, yang pasti cita-cita ‘bertemu Tuhan saat dewasa’ tetap menjadi fokusnya
Dugaan orang tua bahwa Sienna hanyalah gadis ciik hang iseng berfanya ternyata salah. Perkiraan mereka meleset. Bahkan di jelang usia 15 tahun ia makin menggebu seakan akan dikejar deadline peneguhan atas cita cita bertuhannya. Ya, hingga gadis kecil yang polos itu beranjak dewasa, ia masih saja bertanya dan membaca tentang pertanyaan besar dalam hidupnya. Mungkin karena usianya masuk pada fase pencarian jati diri, hingga ia merasa ada lubang dalam hatinya. Ketika ia belum menemukan jawabannya.
Dari seluruh pencariannya, ia menyimpulkan bahwa tak perlu susah memikirkan Tuhan. Cukup ikuti saja yang mereka katakan “naluri atau kata hati” Dan isilah hari-hari mengikuti nurani juga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar