Gadis penjual gorengan itu adalah Viby. Dia hidup di keluarga sederhana, ibunya seorang penjual gorengan dan bapaknya seorang tukang becak. Sepulang sekolah Viby membantu ibunya berjualan gorengan di pasar.

Keesokan harinya, Viby bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. "Ibu, ViBy berangkat ke sekolah ya bu" sambil mencium tangan ibunya. "Iya Nak, belajar dengan giat ya" sambil mengelus rambutnya putrinya.

Viby berangkat ke sekolah dgn menaiki sepeda tuanya. Dia tidak pernah mengeluh berangkat ke sekolah, walau pun jarak dari rumah ke sekolah itu jauh. Dia tetap bersemangat.

Sepulang sekolah, dia langsung ke pasar untuk membantu ibunya berjualan di pasar. Sesampainya di pasar,

"Aaahh akhirnya kamu sampai juga nak" kata Ibu Viby.

"Iya bu, maaf kalau telat" jawab Viby sambil mencium tangan ibunya.

"Iya tidak apa-apa" jawab ibunya.

"Oh iya ibu duduk saja biar aku yang menjual gorengan" kata Viby.

Beberapa menit kemudian, Viby tidak sengaja melihat anak kecil di pinggir jalan sedang kelaparan. Dia pun menghampiri anak kecil itu dengan seplastik gorengan.

"Hai adik" kata Viby.

"Hai juga kakak" jawab anak kecil itu.

"Adik lapar atau tidak?" tanya Viby.

"Hmmm iya kak" jawabnya.

"Wah kebetulan kakak bawa gorengan, ini buat kamu, dik" kata Viby sambil memberi seplastik gorengan kepada anak kecil itu.

"Wow makasih ya kak" sambil makan gorengan.

"Orang tuamu dimana dik? Dan tempat tinggalmu?" tanya Viby.

"Oo orang tuaku meninggal kak, aku juga tidak punya tempat tinggal" anak kecil itu pun mulai menangis.

Dalam hati Viby berkata "beruntungnya aku masih mempunyai orang tua dan tempat tinggal yang layak".

Intinya, kita harus banyak bersyukur dengan apapun yang kita miliki saat ini. Karena di luar sana masih banyak orang yang lebih membutuhkan dan kurang beruntung.